5 Ular Berbahaya yang Ada di Kalimantan, Gigitannya Sanggup Membunuh!

- Ular berbahaya di Kalimantan termasuk kobra, krait, sanca, dan viper
- Kedua spesies ular kobra di Kalimantan adalah Ophiophagus bungarus (king cobra sunda) dan Naja sumatrana (kobra sumatra), sama-sama berbisa tinggi dan berbahaya
- Ada dua spesies ular krait di Kalimantan, yaitu Bungarus fasciatus (ular welang) dan Bungarus flaviceps (krait kepala merah), memiliki bisa neurotoksin yang mematikan manusia dalam waktu singkat
Pulau Kalimantan merupakan pulau besar yang terletak di Asia Tenggara, tepatnya di bagian tengah Indonesia. Secara administratif pulau ini ada di wilayah tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Kalimantan juga termasuk pulau dengan wilayah yang asri dan dihuni berbagai spesies ular berbahaya. Bayangkan saja, mau itu ular raksasa, ular berbisa tinggi, ular pohon, sampai ular yang mampu menyemburkan bisa semuanya ada di pulau ini.
Penyebaran ular berbahaya di Kalimantan juga merata karena mereka bisa ditemukan di hutan, rawa, kebun, sawah, pinggir laut, pegunungan, sampai area pemukiman. Sebenarnya ular-ular tersebut cukup sering berjumpa dengan manusia. Namun masyarakat lokal belum tentu paham dengan spesies, tingkat bahaya, dan kebiasaan mereka. Karenanya banyak korban berjatuhan akibat gigitan ular-ular tersebut. Oleh karena itu untuk mencegah korban terus berjatuhan kali ini kita akan membahas beberapa ular berbahaya di Pulau Kalimantan. Cermati supaya kamu tak menjadi korban selanjutnya!
1. Ular kobra

Secara khusus terdapat dua spesies ular kobra yang hidup di Kalimantan, yaitu Ophiophagus bungarus (king cobra sunda) dan Naja sumatrana (kobra sumatra). Walau sama-sama menyandang nama kobra namun keduanya termasuk spesies yang berbeda. King cobra berasal dari genus Ophiophagus sementara kobra sumatra adalah kobra penyembur sejati dari genus Naja. King cobra juga punya ukuran lebih besar dengan panjang maksimal 5 meter, di sisi lain kobra sumatra hanya bisa tumbuh hingga panjang 1,5 meter.
Tapi walau termasuk spesies yang berbeda kedua ular ini sama-sama berbisa tinggi dan berbahaya. Saking berbahayanya gigitan mereka sanggup membunuh manusia dalam hitungan menit sampai jam. Oleh karena itu kamu harus berhati-hati jika masuk ke hutan, sawah, kebun, rerumputan, rawa, dan sungai yang jadi habitat utama kedua ular tersebut. Selain itu, king cobra juga punya keunikan tersendiri di mana ia hanya mau memakan ular lain, jelas Britannica.
2. Ular krait

Krait adalah penyebutan bagi ular-ular yang berasal dari genus Bungarus. Nah, di Kalimantan sendiri terdapat dua spesies ular krait, yaitu Bungarus fasciatus (ular welang) dan Bungarus flaviceps (krait kepala merah). Keduanya juga sangat berbeda dan kamu bisa membedakan mereka hanya dari warna dan coraknya. Pertama, ular welang punya tubuh besar dengan corak belang hitam putih. Sementara itu krait kepala merah punya kepala dan ekor berwarna merah serta tubuh berwarna hitam atau kebiruan. Tak hanya itu, ular krait juga punya ciri khas, yaitu punggung yang menonjol.
Dilansir Thai National Parks, ular krait kerap ditemukan di daerah lembab macan sungai, rawa, danau, atau area payau. Ular ini termasuk spesies terestrial yang artinya ia hidup di atas tanah dan jarang memanjat pohon. Bisanya juga tak bisa diremehkan karena dengan bisa neurotoksin yang mereka miliki ular ini sanggup membunuh manusia dalam waktu singkat. Untungnya ular krait cenderung tidak agresif, alhasil kasus gigitan yang melibatkan ular ini cukup minim.
3. Ular cabai

Terdapat dua spesies ular cabai di Kalimantan, yaitu Calliophis intestinalis (ular cabai kecil) dan Calliophis bivirgata (ular cabai besar). Secara umum keduanya punya tubuh yang sama, yaitu tubuh ramping dan memanjang. Namun, ukuran ular cabai besar jauh lebih besar dengan panjang maksimal yang mencapai 1,8 meter. Di sisi lain, panjang maksimal ular cabai kecil hanya sekitar 60 centimeter. Tapi tentunya mereka punya kesamaan, yaitu sama-sama punya kepala membulat, hidup di daerah lembab, berbisa tinggi, dan sangat suka memakan ular lain yang lebih kecil.
Corak dan warna kedua ular tersebut juga berbeda di mana ular cabai besar punya badan berwarna hitam kebiruan, kepala merah, dan ekor merah, mirip dengan krait kepala merah. Sementara itu ular cabai kecil punya tubuh berwarna hitam dengan garis lurus berwarna merah yang melintang dari kepala sampai ekor. Untungnya ular cabai tidak agresif dan sangat jarang menggigit kecuali merasa terganggu, diusik, atau merasa terancam, jelas Hong Kong Snake ID.
4. Ular sanca

Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python breitensteini (sanca dipong) jadi dua spesies sanca yang mendiami Kalimantan. Keduanya juga berbeda di mana sanca kembang punya ukuran raksasa mencapai 10 meter sementara sanca dipong hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 2 meter. Ular sanca memang tidak berbisa, namun ia punya gigi tajam dan lilitan kuat yang berbahaya bagi manusia. Secara khusus sanca kembang berukuran raksasa sanggup merobek daging, kulit, sampai memakan manusia, jelas LiveScience.
Ular sanca juga jadi ular yang sangat mudah ditemukan karena ia bisa hidup di berbagai habitat, mulai dari hutan, pegunungan, sungai, danau, rawa, kebun, sawah, area pemukiman, sampai perkotaan. Untungnya ular sanca bukanlah ular yang agresif dan hanya akan menyerang manusia pada saat-saat tertentu. Jika tidak diusik dan diganggu ular ini tidak akan menyerang atau menggigit. Namun kamu juga harus hati-hati, jika berjumpa dengan ular sanca sebaiknya kamu segera pergi, menyingkir, dan jangan provokasi ular tersebut.
5. Ular viper

Ular viper jadi ular berbahaya yang paling mudah dikenali dari kepala segitiga dan taring panjangnya. Mereka juga jadi ular berbahaya yang paling bervariasi karena ada spesies viper yang hidup di pohon, daratan, sampai bebatuan. Tak hanya itu, warnanya juga beragam, mulai dari cokelat, hijau, sampai kekuningan. Uniknya, warna-warna tersebut digunakan untuk berkamuflasme dan bersembunyi dari predator. Di banyak kesempatan manusia juga kesulitan untuk mendeteksi ular viper, karenanya kamu harus ekstra hati-hati.
Tercatat ada banyak spesies ular viper di Kalimantan, beberapa diantaranya adalah Tropidolaemus subannulatus, Craspedocephalus borneensis, dan Trimeresurus sumatranus, terang berbagai sumber. Tapi kamu tak perlu khawatir, walau berbahaya dan berbisa tinggi bisa yang dimiliki ular ini tidak seberbahaya ular krait, kobra, dan cabai. Selama kamu membawa korban ke rumah sakit bisa dipastikan kalau korban tersebut sudah pasti selamat.
Setelah ditelusuri ternyata Kalimantan punya banyak ular berbisa tinggi dan berbahaya yang patut diwaspadai. Tiap ular juga punya ciri khas masing-masing, ada yang badannya besar, kepalanya segitiga, bahkan ada yang punya warna mencolok. Sebagai ular berbahaya mereka juga harus dihindari. Pertama, kamu tidak boleh sembarangan memasuki habitat mereka. Namun jika kamu terlanjur memasuki habitatnya kamu tidak boleh mengganggu mereka. Cukup mundur perlahan dan jangan provokasi ular-ular tersebut jika tiba-tiba bertemu atau berpapasan.