Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Menarik Kukang Kalimantan, Penyendiri yang Selalu Waspada

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/7layersoflands)

Kukang kalimantan atau bornean slow loris merupakan primata yang tersebar di Indonesia, khususnya Kalimantan. Mereka berada dalam famili Lorisidae dan memiliki nama ilmiah Nycticebus borneanus. Sama seperti kukang lainnya, mereka punya kepala bulat dan telinga pendek. Wajahnya lebar dan datar, tapi matanya sangat besar. Di sisi ventral sikunya, terdapat kelenjar brakialis.

Kelenjar tersebut mengeluarkan racun berminyak dan tajam, itu digunakan untuk membela diri dengan menyeka pada giginya. Oh iya, panjang tubuhnya kisaran 26 centimeter. Yuk, kenalan lebih jauh melalui fakta berikut sebelum kamu memutuskan untuk menemuinya langsung di habitat aslinya.

1. Wilayah penyebaran kukang kalimantan

Wilayah penyebaran kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Chermundy)

Penyebaran kukang kalimantan berada di bagian tengah Kalimantan Selatan, di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Mereka menjangkau ke bagian selatan Sungai Kapuas dan ke timur hingga Sungai Barito. Dilansir Animalia, kukang kalimantan tidak ditemukan di bagian ujung barat daya pulau.

Spesies kukang ini kemungkinan tumpang tindih dengan N. kayan atau N. menagensis. Mereka menghuni hutan alami, perkebunan, hutan dataran rendah, dan hutan pegunungan.

2. Banyak memakan bagian tumbuhan

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/7layersoflands)

Berdasarkan informasi dari Net Primate Conservancy, kukang kalimantan adalah omnivora. Mereka banyak mengonsumsi berbagai dedaunan, buah-buahan, biji-bijian, beri-berian, getah, dan telur burung. Spesies kukang ini juga terlihat memburu artropoda dan terkadang vertebrata kecil seperti kadal.

Perlu kamu tahu bahwa getah adalah bagian penting dari diet kukang kalimantan. Sebab, mereka yang berada di penangkaran bisa kekurangan gizi dan mati jika tidak memiliki akses pada makanan alami tersebut.

3. Si penyendiri yang noktural

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Thompson Hyggen)

Sebagai noktural, kukang kalimantan lebih aktif saat malam hari. Mereka menghabiskan siang harinya untuk tidur, lalu keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari makan ketika malam tiba. Kukang kalimantan bergerak sangat hati-hati, hampir tidak mengeluarkan suara. Walaupun menyendiri, tidak berarti mereka tidak bersosialisasi, ya.

Penyebarannya tumpang tindih dengan beberapa spesies lain, biasanya berbagi banyak informasi melalui aroma. Terkadang, dua anggota dalam kelompok spasial (dalam hal ini spesies lain) bertemu. Mereka bisa memilih saling mengabaikan atau berakhir melakukan grooming, merawat satu sama lain.

4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Wich'yanan L)

Semua kukang memanfaatkan indra penciumannya untuk berkomunikasi. Sebagai primata strepsirrhine, mereka punya hidung basah yang membuatnya memiliki kemampuan penciuman lebih baik dibandingkan kerabatnya haplorrhine, hidung mereka kering dan kurang sensitif. Ketika kukang kalimantan menjelajah, mereka meninggalkan bekas bau. Mereka menggosokkan minyak beracun dari kelenjar brakialisnya ke berbagai benda atau menggunakan urinnya.

Selain itu, kukang juga berkomunikasi menggunakan vokalisasi. Suara seperti peluit adalah sinyal afiliasi, sedangkan geraman, dengusan dan jeritan sebagai tanda agresi. Mungkin masih ada banyak jenis panggilan dari mereka yang belum diketahui tujuannya.

5. Sebelumnya dianggap sebagai spesies lain

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

Spesies kukang kalimantan awalnya dimasukkan ke dalam Nycticebus menagensis atau kukang kalimantan kelamasan, lho. Akan tetapi, Munds menjelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah spesies terpisah. Deskripsi jenisnya berdasarkan variasi pola wajah antara sampel foto dan spesimen museum yang sebelumnya diketegorikan sebagai Nycticebus menagensis, dilansir Kukangku.

6. Sistem perkawinan kukang kalimantan

Kukang kalimantan (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

Tidak banyak informasi mengenai sistem perkawinan kukang kalimantan. Akan tetapi, diketahui bahwa betina menarik perhatian jantan menggunakan sinyal penandaan aroma untuk menginformasikan kesiapan kawinnya. Lalu, jantan akan mengikuti tanda tersebut untuk menemukan lokasi betina. Pada beberapa spesies, betina biasanya bersiul sambil bergelantungan terbalik di dahan dengan kakinya.

Terdapat beberapa perdebatan apakah kukang kalimantan adalah monogami atau poliandri, tapi mungkin bervariasi tergantung spesiesnya. Terlepas dari itu, betina mengambil tanggung jawab penuh dalam membesarkan anak-anaknya. Betina biasanya meninggalkan anaknya yang baru lahir, lalu mereka pergi mencari makan.

Kukang kalimantan ternyata lebih suka hidup menyendiri, makanannya banyak terdiri dari tumbuhan. Sebelumnya, N. menagensis diklasifikasikan sebagai Vulnerable oleh IUCN pada tahun 2012. Tapi, spesies tersebut telah dibagi menjadi empat spesies berbeda, karenanya kukang kalimantan menghadap resiko kepunahan lebih tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us