Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kota Paling Sustainable di Dunia, Menuju Nol Emisi Gas Buangan?

Foto salah satu tempat di Oslo (pexels.com/Naren Yogarajah)

Ada banyak cara untuk mencegah dan mengatasi permasalahan lingkungan. Salah satunya dengan perancangan pengelolaan kota yang ramah lingkungan atau yang dikenal juga dengan sustainable city. Sustainable city adalah kota yang dikelola dengan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan.

Kota ini dirancang untuk mengurangi dampak buruk dari suatu industri atau manusia itu sendiri terhadap lingkungan. Dikutip dari Cemex Ventures: “sustainable cities promote sustainable living that considers people, planet, and profit (3P)” . Dirangkum dari Arcadis Index, terdapat daftar kota yang paling sustainable di dunia. Berikut adalah tujuh kota di antaranya.

1. Kota Oslo

Foto suatu taman di Oslo (pexels.com/barnabas)

Selain dianggap sebagai salah satu kota paling indah di dunia, Ibu kota Norwegia ini berhasil menduduki posisi pertama sebagai kota paling ramah lingkungan di dunia. Upaya pemerintah dan masyarakatnya dalam melestarikan ruang hijau patut disegani. Faktanya, terdapat sekitar 47 persen wilayah Oslo merupakan wilayah hijau.

Selain itu, penerapan konsep smart city dalam melakukan tata kelola kota perlu diacungi jempol. Oslo memiliki jaringan transportasi umum serba listrik dan rencana untuk sepenuhnya melistriki jaringan transportasi umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara yang bersih. Maka dari itu, tidak heran jika penggunaan energi di kota ini hampir mencapai nol emisi pada tahun 2030.

2. Kota Stockholm

Foto suatu pelabuhan di Stockholm (pexels.com/Milda Zarankaitė)

Stockholm adalah Ibu kota Swedia dan merupakan kota terbesar di negara Nordik.  Permasalahan lingkungan pada tahun 80-an berhasil menggerakkan kota terbesar di Swedia ini melakukan perubahan lebih baik. Hingga saat ini, Stockholm semakin maju dengan beberapa aksi yang mendukung sustainable living.

Seperti contohnya: sistem transportasi umum yang luas, adanya komunitas pengendara sepeda, terciptanya bangunan hemat energi, direalisasikannya sistem pengelolaan sampah yang komprehensif, luasnya ruang terbuka hijau, dan terancangnya target bebas bahan bakar fosil pada tahun 2024. Uniknya lagi, jalur Kota yang dibangun bersamaan dengan pemurnian air limbah untuk meminimalkan polusi suara.

3. Kota Tokyo

Foto sebuah sungai di Kota Tokyo (pexels.com/Evgeny Tchebotarev)

Kepadatan di kota Tokyo tidak membuatnya menjadi kota terbelakang. Justru edukasi tentang sustainable living dengan pengelolaan kota yang baik diterapkan di kota ini. Hal tersebut dibuktikan dengan komitmen Tokyo terhadap pilar keberlanjutan bumi dan manusia. Pada tahun 2050, kota ini berupaya mencapai tujuan net-zero carbon dan menyabet peringkat tinggi dalam hal konektivitas, transportasi, kesehatan, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Bahkan, ada banyak komunitas di Tokyo yang menegakkan sustainable living, yakni Sustainable Living Tokyo dan Zero Waste Japan. Selain itu, banyak juga toko barang bekas yang masih berkualitas. Hal tersebut sangat mendukung kampanye penggunaan ulang barang-barang yang masih bisa dipakai. Tokyo juga memiliki banyak taman atap dan peternakan lebah madu yang berkontribusi pada ekosistem yang sehat. Intinya, Tokyo terus berperan aktif dalam mengadopsi segala hal yang mendukung sustainable living.

4. Kota Copenhagen

Foto salah satu tempat di Copenhagen (pexels.com/Shvets Anna)

Copenhagen adalah kota dengan jumlah penduduk kawasan urban 1.263.698 jiwa dan kawasan metropolitan sebesar 2.013.009 jiwa. Terkenal dengan kota cantik dengan penduduk bahagia seolah mendukung pernyataan bahwa Copenhagen jadi kota paling sustainable urutan ketiga. Di kota ini terdapat inisiasi keberlanjutan, seperti mencapai netralitas karbon pada tahun 2025, sebagian besar listriknya berasal dari energi angin dan matahari, mengalihkan bus dari diesel ke listrik, dan menjadikan banyak jalan untuk bersepeda.

Adapun aksi unik lain, yakni seperempat dari total penjualan makanan di Copenhagen adalah organik. Selain itu, Copenhagen juga berupaya menjaga ruangan hijau dengan menjaga infrastruktur bangunan dan mengembangkan proyek-proyek ramah lingkungan. Semakin banyak bangunan dengan teknologi ramah lingkungan, seperti listrik cermin pada laju dan bangunan yang menghasilkan panas. Beragam komunitas ramah lingkungan juga ada di kota ini seperti Slotsholmen, Frederiksstaden, Islands Brygge, Holmen, Christiania, Carlsberg, Sluseholmen, dan lain-lain.

5. Kota Berlin

Foto tempat wisata di Berlin (pexels.com/Shvets Anna)

Selain kental dengan cerita sejarahnya, Berlin sebagai sebuah kota di Jerman juga kental dengan aksi sustainable living. Kota ini memiliki banyak sekali taman, kebun, dan pepohonan yang membuatnya menjadi salah satu kota paling hijau di UE. Adapun rencana besar Berlin, yakni  menjadi wilayah yang netral iklim pada tahun 2045. Hal tersebut dapat dibuktikan karena memang Berlin sangat potensial dalam pengelolaan lingkungan.

Secara keseluruhan, Berlin telah mengambil langkah-langkah penting menuju keberlanjutan. Kota ini memiliki berbagai inisiatif yang mendukung gaya hidup berkelanjutan, termasuk transportasi umum yang baik, jalur sepeda yang luas, dan taman-taman kota yang indah.  Selain itu, kota ini aktif dalam mempromosikan energi terbarukan dan efisiensi energi, serta mengurangi emisi karbon. 

6. Kota London

Foto sebuah jalan di London (pexels.com/Peter Spencer)

Dalam ruang sejarah sebelumnya, pada tahun 2018, London menjadi kota paling ramah lingkungan nomor 1 di dunia. Namun, belakangan ini London mengalami penurunan dalam hal 3P. Kabar baiknya, London tidak terhapus dari daftar kota sustainable. Buktinya masih menempati peringkat ke-6 tahun 2022 karena dijalankannya skema sepeda kota, jaringan transportasi umum yang mudah diakses, dan peningkatan kualitas udara yang baik.

London semakin mengembangkan banyak proyek energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin, untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Jalur sepeda yang luas dan efisien juga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan promosikan kehidupan berkelanjutan di London. Menariknya lagi, London menggalakkan pembelian produk lokal yang dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari pengiriman produk dari jarak jauh. 

7. Seattle

Foto salah satu tempat di Seattle (pexels.com/Jared Lung)

Terkenal dengan sapaan kota pelajar, menjadikan edukasi tentang lingkungan hidup juga semakin ditegakkan. Sekitar 80% listrik di kota ini dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air yang bersih dan bebas karbon. Selain itu, terdapat Undang-undang Mobil Bersih yang mewajibkan semua kendaraan yang dijual tidak memiliki emisi.

Seattle juga memiliki penataan sistem transportasi umum yang baik, termasuk kereta bawah tanah, bus, dan kereta api. Aksi menggunakan transportasi umum juga dapat membantu mengurangi emisi karbon. Ada pula suatu komunitas bernama Interweave sebagai akselerator keberlanjutan berbasis komunitas di Seattle yang membantu menciptakan kawasan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.

Setelah menyimak, apakah kamu sudah pernah berkunjung ke salah satu dari tujuh daftar kota paling sustainable di dunia tadi? Kalau pernah, apa yang kamu saksikan di sana dan dampak apa yang kamu rasakan? Kalau belum, semoga suatu saat nanti bisa berkunjung, ya! Harapannya, semoga Indonesia bisa mencontoh negara-negara di atas tadi demi lingkungan yang lebih sehat dan hidup yang lebih hebat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adira Putri Aliffa
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us