5 Ras Kupu-kupu di Asia Tenggara, Sebagian Ada di Indonesia

Diperkirakan jumlah spesies kupu-kupu di dunia sekitar 20.000 ekor. Kupu-kupu termasuk dalam ordo lepidoptera yang ditemukan di berbagai negara di dunia kecuali Antartika. Iklim tropis adalah kondisi yang sangat ideal banyak spesies kupu-kupu. Asia Tenggara adalah wilayah beriklim tropis.
Salah satu spesies kupu-kupu khas Asia Tenggara yakni rajah brooke birdwing yang namanya diambil dari Kapten Brooke, penjajah Inggris pada abad 19 di Kalimantan. Sementara trioides helena sering diperdagangkan oleh para kolektor kupu-kupu. Sebenarnya masih ada banyak hal menarik dari kupu-kupu khas Asia Tenggara. Mari simak selengkapnya.
1.Rajah brooke birdwing

Dilansir Butterflyidentification, rajah brooke birdwing cenderung berkumpul dengan kawanan terdiri dari 80 ekor untuk minum air mineral dan genangan air. Ritual kawin rajah brooke birdwing melibatkan tarian untuk menarik pasangannya. Kupu-kupu ini ditemukan di Asia Tenggara khususnya di Malaysia, Brunei, Sumatra (Indonesia) dan Asia Selatan.
Sayap jantan berwarna hijau dan hitam dan betina berwarna palet coklat dan kuning. Jantan memiliki lebar sayap 18 cm dan betina berlebar sayap 19 cm berwarna coklat. Rajah brooke birdwing memperlihatkan perilaku bertahan terlihat dari warna-warnanya yang cerah dengan sayap besar.
2.Troides helena

Troides helena memiliki sayap depan bewarna hitam dengan garis-garis abu-abu. Sementara sayap belakangnya berwarna kuning keemasan dilengkapi garis hitam. Antena, kepala dan toraknya bercorak hitam. Perutnya berwarna kuning dengan toraks bercak merah tua. Nama helen diambil berdasarkan mitologi Yunani Helen.
Troides helena terbang dengan kecepatan sedang yang mampu terbang dalam jarak jauh pada ketinggian cukup tinggi. Troides Helena tersebar di luas di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Malaysia, Singapura bahkan India dan Australia. Kupu-kupu ini ditemukan di hutan dataran rendah, hutan pegunungan dan kebun.
3.Attacus atlas

Mengutip Animal diversity, attacus atlas tersebar di Asia Tenggara: Laos, Kamboja, Vietnam, Filipina dan Papua Nugini. Di luar Asia Tenggara, mereka ditemukan di Nepal, India, Bangladesh, Bhutan dan China. Mereka hidup di hutan hujan tropis, subtropis dan pohon-pohon berdaun lebar. Attacus atlas berada pada ketinggian hingga 2.000 m di atas permukaan laut.
Saat masih tahap larva, attacus atlas berkamuflase seperti daun hijau. Selain itu, lilin yang dikeluarkan oleh ulat berupa berbentuk kotoran burung atau larva mati yang terinfeksi jamur putih. Panjang attacus atlas 36 mm pada jantan dan betina 40 mm. Sayap depan pada jantan panjangnya 125 mm dan betina dengan panjang sayap 131 mm.
4.Coster tawny

Coster tawny termasuk kupu-kupu berukuran kecil hanya 50-64 mm. Pada jantan, sayap depannya dilengkapi bintik hitam, sementara di sayap belakangnya terdapat lima bintik hitam. Pada betina, sayapnya juga berbintik hitam dengan ukuran lebih besar dibandingkan jantan. Coster tawny ditemukan di Indonesia, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja bahkan Maladewa dan Sri Lanka
Coster tawny dewasa akan berpura-pura mati untuk menghindari predator. Kemudian menyerang dari belakang dengan mengeluarkan cairan kuning berbahaya dari kelenjar di persendian kakinya. Ketika hendak memakan bunga, kupu-kupu ini akan santai terlebih dahulu dalam waktu lama untuk duduk di bunga tersebut.
5.Paper kite

Paper kite membentang di Asia termasuk Tenggara: China, Australia, Thailand, Malaysia dan Filipina yang tumbuh subur di rawa bakau pesisir dan pesisir lembab. Paper kitte dikenal dengan daya tarik visualnya karena terlihat tembus pandang. Paper kitte memiliki pola sayap hitam dan putih.
Kupu-kupu dewasa menghabiskan sebagian besar waktunya dengan terbang di seluruh hutan. Telurnya diletakkan satu per satu pada tanaman merambat. Larvanya memakan tanaman merambat tersebut sehingga menjadi kepompong. Untuk menjadi dewasa, paper kite membutuhkan waktu dari 6-9 bulan.
Attacus atlas dianggap petani sebagai hama bagi perkebunan teh dan kina karena nafsu makannya yang besar. Troides helena terancam punah dalam Lampiran II Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar. Oleh karena itu, Troides helena dilindungi di Indonesia dan di Hongkong berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Hewan Liar Cap 170.