Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hujan Meteor Desember 2024, Catat Tanggal dan Waktunya!

ilustrasi mengamati hujan meteor (pixabay.com/felix_merler)
ilustrasi mengamati hujan meteor (pixabay.com/felix_merler)

Puluhan fenomena astronomi akan mewarnai langit di bulan Desember 2024, salah satunya adalah hujan meteor. Dalam astronomi, hujan meteor merupakan fenomena yang terjadi ketika Bumi melewati lintasan yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Saat melewati lintasan tersebut, puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal akan masuk ke atmosfer Bumi karena tertarik oleh gaya gravitasi.

Saat memasuki atmosfer Bumi, puing-puing komet atau asteroid tersebut bakal berubah menjadi meteor. Dengan warna dan kecepatan yang beragam, meteor-meteor tersebut menciptakan fenomena yang kita kenal sebagai hujan meteor. Nah, bagi kamu yang ingin menyaksikan fenomena hujan meteor secara langsung, kamu bisa mewujudkannya di bulan Desember ini.

Di bulan Desember 2024, bakal ada beberapa hujan meteor yang akan turun ke Bumi. Hujan meteor apa sajakah itu? Yuk, simak daftarnya di bawah ini! 

1. Hujan meteor Pheonicid

ilustrasi hujan meteor Pheonicid (pixabay.com/TheOtherKev)
ilustrasi hujan meteor Pheonicid (pixabay.com/TheOtherKev)

Bulan Desember 2024 akan dibuka oleh hujan meteor Pheonicid. Aktif pada 28 November—9 Desember, hujan meteor ini bakal mencapai puncaknya pada 2 Desember 2024. Saat mencapai puncaknya, Pheonicid diprediksi akan memproduksi hingga 12 meteor per jam.

Dilansir Universe Guide, hujan meteor ini berasal dari sebuah komet yang bernama D/1819W1 (Blanpain). Komet tersebut diyakini sudah hancur di luar angkasa. Jika dilihat dari periodenya, Blanpain termasuk komet periode pendek dengan periodeorbit (satu kali mengelilingi Matahari) 5,2 tahun sekali.

Hujan meteor Pheonicid bisa disaksikan mulai senja hingga dini hari. Waktu terbaik untuk mengamatinya yakni pada pukul 20.00 WIB, ketika titik pancarannya memuncak di cakrawala. Adapun hujan meteor ini akan muncul dari arah konstelasi (rasi bintang) Phoenix.

2. Hujan Meteor Puppid-Velid

ilustrasi hujan meteor Puppid-Velid (pixabay.com/Mylene2401)
ilustrasi hujan meteor Puppid-Velid (pixabay.com/Mylene2401)

Hujan meteor Puppid-Velid akan aktif pada tanggal 4—17 Desember 2024. Hujan meteor ini bakal mencapai puncaknya pada 6 Desember. Ketika mencapai titik puncak, Puppid-Velid diperkirakan memproduksi 7—10 meteor per jam.

Sama seperti hujan meteor pada umumnya, Puppid-Velid berasal dari sisa-sisa komet atau meteor yang tertinggal di luar angkasa. Namun, asal muasal (induk komet atau asteroid) hujan meteor ini masih belum diketahui. Kamu bisa memburu Puppid-Velid pada pukul 20.35—05.04 WIB setiap malamnya. Kendati demikian, waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini yakni pada pukul 03.00 WIB.

3. Hujan meteor Geminid

ilustrasi hujan meteor Geminid (pixabay.com/Hans)
ilustrasi hujan meteor Geminid (pixabay.com/Hans)

Hujan meteor Geminid adalah hujan meteor yang aktif pada 4—17 Desember 2024. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada 14 Desember. Fakta menariknya, Geminid dinobatkan sebagai hujan meteor tahunan terbesar dengan intensitas mencapai 120 meteor per jam.

Hujan meteor ini bakal muncul dari arah konstelasi Gemini. Ia bisa disaksikan mulai pukul 20.02—05.07 WIB setiap malam selama periodenya masih berlangsung. Akan tetapi, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Geminid yakni pada pukul 02.00 WIB.

Mengutip dari Earth Sky, hujan meteor tahunan terbesar ini berasal dari asteroid 3200 Phaethon yang ditemukan oleh IRAS (Infrared Astronomical Satellite) pada 11 Oktober 1983. Untuk menyelesaikan satu kali orbitnya dalam mengelilingi Matahari, asteroid 3200 Phaethon membutuhkan waktu sekitar 1,4 tahun.

4. Hujan meteor Comae Berenicid

ilustrasi hujan meteor Comae Berenicid (pixabay.com/DilanArezzo)
ilustrasi hujan meteor Comae Berenicid (pixabay.com/DilanArezzo)

Hujan meteor Comae Berenicid aktif pada 12—23 Desember 2024. Puncaknya diperkirakan terjadi pada dini hari di tanggal 16 Desember. Hujan meteor ini bakal muncul dari arah konstelasi Leo.

Saat mencapai titik puncak, Comae Berenicid hanya akan memproduksi 3 meteor per jam. Dari intensitasnya, kita ketahui bahwa Comae Berenicid merupakan hujan meteor minor (kecil). Asal usul dari hujan meteor ini masih belum diketahui. Jika kamu tertarik untuk menyaksikannya, kamu bisa mulai memburunya pada waktu dini hari atau sebelum Matahari terbit.

5. Hujan meteor Ursid

ilustrasi hujan meteor Ursid (pixabay.com/ELG21)
ilustrasi hujan meteor Ursid (pixabay.com/ELG21)

Hujan meteor Ursid adalah hujan meteor tahunan yang aktid pada 17—16 Desember. Puncak hujan meteor ini biasanya terjadi di tanggal 22 Desember. Meski popularitasnya sama dengan Geminid, Ursid termasuk ke dalam hujan meteor minor.

Pasalnya, mengutip Space, Ursid hanya memproduksi 5—10 meteor per jam. Hujan meteor ini bakal muncul dari arah konstelas Ursa Minor. Waktu terbaik untuk mengamatinya yakni pada pukul 03.49—05.11 WIB.

Diketahui, hujan meteor Ursid berasal dari puing-puing komet 8P/Tuttle. Mengutip dari Royal Museums Greenwich, komet tersebut merupakan komet periode pendek dengan orbit (satu kali mengelilingi Matahari) 13,5 tahun sekali.

Pada umumnya, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang tidak membahayakan Bumi. Sebelum menyentuh permukaan Bumi, setiap meteor akan terbakar habis di atmosfer. Adapun sisa-sisa meteor yang berhasil jatuh ke permukaan Bumi akan berubah menjadi meteorit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us