Apakah kamu pernah mendengar tentang monyet capuchin? Mungkin kamu akan menjawab tidak, tapi kemungkinan besar kamu ingat pernah melihat monyet seperti pada foto di atas ini muncul di salah satu film. Itulah monyet capuchin, si primata cerdas yang kerap jadi bintang di film-film Hollywood.
Kenapa monyet ini lebih sering muncul di film dibanding jenis monyet lain? Apa saja keistimewaan yang mereka punya? Kalau kamu penasaran, kenalan sama monyet lucu ini lewat enam fakta berikut, yuk!
Monyet capuchin tergabung dalam subfamili Cebinae yang mencakup dua genus, yaitu Cebus dan Sapajus. Ada sekitar 21 spesies monyet capuchin dan semuanya memiliki karakteristik serupa.
Mereka berukuran kecil dengan panjang tubuh 30-55 cm. Panjang ekor mereka sama dengan panjang tubuhnya dan bersifat prehensi alias bisa memegang seperti tangan.
Warna bulu monyet ini beragam, mulai dari cokelat hingga hitam. Beberapa spesies punya bulu berwarna terang di bagian wajah dan dadanya, misalnya monyet capuchin berwajah putih (Cebus capucinus). Habitat mereka sendiri tersebar di daerah Amerika Selatan dan Tengah.
Monyet capuchin adalah omnivor dan jenis makanan mereka sangat beragam. Mereka akan makan buah, daun, bunga, biji-bijian, kacang-kacangan, bahkan kulit kayu.
Sementara, hewan yang mereka makan mencakup serangga, moluska, tikus, katak, telur burung, bahkan sesama primata! Capuchin yang hidup dekat sumber air juga suka makan kepiting.
Untuk mengonsumi beberapa jenis makanan, monyet capuchin butuh menggunakan alat. Untuk memecahkan kacang yang keras atau cangkang kepiting, misalnya, laman Monkey Worlds menyebut bahwa mereka menggunakan batu.
Itu menunjukkan bahwa mereka termasuk hewan yang cerdas dan punya kemampuan menggunakan alat serta problem solving.
Karena kecerdasannya itulah, capuchin jadi salah satu jenis primata yang bisa dilatih untuk bermain film. Mungkin kamu ingat beberapa film Hollywood yang menampilkan monyet ini, misalnya dalm waralaba Pirates of The Carribean, Night at The Museum, Ace Ventura, dan The Hangover Part II.
Jangan salah, meskipun tampak jinak dan menggemaskan di film-film tersebut, kamu sebaiknya tidak berpikir untuk memelihara mereka. Capuchin butuh perawatan khusus dan mereka juga bisa jadi agresif. Belum lagi risiko virus dan bakteri yang mereka bawa. Jelas, langkah terbaiknya adalah membiarkan mereka tetap hidup di alam liar.
Alasan lain mengapa memelihara capuchin bukan ide bagus karena mereka hewan yang sangat sosial. Mereka butuh berasa bersama sesama spesiesnya. Capuchin hidup dalam kelompok yang dipimpin oleh jantan. Pejantan tertinggi biasanya adalah ayah dari semua bayi dalam kelompok tersebut.
Capuchin berkomunikasi satu sama lain dengan suara, gestur, dan ekspresi wajah. Mereka juga punya kebisaan yang unik untuk saling bercengkerama, yaitu mencolok mata sesamanya! Mengendus dan mengisap jari atau ekor monyet lain juga kerap mereka lakukan.
Ada satu kebiasaan lain yang gak kalah unik: capuchin betina suka melempari jantan dengan batu. Bukan mengajak berantem, tapi justru untuk mengajak si jantan itu kawin. Wah, kode-kode PDKT di kalangan monyet capuchin unik juga, ya!
Cerdas dan sering main film tidak menjadi jaminan bagi monyet capuchin untuk bebas dari ancaman kepunahan. Karena kerusakan habitat, beberapa spesies capuchin diberi status terancam dan terancam kritis oleh IUCN. Makanya, manusia berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan hewan unik ini dari kepunahan.
Itulah enam fakta capuchin, si monyet cerdas yang sering muncul dalam film. Semoga monyet lucu dan berkelakuan unik ini bisa terus bertahan dari ancaman kepunahan, ya!