Apa Itu Zirkon? Kenali Asal-usul dan Kegunaannya

Zirkon mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tapi batu ini sebenarnya sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu, lho. Baik sebagai permata maupun bahan industri, zirkon punya sejarah dan manfaat yang menarik untuk diulik.
Dari warna-warni cantiknya hingga perannya dalam teknologi modern, zirkon bukan sekadar batu biasa. Nah, kalau kamu penasaran sebenarnya apa itu zirkon, pelajari lewat penjelasan berikut ini!
Apa itu zirkon?

Zirkon adalah mineral alami bernama kimia Zirconium silikat (ZrSiO₄) yang terbentuk di kerak bumi dan ditemukan dalam jumlah kecil di berbagai jenis batuan. Umumnya, zirkon ditemukan bersama mineral berat lainnya seperti ilmenit, rutil, dan leucoxene. Mengingat keberadaannya yang sering muncul bersamaan, zirkon biasanya diproduksi sebagai produk sampingan (co-product) dari penambangan pasir mineral berat, terutama yang mengandung titanium.
Umumnya, zirkon berbentuk seperti pasir kasar. Namun, bisa juga digiling menjadi bubuk halus. Kandungan teoritisnya meliputi sekitar 67% zirconia (ZrO₂) dan 32% silika (SiO₂), serta kadang terdapat unsur hafnium dalam jumlah kecil. Perlu dipahami, meskipun namanya mirip, zirkon berbeda dengan zirconium (unsur logam Zr), zirconia (oksida zirkonium), dan cubic zirconia yang sering digunakan sebagai batu permata sintetis menyerupai berlian.
Asal-usul zirkon
Zirkon telah digunakan selama hampir 2.000 tahun. Batu mulia ini banyak ditemukan di endapan sungai di Sri Lanka, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Mineral ini telah menjadi bagian dari perhiasan di wilayah-wilayah tersebut selama ratusan tahun. Zirkon bahkan disebut dalam teks-teks kuno seperti Alkitab serta dalam legenda Hindu yang menceritakan daun-daun zirkon hijau untuk persembahan kepada dewa.
Dari sisi ilmiah, zirkon memainkan peran penting dalam sejarah penemuan unsur. Pada 1789, seorang ahli kimia asal Jerman, Martin Heinrich Klaproth, menemukan unsur zirkonium saat menganalisis komposisi zirkon. Selanjutnya, pada 1824, logam zirkonium berhasil diisolasi dari zirkon oleh ahli kimia Swedia, Jöns Jacob Berzelius.
Lebih lanjut, zirkon biru sempat menjadi tren dalam perhiasan Inggris pada 1880-an, terutama terkait koleksi perhiasan warisan (estate jewellery). Namun, pada awal 1900-an, zirkon digunakan secara menyesatkan sebagai pengganti berlian sehingga reputasinya sempat menurun dan dianggap batu imitasi.
Dari segi industri, penambangan pasir mineral yang mengandung zirkon pertama kali dilakukan di Australia pada 1934, tepatnya di Byron Bay, New South Wales. Industri ini kemudian berkembang pesat hingga ke Fraser Island di Queensland. Penemuan endapan pasir mineral lainnya terjadi di Australia Barat pada tahun 1970-an dan 1980-an. Kini, zirkon telah ditemukan di seluruh negara bagian Australia, termasuk di Northern Territory.
Proses terbentuknya zirkon

Zirkon terbentuk melalui kristalisasi dari magma atau dalam kondisi metamorfisme pada batuan. Artinya, mineral ini muncul ketika magma, batuan cair di dalam Bumi mendingin dan mengkristal. Bisa juga saat batuan mengalami tekanan dan suhu tinggi yang menyebabkan perubahan struktur mineralnya. Mengingat sifatnya yang tahan terhadap pelapukan kimia dan fisik, zirkon bisa bertahan melewati berbagai peristiwa geologis selama miliaran tahun, lho.
Selama perjalanan geologisnya, zirkon bisa mengalami pertumbuhan ulang, di mana lapisan barunya bisa terbentuk di sekeliling inti kristal lamanya, mirip seperti cincin pada batang pohon. Setiap lapisan ini menyimpan informasi kondisi Bumi saat itu, termasuk suhu, tekanan, dan bahkan waktu kejadian geologisnya.
Dengan kata lain, zirkon bukan hanya mineral biasa. Namun, semacam kapsul waktu mikroskopis yang menyimpan jejak-jejak awal sejarah Bumi.
Kegunaan zirkon
Zirkon untuk apa sebenarnya sangat bervariasi. Pasalnya, selain indah sebagai batu permata, mineral ini juga memiliki banyak kegunaan industri.
Memiliki tingkat kekerasan yang tinggi dan titik leleh di atas 2.500 derajat Celsius, zirkon sering digunakan sebagai bahan abrasif serta lapisan pelindung di dalam tungku industri baja. Kandungan logam seperti zirkonium dan hafnium di dalam zirkon pun membuatnya semakin bernilai.
Lebih jauh, sirkonium dikenal sangat keras dan tahan korosi sehingga sering dimanfaatkan untuk membuat pipa kimia, pelindung reaktor nuklir, penukar panas, serta paduan logam khusus. Zirkonium juga ditemukan dalam berbagai produk sehari-hari seperti pena, pisau tahan aus, cakram komputer, hingga pakaian ringan.
Sementara itu, hafnium yang juga terkandung dalam zirkon digunakan dalam batang kendali reaktor nuklir dan paduan logam super. Produk turunan zirkon juga banyak diaplikasikan dalam industri keramik, mesin, elektronik, hingga pesawat luar angkasa.
Zirkon juga sangat penting dalam dunia geologi. Mineral ini mampu bertahan dari proses geologi ekstrem seperti erosi dan metamorfisme sehingga bisa menyimpan catatan sejarah Bumi.
Mengingat batuan ini mengandung jejak uranium dan thorium yang meluruh secara radioaktif dari waktu ke waktu, zirkon digunakan oleh para ilmuwan untuk menentukan usia batuan. Salah satu contoh terkenal adalah zirkon dari Jack Hills, Australia Barat, yang usianya mencapai 4,4 miliar tahun, termasuk tertua di Bumi.
Di sisi lain, zirkon tetap populer sebagai batu permata karena tersedia dalam berbagai warna. Zirkon bening sering dijadikan alternatif berlian, sedangkan zirkon merah-kecokelatan dikenal sebagai hyacinth, dan zirkon biru hasil pemanasan disebut starlite. Namun, zirkon kadang disalahartikan sebagai cubic zirconia atau bahan sintetis dari zirkonium dioksida yang dibuat untuk menyerupai berlian.
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu zirkon dan kenapa mineral ini begitu penting, kan? Meskipun mungkin tak kelihatan, zirkon bisa menjadi kunci di balik banyak inovasi dan penemuan menarik. Semoga penjelasan ini bermanfaat, ya.
Referensi
"Zircon Chronology: Dating the Oldest Material on Earth." American Museum of Natural History. Diakses Mei 2025.
"Zircon." Britannica. Diakses pada Mei 2025.
"About Zircon." Zircon Industry Association. Diakses Mei 2025.
"Zircon." Geoscience Australia. Diakses Mei 2025.