Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Mamalia yang Bisa Bertahan dari Kepunahan Zaman Es

ilustrasi tapir (unsplash.com/Jeffrey Hamilton)
ilustrasi tapir (unsplash.com/Jeffrey Hamilton)

Bumi pernah melewati lima kali periode glasiasi dalam sejarahnya. Selama periode glasiasi, terjadi penurunan signifikan temperatur bumi serta seluruh permukaan yang tertutupi es.

Periode glasiasi terakhir atau Quaternary adalah yang kerap kita sebut sebagai zaman es. Dikutip dari LiveScience, zaman es terakhir terjadi di era Pleistosen antara 2,6 juta tahun lalu hingga 11700 tahun lalu. Beberapa kejadian penting terjadi di era Pleistosen seperti munculnya manusia modern dan kepunahan massal.

Jika kita berbicara kepunahan massal Pleistosen atau ice age extinction, pembahasan tak pernah lepas dari megafauna yang punah pasca kejadian ini seperti mammoth berbulu, mastodon, dan saber-tooth tiger. Meskipun begitu, ada juga beberapa hewan mamalia yang berhasil melewati kepunahan zaman es dan masih survive hingga saat ini. Berikut adalah lima hewan diantaranya.

1. Gray wolf

ilustrasi gray wolf (flickr.com/US Fish and Wildlife Services)
ilustrasi gray wolf (flickr.com/US Fish and Wildlife Services)

Berbeda dengan dire wolf yang punah di akhir zaman es, gray wolf masih tetap bertahan sebagai salah satu predator kawasan hutan konifer dan tundra. Gray wolf (Canis lupus) merupakan anggota terbesar kelompok Canidae dengan puluhan subspesies yang tersebar di Amerika Utara, Eurasia dan Afrika, dikutip dari Britannica.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Canadian Museum of Nature, salah satu sebab gray wolf dapat selamat dari kepunahan massal zaman es adalah mengganti pilihan makanan. Di era Pleistosen, gray wolf merupakan predator ekosistem stepa dan kerap memburu kuda, karibu, domba Dall serta mammoth. Pasca kepunahan massal, sebagian besar hewan mangsanya telah punah, sehingga gray wolf mulai mencari mangsa baru yaitu karibu dan moose. 

2. Musk Ox

ilustrasi musk ox (unsplash.com/Frida Lannerström)
ilustrasi musk ox (unsplash.com/Frida Lannerström)

Walaupun sekilas mirip kerbau, musk ox (Ovibos moschatus) sebenarnya lebih dekat secara kekerabatan dengan domba dan kambing gunung. Musk ox sangat mudah dikenali dengan rambut lebat di sekujur tubuhnya, ukuran kepalanya yang besar dan pendeknya bagian kakinya.

Dikutip dari American Museum of Natural History, musk ox memiliki sejarah panjang tentang keberhasilannya berkali-kali melewati serangkaian fluktuasi iklim. Kemampuannya untuk mengatur laju metabolisme diduga sebagai salah satu sebab musk ox dapat selamat dari kepunahan zaman es.

3. Karibu

ilustrasi karibu (pixabay.com/Orna)
ilustrasi karibu (pixabay.com/Orna)

Selain musk ox, karibu (Rangifer tarandus) merupakan salah satu herbivora survivor kepunahan zaman es. Saat ini, populasi karibu banyak ditemukan di wilayah Amerika Utara yang didominasi iklim Arktik. Dikutip dari Illinois State Museum, karibu memiliki rambut-rambut tebal dan kaku yang dapat melindunginya dari suhu dingin ekstrim.

Dibandingkan herbivora ice age lainnya seperti mammoth, bison dan kuda yang memakan rerumputan, karibu memiliki jenis makanan berupa tumbuhan iklim hangat yaitu lumut kerak dan semak-semak. Oleh sebab itu, ketika suhu Bumi mengalami kenaikan dan es mulai mencair, karibu tetap dapat bertahan karena ketersediaan bahan makanannya, dikutip dari National Park Service.

4. Walrus

ilustrasi walrus (unsplash.com/Jay Ruzesky)
ilustrasi walrus (unsplash.com/Jay Ruzesky)

Walrus (Odobenus rosmarus) memiliki ciri fisik sangat khas berupa gigi taring atasnya yang panjang dan kulit tebalnya. Meskipun seringkali berburu mangsa di kedalaman 10 hingga 50 meter, walrus sebenarnya bisa menyelam hingga kedalaman 80 meter.

Penelitian yang dimuat di situs Yukon Beringia Interpretive Center, menunjukkan bahwa fosil yang ditemukan di Pulau Herschel, Kanada merupakan walrus yang hidup di zaman es dan memiliki hubungan kekerabatan dengan populasi walrus saat ini. Ketika kepunahan era Pleistosen berlangsung, walrus yang semula berada di wilayah selatan Amerika kemudian bermigrasi mendekati wilayah utara Amerika yang masih diselimuti es. 

5. Tapir

ilustrasi tapir (commons.m.wikimedia.org/Diego Delso)
ilustrasi tapir (commons.m.wikimedia.org/Diego Delso)

Tapir (Tapirus sp.) adalah salah satu hewan anggota ordo Perissodactyla yang sudah ada sejak zaman es. Dikutip dari American Museum of Natural History, semula tapir lebih banyak mendominasi wilayah Amerika dibuktikan dengan banyaknya penemuan fosil tapir di negara bagian Tennessee. Tapi, bagaimana tapir yang semula ada di Amerika bisa sampai ke Asia Tenggara?

Menurut jurnal Fowler's Zoo and Wild Animal Medicine, tapir mulai bermigrasi ke wilayah iklim hangat seperti Amerika Selatan dan Asia Tenggara ketika periode glasiasi atau zaman es dimulai. Tapir merupakan pemakan dedaunan dan buah-buahan sehingga dia lebih menyukai wilayah hutan tropis dengan area tutupan yang luas. Itulah sebabnya saat ini keempat spesies tapir yang tersisa hanya ditemukan di Amerika Selatan sebanyak 3 spesies dan 1 spesies di Asia Tenggara.

Dilansir dari Scientific American, karbon dioksida menjadi sebab utama pemanasan global yang memicu kepunahan zaman es.  Meskipun kelima hewan di atas telah terbukti berhasil melewati kepunahan zaman es, kini semuanya tengah menghadapi ancaman perubahan iklim akibat pemanasan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us