Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Bangau Maguari, Bangau Amerika Selatan dengan Banyak Ciri Khas

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Jairmoreirafotografia)
Intinya sih...
  • Habitat favoritnya adalah lahan basah, rawa, dan padang rumput yang tergenang. Maguari sering terlihat berdiri tegak di tepi rawa dengan sabar menunggu mangsanya lewat.
  • Memiliki ciri khas iris mata yang berwarna merah menyala dan paruh panjang yang cocok untuk menusuk atau menjepit mangsa. Umumnya ditemukan sendirian atau berpasangan.
  • Memakan berbagai jenis hewan kecil di lahan basah, komunikasi menggunakan metode bill-clattering, senang membuat sarang di atas pohon tinggi, dan mengalami perubahan warna kulit wajah yang menjadi semakin gelap saat musim kawin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bangau maguari, atau Ciconia maguari, adalah salah satu jenis burung yang namanya mungkin belum terlalu akrab di telinga banyak orang. Nama “maguari” sendiri berasal dari bahasa Tupi-Guarani, bahasa penduduk asli Brasil, yang menirukan bunyi khas dari burung ini. Nama tersebut bukan hanya sekadar sebutan, tetapi juga mencerminkan kedekatan masyarakat setempat dengan alam di sekitarnya.

Bangau ini memiliki penampilan yang sekilas mirip dengan bangau putih Eropa, sehingga sering menimbulkan kebingungan bagi pengamat burung pemula. Namun, maguari memiliki ciri khas unik yang membedakannya dari spesies lain dalam genus Ciconia. Selain penampilannya yang menarik, perilakunya juga menyimpan banyak fakta menakjubkan yang jarang diketahui orang. Untuk lebih mengenal burung besar yang satu ini, mari kita bahas lebih dalam berbagai sisi kehidupannya, mulai dari habitat hingga status konservasinya.

1. Habitat favoritnya adalah lahan basah, rawa, dan padang rumput yang tergenang

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Nortondefeis)

Bangau maguari banyak ditemukan di wilayah Amerika Selatan, terutama di Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay, dan sebagian Bolivia. Dilansir laman Birda, habitat favoritnya adalah lahan basah, rawa, padang rumput yang tergenang, hingga daerah banjir musiman.

Burung ini lebih suka berada di dataran rendah yang memiliki sumber air berlimpah karena memudahkan mereka mencari makanan. Pada musim kemarau, mereka dapat bermigrasi ke wilayah yang lebih basah untuk bertahan hidup. Maguari sering terlihat berdiri tegak di tepi rawa dengan sabar menunggu mangsanya lewat.

2. Memiliki ciri khas iris mata yang berwarna merah

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Carla Antonini)

Dilansir laman Birds of the World, bangau maguari memiliki ukuran tubuh yang besar, dengan tinggi mencapai 97–120 cm dan bentang sayap sekitar 150–180 cm. Bulu tubuhnya sebagian besar berwarna putih, sementara sayapnya memiliki warna hitam pekat yang kontras.

Salah satu ciri khasnya adalah iris mata berwarna merah menyala yang dipadukan dengan kulit wajah hitam, memberikan ekspresi yang sangat mencolok. Penampilan ini membuatnya berbeda dengan bangau putih Eropa yang lebih sederhana dalam warna wajah.

Paruhnya panjang dan lurus, berwarna keabu-abuan hingga hitam, sangat cocok untuk menusuk atau menjepit mangsa. Kakinya yang panjang berwarna merah muda hingga kemerahan, membantu mereka berjalan di air dangkal atau lumpur dengan mudah.

3. Memakan berbagai jenis hewan kecil di lahan basah

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Luis Argerich)

Sebagai burung karnivora oportunis, bangau maguari memakan berbagai jenis hewan kecil yang mudah ditemukan di lahan basah. Dilansir laman Animalia, makanannya terdiri dari ikan kecil, katak, ular, serangga besar, hingga moluska dan kepiting.

Cara mencari makan yang paling umum dilakukan adalah berdiri diam di perairan dangkal, lalu dengan cepat menusukkan paruhnya ke arah mangsa yang lewat. Selain itu, maguari juga bisa berjalan perlahan menyusuri air sambil mengintai gerakan mangsa. Dalam kondisi tertentu, mereka bahkan bisa memakan bangkai kecil jika sumber makanan terbatas.

4. Umumnya ditemukan sendirian atau berpasangan

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Chatsam)

Dilansir laman Bird Buddy, burung bangau maguari umumnya dapat ditemukan sendirian atau berpasangan, tetapi saat musim kawin mereka membentuk koloni yang cukup besar. Koloni ini dapat terdiri dari puluhan hingga ratusan individu yang bersarang berdekatan.

Ketika mencari makan, mereka kadang membentuk kelompok kecil yang bergerak bersama di lahan basah. Maguari juga menunjukkan perilaku territorial saat menjaga sarang, di mana jantan dan betina bekerja sama untuk melindungi wilayahnya. Burung ini dikenal memiliki pola interaksi yang cukup dinamis, bergantung pada musim dan ketersediaan sumber daya.

5. Berkomunikasi menggunakan metode bill-clattering

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Wagner Machado Carlos Lemes)

Bangau maguari, seperti kebanyakan bangau lain, tidak memiliki suara yang keras karena struktur tenggorokannya kurang berkembang. Dilansir laman Birda, sebagai gantinya, mereka menggunakan metode komunikasi non-vokal yang disebut bill-clattering, yaitu membenturkan paruh berulang-ulang hingga menghasilkan bunyi khas.

Suara ini biasanya digunakan dalam konteks perkawinan, komunikasi antarindividu di koloni, atau saat mempertahankan wilayah. Selain bunyi dari paruh, mereka juga mengandalkan bahasa tubuh, seperti mengibaskan sayap atau mengubah posisi leher untuk memberi sinyal.

Cara komunikasi ini membuat mereka sangat bergantung pada kontak visual dengan sesama. Fenomena ini sekaligus menjadi ciri khas menarik karena memperlihatkan bahwa komunikasi tidak selalu harus berupa suara lantang.

6. Senang membuat sarang di atas pohon tinggi

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Ron Knight)

Salah satu kebiasaan unik dari bangau maguari adalah fleksibilitas dalam memilih tempat bersarang. Dilansir laman The World Birds, mereka bisa membuat sarang di atas pohon tinggi, tetapi tidak jarang juga membangun sarang besar di semak-semak rendah atau bahkan di tanah terbuka. Sarang tersebut terbuat dari ranting, rumput, dan bahan alami lain yang disusun dengan rapi.

Burung ini lebih suka bersarang berkoloni, sehingga dalam satu area rawa bisa ditemukan puluhan sarang sekaligus. Jantan biasanya berperan aktif mengumpulkan bahan, sementara betina membantu menyusun sarang.

7. Fenomena perubahan warna kulit wajah yang menjadi semakin gelap

ilustrasi bangau maguari
ilustrasi bangau maguari (wikimedia.org/Cássio Gomes Lopes)

Pada musim kawin, bangau maguari mengalami perubahan fisik yang menarik, terutama pada bagian wajah. Dilansir laman USF Digital Commons, kulit wajahnya menjadi lebih gelap dan kontras, sementara iris mata tampak semakin cerah. Perubahan warna ini diyakini sebagai cara alami untuk menarik pasangan dan menunjukkan kondisi fisik yang sehat.

Selain itu, perilaku jantan juga menjadi lebih aktif, termasuk memperlihatkan gerakan tubuh tertentu saat menarik perhatian betina. Ritual ini sering kali disertai dengan bill-clattering yang intensif.

Bangau maguari saat ini masih tercatat dalam kategori Least Concern oleh IUCN, yang berarti populasinya relatif stabil. Namun, bukan berarti spesies ini bebas dari ancaman. Degradasi lahan basah akibat pembangunan, pertanian intensif, dan perubahan iklim dapat mengganggu habitat alaminya. Jika lahan basah terus menyusut, maka sumber makanan dan tempat bersarang mereka akan semakin terbatas. Hal ini menegaskan bahwa upaya konservasi tetap penting untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka. Burung ini tidak hanya memiliki nilai ekologi, tetapi juga nilai budaya yang terkait

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Unik Semut yang Punya 'Bahasa' Rahasia untuk Komunikasi

16 Sep 2025, 15:29 WIBScience