Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Ulugh Beg, Pangeran Uzbekistan yang Hidupnya Berakhir Tragis

Patung Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/BeshevI)
Patung Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/BeshevI)

Di Kota Samarkand, Uzbekistan, terdapat beberapa situs peninggalan yang kaya akan budaya dan sejarah. Salah satu yang paling terkenal adalah Observatorium Ulugh Beg. Dahulu, bangunan ini pernah hancur karena invasi dan konflik di era Timuriyah. Pemerintah Uzbekistan mulai merestorasi Observatorium Ulugh Beg pada tahun 1960-an. Melalui penelitian arkeologis yang cermat dan rekonstruksi yang hati-hati, kini sebagian besar bangunan dapat dipulihkan.

Dibalik peninggalan observatorium tersebut, terdapat peran seorang tokoh terkenal zaman dinasti Timuriyah, yaitu Ulugh Beg. Ia adalah cucu Kaisar Tamerlane sekaligus seorang astronom hebat pada abad ke-15. Bahkan, warisan ilmu astronomi Ulugh Beg masih dipakai hingga kini. Berikut beberapa fakta sejarah Ulugh Beg, dimulai dari kecintaannya pada pendidikan, hingga akhir hidupnya yang tragis.

1. Ulugh Beg bukanlah nama aslinya

Rekonstruksi wajah Ulugh Beg oleh Gerasimov, tahun 1942 (commons.wikimedia.org/Tatyana Fominykh V.I. Vernadsky Crimean Federal University)
Rekonstruksi wajah Ulugh Beg oleh Gerasimov, tahun 1942 (commons.wikimedia.org/Tatyana Fominykh V.I. Vernadsky Crimean Federal University)

Ulugh Beg lahir pada tahun 1394 sebagai cucu dari pendiri dinasti Timuriyah, yaitu Timur Lenk (Tamerlane). Ayahanda Ulugh Beg bernama Shah Rukh, beliau adalah putra keempat dari Tamerlane. Ulugh Beg bukanlah nama asli, melainkan gelar yang disematkan padanya. Nama asli Ulugh Beg adalah Mirza Muhammad Taraghay. Gelar Ulugh Beg berasal dari bahasa Turki, di mana ulugh berarti agung, sedangkan beg adalah gelar kehormatan yang digunakan untuk bangsawan atau pemimpin. Secara harfiah, Ulugh Beg berarti penguasa agung atau tuan besar.

2. Ulugh Beg mencintai astronomi sejak usia 8 tahun

Sekolah Ulugh Beg di Kota Samarkand (commons.wikimedia.org/Davide Mauro)
Sekolah Ulugh Beg di Kota Samarkand (commons.wikimedia.org/Davide Mauro)

Ulugh Beg tidak bersekolah formal seperti yang dikenal dalam pengertian modern. Namun, ia mendapatkan pendidikan yang sangat baik di lingkungan istana Timurid, yang merupakan pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan pada masa itu. Sebagai anggota keluarga kerajaan, Ulugh Beg memiliki akses ke para sarjana terbaik dan kitab-kitab ilmu pengetahuan yang tersedia.

Saat Ulugh Beg berusia sekitar 8 tahun, kakeknya (Tamerlane) mengajaknya mengunjungi reruntuhan Observatorium Maragha di Mongol (sekarang Iran). Kunjungan itu memberikan inspirasi pada Ulugh Beg akan gairahnya terhadap dunia astronomi. Sejak saat itu, ia mempelajari astronomi secara sungguh-sungguh.

3. Di usia remaja, Ulugh Beg ditunjuk menjadi gubernur Samarkand

Patung Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/BeshevI)
Patung Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/BeshevI)

Ketika Kaisar Tamerlane meninggal dunia, tahta kerajaan diwariskan kepada Shah Rukh. Pada tahun 1409, Shah Rukh menunjuk putranya, Ulugh Beg, yang waktu itu masih remaja menjadi gubernur wilayah Samarkand. Sebagai seorang penguasa muda yang mencintai ilmu pengetahuan, Ulugh Beg mendirikan dua sekolah (madrasah) yang khusus mendalami matematika dan astronomi teoritis. Sekolah yang didirikan Ulugh Beg berkembang pesat. Pada puncak kejayaan sekolah tersebut, jumlah siswa yang terdaftar mencapai ribuan. 

4. Ulugh Beg membangun observatorium megah di usia 34 tahun

Instrumen sekstan di Observatorium Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/Bobyrr)
Instrumen sekstan di Observatorium Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/Bobyrr)

Pada tahun 1428, ketika ia berusia 34 tahun, Ulugh Beg memimpin pembangunan observatorium di Samarkand. Observatorium Ulugh Beg berbentuk silinder dan memiliki tiga tingkat. Diameternya lebih dari 50 meter dan tingginya 35 meter. Instrumen utama di observatorium Ulugh Beg adalah sekstan Fakhri yang berukuran 40,04 meter. Kuadrannya yang begitu besar mengharuskan sebagian landasan tanah harus disingkirkan agar bisa masuk ke dalam observatorium.

Observatorium Ulugh Beg merupakan salah satu pusat ilmiah terbesar pada abad ke-15, menjadikannya tempat para ilmuwan dari seluruh penjuru Timur berkumpul melakukan penelitian dan berdiskusi. Dari observatorium itu, Ulugh Beg menghasilkan karya terkenal, yaitu Zij-i-Sultani. Itu adalah sebuah tabel astronomi yang mencatat posisi bintang-bintang dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Selain itu, Ulugh Beg juga membuat pengukuran terhadap beberapa parameter astronomi seperti lintasan planet, koordinat bintang, dan koreksi pergerakan bintang-bintang di langit.

5. Ulugh Beg memiliki akhir hidup yang tragis

Kompleks makam Gur-e-Amir (commons.wikimedia.org/ほっきー)
Kompleks makam Gur-e-Amir (commons.wikimedia.org/ほっきー)

Di luar kontribusinya yang luar biasa dalam sains, kehidupan politik Ulugh Beg cukup tragis. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1447, ia tidak dapat mempertahankan kekuasaan meskipun ia adalah putra tunggal. Ulugh Beg akhirnya dihukum mati di Samarkand atas dorongan putranya sendiri, 'Abd al-Latif.

Makam Ulugh Beg ditemukan pada tahun 1941 di komplek pemakaman Gur-e-Amir yang dibangun oleh Tamerlane di Samarkand. Ditemukan bahwa Ulugh Beg telah dikuburkan lengkap dengan pakaiannya. Ini menunjukkan bahwa ia wafat sebagai seorang martir. Luka-luka yang dideritanya terlihat jelas saat tubuhnya diperiksa. 

6. Observatorium Ulugh Beg menjadi warisan era Timuriyah

Pintu masuk Observatorium Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/Adam Harangozó)
Pintu masuk Observatorium Ulugh Beg (commons.wikimedia.org/Adam Harangozó)

Setelah kematian Ulugh Beg, Samarkand mengalami periode kerusuhan dan ketidakstabilan. Observatorium yang dulunya megah akhirnya mengalami kerusakan parah akibat invasi dan penghancuran oleh pihak-pihak yang bersaing. Pada abad ke-20, ketika arkeolog dan sejarawan mulai mengkaji lebih mendalam tentang warisan ilmiah dari era Timuriyah, observatorium ini ditemukan kembali.

Pada tahun 1908, sebuah tim arkeolog Rusia yang dipimpin oleh Viktor Langheld, melakukan penggalian di Samarkand dan menemukan sisa-sisa observatorium tersebut. Barulah pada tahun 1960-an, pemerintah Uzbekistan bersungguh-sungguh merestorasi observatorium Ulugh Beg. Kini, situs itu menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang terkenal di Samarkand dan menjadi simbol dari kejayaan ilmiah Ulugh Beg.

Ulugh Beg tidak hanya meninggalkan warisan astronomi yang luar biasa, tetapi juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan selama berabad-abad. Penemuan-penemuan dan tabel astronomi yang disusun oleh Ulugh Beg menjadi dasar penelitian modern dalam astronomi. Selain itu, minatnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan menjadi inspirasi bagi ilmuwan di seluruh dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Devia Sagita
EditorDevia Sagita
Follow Us