7 Hal Ini Bikin Kucing Trauma dan Gak Mau Dekat Manusia

- Kucing bisa trauma akibat suara keras dan gerakan kasar, membuatnya enggan didekati bahkan oleh pemilik yang lembut.
- Kucing bisa merasa kesepian dan ditelantarkan jika ditinggalkan lama di rumah tanpa perhatian, mainan, makanan cukup, atau tempat tidur nyaman.
- Memandikan kucing dengan cara kasar, interaksi dengan anak-anak yang kurang lembut, lingkungan bising, atau perubahan lingkungan dapat menyebabkan trauma pada kucing.
Kucing dikenal sebagai hewan peliharaan yang manja dan menggemaskan. Tapi, tidak semua kucing mudah didekati atau nyaman dengan kehadiran manusia. Beberapa di antaranya bisa menunjukkan tanda-tanda trauma, seperti menghindar, mengeong terus-menerus, atau bahkan menyerang saat disentuh.
Ternyata, ada banyak hal yang bisa membuat kucing merasa terancam hingga kehilangan kepercayaan pada manusia. Trauma pada kucing bukan hal sepele. Perlu waktu, kesabaran, dan perlakuan khusus agar mereka bisa kembali merasa aman. Nah, berikut ini beberapa hal yang sering bikin kucing jadi trauma.
1. Dipukul atau diteriaki bisa membuatnya merasa tidak aman

Kucing sangat sensitif terhadap suara keras dan gerakan kasar. Saat kamu berteriak atau memukul, meskipun tidak mengenai tubuhnya langsung, kucing tetap bisa merasa terancam. Hal ini bisa membuatnya mengaitkan kehadiranmu dengan rasa takut.
Akibatnya, kucing jadi enggan didekati. Bahkan jika kamu mencoba bersikap lembut setelahnya, ia tetap akan merasa tidak nyaman. Butuh waktu lama untuk membangun kembali rasa aman dalam dirinya.
2. Ditinggal terlalu lama membuatnya merasa ditelantarkan

Kucing memang terlihat mandiri, tapi mereka juga butuh perhatian. Saat kamu terlalu lama meninggalkannya sendiri di rumah, ia bisa merasa kesepian atau ditelantarkan. Apalagi jika tidak ada mainan, makanan cukup, atau tempat nyaman untuk tidur.
Perasaan ini bisa berubah jadi trauma, terutama jika ia pernah ditelantarkan sebelumnya. Kucing yang mengalami ini cenderung menarik diri dan sulit diajak bermain. Bahkan bisa butuh waktu lama untuk pulih dan percaya lagi pada manusia.
3. Dimandikan dengan kasar

Sebagian besar kucing tidak suka air. Kalau kamu memandikannya dengan cara yang kasar atau tanpa persiapan, itu bisa jadi pengalaman traumatis. Kucing akan merasa kehilangan kendali dan terjebak.
Kalau hal ini terjadi berulang, ia bisa mengembangkan rasa takut setiap kali kamu mendekat sambil membawa handuk atau baskom. Bahkan suara air saja bisa membuatnya panik. Cara memandikan kucing harus tenang dan pelan, dengan penuh kesabaran.
4. Diperlakukan seperti boneka mainan oleh anak kecil

Interaksi dengan anak-anak bisa jadi menyenangkan, tapi tidak semua anak tahu cara memperlakukan kucing dengan lembut. Saat kucing dipeluk terlalu erat, ditarik ekornya, atau dijadikan mainan, hal itu bisa melukai fisik maupun emosinya. Jika terus-menerus terjadi, pengalaman ini bisa meninggalkan trauma mendalam pada si kucing.
Kucing yang mengalami ini biasanya jadi mudah terkejut dan enggan bersosialisasi. Ia akan menghindari keramaian dan lebih suka menyendiri untuk merasa aman. Trauma semacam ini bisa terbawa hingga dewasa jika tidak segera diatasi dengan pendekatan yang tepat.
5. Suara bising dan keramaian membuatnya stres berat

Kucing punya pendengaran sangat tajam. Suara ledakan petasan, mesin, atau musik keras bisa membuatnya stres. Jika kamu tinggal di lingkungan yang sering bising, kucing bisa merasa cemas sepanjang waktu.
Kecemasan ini bisa berubah jadi trauma. Akibatnya, kucing lebih sering bersembunyi, tidak mau makan, atau bahkan menunjukkan perilaku agresif. Pastikan ada ruang tenang di rumah tempat ia bisa berlindung saat merasa tidak nyaman.
6. Pergantian pemilik atau rumah yang terlalu mendadak

Kucing sangat terikat pada rutinitas dan lingkungan yang familiar. Pindah rumah atau berganti pemilik secara tiba-tiba bisa sangat membingungkan dan membuatnya tidak nyaman. Ini membuat kucing merasa kehilangan arah dan cemas.
Perubahan besar ini bisa memicu trauma, terutama jika sebelumnya ia tinggal di tempat yang buruk. Ia mungkin akan butuh waktu berminggu-minggu hingga bulan untuk merasa nyaman lagi. Pendekatan yang lembut dan sabar sangat penting dalam masa transisi.
7. Disakiti oleh manusia atau hewan lain

Penyebab trauma paling parah pada kucing adalah pengalaman disakiti, baik oleh manusia atau hewan lain. Luka fisik bisa sembuh, tapi luka emosional butuh waktu lebih lama. Kucing akan menjadi sangat waspada terhadap siapa pun yang mendekatinya.
Ia bisa menunjukkan tanda-tanda seperti mendesis, bersembunyi, atau mencakar. Dalam kasus ekstrem, kucing bisa kehilangan kemampuan bersosialisasi sama sekali. Pendekatan perlahan dan penuh cinta adalah kunci untuk memulihkannya.
Trauma pada kucing bukan hal yang bisa dianggap remeh. Sekali mereka kehilangan kepercayaan, butuh waktu dan usaha ekstra untuk memulihkannya. Kalau kamu punya kucing di rumah, perlakukan mereka dengan lembut dan penuh perhatian. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh jadi teman setia yang bahagia.