Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mineral Ini jadi Bahan Penghasil Pigmen yang Berharga

ilustrasi mineral (commons.wikimedia.org/Géry Parent)

Pernahkan kamu mendengar tentang warna hijau arsenik yang berbahaya? Atau warna ungu yang paling mahal? Sebelumnya, mari kita kembali ke masa sebelum pigmen atau pewarna sintetis ditemukan. Pada zaman dulu, memproduksi sebuah pigmen bukanlah perkara mudah. Tak hanya membutuhkan proses yang kompleks, bahan untuk sejumlah warna sulit diperoleh.

Maka tak heran jika saat itu banyak yang berlomba menciptakan pigmen dari beragam bahan baku. Mineral dengan penampilan dan nilai yang fantastis pun turut digunakan sebagai bahan penghasil pigmen. Penasaran dengan apa saja mineral yang menjadi bahan baku pigmen kala itu? Keep scrolling!

1. Hematit

ilustrasi hematit (commons.wikimedia.org/Eric Polk)

Hematit atau badar besi merupakan mineral besi oksida yang mempunyai ciri khas garis kemerahan. Berasal dari kata Yunani yakni "haima" yang berarti darah. Pada zaman dulu, para prajurit menggunakan pigmen hematit pada tubuh mereka sebelum memulai perang. Mereka mempercayai bahwa hematit akan memberikan kekuatan dan perlindungan dari energi negatif. Selain itu jejak penggunaan hematit juga ditemukan pada kuburan dan perhiasan untuk berkabung.

2. Sinabar

ilustrasi sinabar (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Warna merah cerah dari sinabar yang indah, sayangnya menyimpan kandungan toksik berupa merkuri sulfida. Meski berbahaya, mineral yang dikenal dengan warna vermilion ini cukup digandrungi pemakaiannya. Bahkan di dunia perdagangan kala itu, sinabar dikatakan sebagai pigmen yang paling berharga setelah ultramarine. Berdasarkan artikel oleh Gemological Institute Of America ditemukan bahwa pada sejumlah era dinasti Tiongkok, penggunaan sinabar turut menjadi bagian kebudayaan atau ritual adat. Mulai dari untuk dekorasi, kosmetik, obat-obatan, hingga praktek pengawetan mayat.

3. Lapis Lazuli

mineral lapis lazuli (unsplash.com/Geert Pieters)

Sebuah pigmen yang lebih berharga dari emas. Pigmen ultramarine yang berasal dari lapis lazuli pernah diberi julukan tersebut. Hasil karya terkenal dari beragam seniman kala itu mengandung pigmen ini, salah satunya lukisan ikonik dari Johannes Vermeer bernama "Girl with a Pearl Earring". Lapis lazuli juga digunakan sebagai dekorasi pada benda seremonial dan artefak keagamaan sebagai simbol sakral. Karena batu lapiz lazuli mengandung beragam mineral, maka proses pengolahannya membutuhkan waktu beberapa bulan. Alasan itulah yang membuat harga pigmen ini sangat mahal.

4. Malasit

ilustrasi malasit (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Jejak penggunaan pigmen dari mineral malasit ditemukan pada era mesir kuno yang digunakan sebagai riasan mata serta pada lukisan di makam. Warna hijau yang indah dari malasit membuatnya disukai sebagai bahan ornamen dekorasi atau perhiasan. Biasanya, mineral malasit dan azurite ditemukan bersamaan pada bijih tembaga. Kandungan tembaga tersebut dapat menjadi berbahaya ketika serbuk dari proses pengolahan batuan mineral terhirup.

5. Azurite

ilustrasi azurite (commons.wikimedia.org/Robert M. Lavinsky)

Meski mempunyai asal dan komposisi yang berbeda, warna biru azurite kerap membuat orang mengiranya sebagai batu lapis lazuli. Seperti malasit, azurite digunakan sebagai kosmetik, perhiasan ataupun dekorasi. Berdasarkan penelitian oleh Gemological Institute Of America, menyatakan bahwa walaupun mineral malasit lebih melimpah dari azurite, namun pigmen azurite dimanfaatkan secara lebih luas. Sebagai salah satu pigmen biru yang penting pada abad pertengahan di Eropa, tak jarang pigmen azurite digunakan bersamaan dengan pigmen ultramarine yang lebih mahal.

6. Orpiment

ilustrasi orpiment (commons.wikimedia.org/Géry Parent)

Orpiment merupakan mineral arsenik sulfida dengan warna kuning keemasan. Sebelum digunakan, pemisahan kandungan sulfur dari orpiment harus dilakukan untuk mencegah perubahan warna yang drastis. Orpiment juga sering digunakan sebagai cat lukis dan untuk menulis sebagai imitasi emas. Sebaiknya hindari kontak langsung dan gunakan alat pelindung ketika akan menggunakan pigmen satu ini.

7. Kalsit

ilustrasi kalsit (commons.wikimedia.org/Koreller)

Kalsit merupakan bentuk mineral kalsium karbonat yang biasanya berwarna putih ataupun tidak berwarna. Penggunaan pigmen dari kalsit telah digunakan sejak lama pada dunia seni. Baik sebagai bahan pelengkap dalam menciptakan barang antik maupun lukisan. Kalsit juga menjadi komponen utama dari gamping dan marmer, yang mempunyai banyak kegunaan di beragam sektor kehidupan hingga saat ini. 

Itulah 7 mineral yang digunakan sebagai bahan pigmen di zaman dulu. Meski mempunyai warna yang indah, sayangnya tak sedikit dari pigmen tersebut yang berbahaya. Untungnya saat ini telah tersedia pigmen sintetis yang lebih aman dan praktis proses pembuatannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us