Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Kecoak Amerika, Masih Bisa Hidup Tanpa Kepala

american cockroach (commons.wikimedia.org/Len Worthington)

Ketika kamu mendengar kata “kecoak,” apa yang terlintas dalam pikiranmu? Banyak orang merasa geli membayangkan hama terkenal ini berkeliaran di sudut-sudut gelap. Namun, sebetulnya ada lebih banyak hal unik tentang serangga ini daripada yang terlihat. Diketahui bahwa kecoak dengan nama ilmiah Periplaneta americana ini adalah salah satu spesies kecoak terbesar dan paling terkenal di dunia, terutama di Amerika Serikat, apalagi di Indonesia.

Sebagai spesies kecoak umum terbesar, kecoak amerika memiliki ciri khas tubuh dengan panjang sekitar 7,5—10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm. Warna tubuhnya cenderung cokelat kemerahan dengan dua garis kuning yang membentang di belakang kepala.

Kecoak ini biasanya ditemukan di lingkungan yang hangat maupun lembap, seperti di dalam rumah, restoran, kamar mandi dan tempat-tempat lain yang menyediakan makanan dan tempat berlindung. Untuk lebih detailnya, mari simak serangga yang dianggap menggelikan ini, yang dikenal bisa bertahan di berbagai kondisi dan sulit diberantas.

1. Asalnya dari Afrika, kemudian menyebar ke Amerika hingga pada akhirnya ke seluruh dunia

american cockroach (commons.wikimedia.org/Len Worthington)

Serangga tangguh ini berasal dari Afrika dan berhasil mencapai Amerika melalui perdagangan transatlantik pada abad ke-17. Saat ini, mereka berkembang biak di lingkungan hangat dan lembap di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Indonesia. Dilansir Orkin Canada, seperti kebanyakan hama dalam ruangan, kecoak amerika mencari sumber makanan dan air serta tempat yang aman untuk beristirahat dan bereproduksi.

Kamu mungkin sering melihat kecoak ini bergerak di sekitar dapur, kamar mandi, di toko-toko, dan area lainnya. Kemampuan adaptasi mereka juga membantunya tumbuh dengan baik di dalam maupun di luar ruangan, termasuk di kebun dan hutan. Mereka dapat bertahan di berbagai iklim, meskipun lebih menyukai suhu hangat. Tapi di Indonesia sendiri kita sering melihatnya di tempat-tempat lembap.

Uniknya, kecoak ini tidak hanya terbatas di Amerika dan Indonesia, tetapi juga ditemukan di seluruh dunia, terutama di wilayah tropis yang mendukung keberlangsungan hidup mereka. Kehadiran mereka secara global menunjukkan kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan bertahan di tengah perubahan yang terjadi selama berabad-abad.

2. Ukuran jantan dan betina sangat mirip, keduanya dilengkapi cerci, dan sangat peka terhadap getaran

american cockroach (commons.wikimedia.org/Preiselbeere)

Tubuh kecoak amerika ditandai dengan warna merah kecokelatan yang mencolok. Panjangnya dapat mencapai 5 hingga 10 cm. Mengutip laman Bug Guide, kecoak dewasa memiliki sayap dan kadang-kadang terbang. Namun, mereka adalah penerbang yang canggung dan lebih suka berlari saat diganggu. Ukuran kecoak jantan dan betina hampir sama, bahkan tampak sangat mirip.

Baik jantan dan betina, keduanya memiliki sepasang cerci (pelengkap seperti jari) di ujung perut mereka. Cerci digunakan untuk mendeteksi arus udara di sekitar mereka. Dikarenakan kecoak ini aktif pada malam hari, AZ Animals mengulas bahwa menyalakan lampu yang terang akan membuat mereka terkejut dan bergerak cepat dengan kecepatan tinggi. Mereka akan lari terbirit-birit saat merasakan ancaman seperti manusia yang memasuki ruangan.

Terlebih lagi, kepekaan terhadap getaran membuat mereka langsung lari, baik itu karena bantingan pintu, tepukan tangan, hentakan kaki, dan suara serta gerakan tiba-tiba lainnya. Bahkan pergerakannya sangat cepat bagi ukuran serangga, yakni mampu mencapai kecepatan hingga 4 km per jam. Di sisi lain, mereka memiliki sifat sosial yang tinggi dan lebih suka berkumpul dalam kelompok daripada hidup sendiri.

3. Mampu bertahan hidup tanpa makanan dan air, juga mampu menahan radiasi dibandingkan manusia

american cockroach (commons.wikimedia.org/Eran Finkle)

Kecoak amerika memiliki sejumlah adaptasi unik yang membedakannya dari banyak serangga lainnya. Salah satunya, mereka mampu bertahan hidup selama berminggu-minggu tanpa makanan dan beberapa hari tanpa air. Kecepatan mereka juga patut dicatat, mampu berlari hingga 4—5 km per jam untuk menghindari bahaya.

Selain itu, di bagian depannya terdapat antena panjang dan sensitif. Ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan di lingkungan, seperti gerakan atau arus udara, sehingga mereka dapat bereaksi dengan cepat.

Hal yang lebih hebatnya adalah kecoak amerika ternyata juga mampu menahan radiasi yang jauh melebihi kapasitas manusia. Bahkan ada kabar dalam sejarah bahwa pada saat kota di Jepang dijatuhkan bom atom tahun 1945, kecoak ini masih bisa hidup selama beberapa hari, bahkan tanpa kepalanya.

4. Sudah ada sejak 300 juta tahun lalu, jumlah spesiesnya sekitar 3.500, dan berkomunikasi dengan feromon

american cockroach (commons.wikimedia.org/Emőke Dénes)

Diperkirakan bahwa serangga ini sudah ada sejak zaman prasejarah dan berhasil beradaptasi melalui berbagai perubahan lingkungan. Sebagaimana diulas laman PennState Extension, bukti fosil menunjukkan bahwa kecoak telah ada di Bumi selama lebih dari 300 juta tahun. Mereka dianggap sebagai salah satu kelompok serangga yang paling sukses.

Dikarenakan kecoak sangat mudah beradaptasi, mereka berhasil beradaptasi untuk hidup bersama manusia. Laman PennState Extension mengulas lebih lanjut bahwa sekitar 3.500 spesies kecoak ada di seluruh dunia, dengan 55 spesies ditemukan di Amerika Serikat. Mereka berkomunikasi menggunakan feromon. Sinyal kimia ini membantu mereka menandai jalan dan menarik perhatian kecoak yang lain.

5. Kesalahpahaman orang-orang terhadap kecoak amerika

american cockroach (commons.wikimedia.org/Len Worthington)

Banyak orang menganggap kecoak amerika sebagai serangga yang kotor. Meskipun mereka dapat berkembang biak di lingkungan yang tidak bersih, sebenarnya mereka tidak menyukai kotoran. Sebaliknya, mereka lebih mencari kehangatan dan kelembapan.

Kesalahpahaman lainnya adalah bahwa kecoak ini bisa terbang dengan sengaja ke rambut atau wajah manusia. Padahal, faktanya kemampuan terbang mereka terbatas dan lebih cenderung meluncur dalam jarak pendek saat terkejut, bukan karena ingin menyerang secara langsung.

Sebagian orang bahkan beranggapan bahwa melihat satu kecoak di rumah artinya rumah tersebut sudah terserang koloni kecoak. Padahal, serangga ini bisa saja masuk dari luar tanpa membentuk koloni di dalam rumah. Ada juga anggapan bahwa semua kecoak berbahaya dan membawa penyakit, padahal tidak semua pertemuan dengan mereka menimbulkan risiko kesehatan.

6. Mengapa kecoak amerika memiliki kepekaan yang sangat tinggi?

american cockroach (commons.wikimedia.org/Preiselbeere)

Tingginya tingkat kepekaan yang dimiliki kocak amerika bukan tanpa alasan apalagi sekadar mitos. Menurut ulasan dari laman Hilton Head Exterminators, kecoak amerika memiliki gen kemoreseptor yang kuat, itulah cara mereka mencium dan merasakan lingkungannya.

Diketahui bahwa mereka memiliki 154 reseptor penciuman dan 544 reseptor pengecap. Kedua reseptor inilah yang membuat mereka jauh lebih baik dalam mengendus dan memakan makanan daripada banyak serangga lainnya. Terlebih lagi, mereka bukanlah pemakan yang pilih-pilih. Mereka bisa memakan apa saja, termasuk daging, keju, kue, gula, hingga kotak kardus.

Kecoak juga memiliki sejumlah gen yang disebut Cytochrome P450, yang membantu mereka untuk menemukan makanan di mana saja, bahkan jika makanan tersebut beracun bagi hewan lain. Gen tersebut juga mengkode enzim detoksifikasi untuk menjaga kecoak tetap aman.

Dari sekian banyak keunikan pada kecoak amerika yang telah diulas di atas, mungkin kita akan segera mengubah persepsi kita terhadapnya. Meskipun serangga hama ini dianggap menggelikan dan berpotensi mendatangkan penyakit, namun, terlepas dari hal itu, nyatanya mereka memiliki sistem biologis yang jauh lebih hebat dan kompleks dibandingkan serangga lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us