5 Fakta Menarik Bangau Kepala Palu, Burung Purba yang Masih Hidup

- Bangau kepala palu adalah satu-satunya spesies dalam genusnya, Scopus umbretta.
- Sarang bangau kepala palu adalah yang terbesar di antara burung lain, kokoh dan berfungsi sebagai benteng perlindungan.
- Burung ini memiliki kaitan dengan mitos dan cerita rakyat Afrika, dianggap sebagai makhluk penuh misteri.
Dalam ekosistem satwa liar, ada beberapa spesies yang berhasil bertahan hidup dari berbagai tantangan evolusi dan zaman. Salah satunya adalah burung bangau kepala palu atau Scopus umbretta. Burung yang satu ini adalah anggota ordo Pelecaniformes dan satu-satunya spesies dalam genus Scopus. Dengan ciri khas bentuk kepalanya yang unik menyerupai palu, burung ini sering dianggap misterius sekaligus menarik perhatian para peneliti maupun pecinta satwa liar.
Keunikan bangau kepala palu tidak hanya terlihat dari fisiknya saja, tapi juga dari perilaku dan perannya di alam. Mulai dari kebiasaannya membuat sarang super besar, hingga statusnya yang kerap dikaitkan dengan mitos di beberapa budaya Afrika, semua membuat burung ini layak untuk disorot. Nah, biar makin kenal sama satwa purba yang masih bertahan hidup sampai sekarang ini, yuk simak fakta-fakta menariknya berikut!
1. Satu-satunya anggota genus scopus

Bangau kepala palu atau Scopus umbretta adalah satu-satunya spesies yang ada dalam genusnya. Dilansir laman About Animals, bangau kepala palu bahkan memiliki famili taksonomi tersendiri bernama Scopidae dan genus terpisah bernama Scopus karena karakteristiknya yang sangat unik.
Hal ini menjadikan burung tersebut memiliki garis keturunan evolusi yang sangat panjang, membedakannya dari keluarga burung lain seperti bangau, kuntul, atau pelikan. Dengan kata lain, bangau kepala palu adalah "fosil hidup" yang memberi kita gambaran tentang burung-burung purba yang mungkin pernah menghuni bumi jutaan tahun lalu. Keberadaan spesies tunggal ini menjadikannya salah satu peninggalan alam yang paling berharga.
2. Sarangnya terbesar di antara burung lain

Kemampuan bangau kepala palu dalam membangun sarang adalah sesuatu yang tak tertandingi. Burung ini terkenal sebagai arsitek ulung. Dilansir laman Safari West, sarang burung ini termasuk yang paling masif, sering kali mencapai tinggi dan lebar hingga 2 meter, dan bisa memiliki berat hingga 100 kali bobot tubuh si burung. Dibuat dari ranting, rumput, dan lumpur, sarangnya sangat kokoh dan bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Struktur sarang bangau kepala palu jauh lebih rumit daripada sarang burung lain. Sarang ini berbentuk seperti kubah besar yang memiliki lorong masuk sempit di bagian bawah, yang mengarah ke ruang utama di dalamnya. Desain ini tidak hanya berfungsi sebagai istana yang nyaman, tetapi juga benteng yang efektif untuk melindungi telur dan anak-anak burung dari predator seperti ular, kadal, dan mamalia. Tak heran jika sarang ini sering kali ditempati juga oleh spesies burung lain setelah ditinggalkan.
3. Memiliki kaitan dengan mitos dan cerita rakyat Afrika

Burung bangau kepala palu memiliki posisi unik dalam lanskap budaya Afrika, di mana ia dianggap sebagai makhluk yang penuh misteri. Dilansir laman Gwango, burung ini sering dianggap sebagai pembawa kesialan dan pertanda buruk. Di beberapa wilayah, ada keyakinan yang kuat bahwa bangau kepala palu adalah burung penyihir yang bisa menjatuhkan kutukan dan membawa malapetaka bagi siapa pun yang berani mengganggu atau menyentuh sarangnya.
Sarangnya yang besar dan tersembunyi juga menambah aura mistisnya, membuat burung ini dihormati sekaligus ditakuti. Namun, di sisi lain, kepercayaan masyarakat terhadap bangau kepala palu juga menunjukkan sisi perlindungan. Ada mitos yang menyebut bahwa menyakiti atau membunuh burung ini akan mendatangkan kemalangan. Ketakutan inilah yang secara tidak langsung menjadi jaring pelindung, menjaga populasi bangau kepala palu agar tetap lestari di habitat aslinya.
4. Sering melakukan tarian unik beramai-ramai

Perilaku sosial bangau kepala palu sangat menarik, terutama saat berinteraksi satu sama lain. Kebiasaan beramai-ramai ini menjadi bagian dari ritual sosial sekaligus cara mereka berkomunikasi dalam kelompok. Dilansir laman SANBI, dalam aksi sosialnya, bangau ini memperlihatkan gerakan tarian yang meliputi membungkuk, mengibaskan sayap, dan berlari-lari kecil secara bergantian di antara anggota kelompok. Tarian ini dihiasi dengan suara khas yang nyaring seperti cackling, yang memperkuat ikatan antar individu dalam kelompoknya.
Tarian beramai-ramai bangau kepala palu ini biasanya terjadi sebagai bagian dari ritual pertunjukan sosial yang melibatkan interaksi antar burung di luar area bersarang. Selain mempererat hubungan sosial, tarian ini juga berperan dalam proses kawin dan demonstrasi kekuatan di antara pasangan.
5. Beradaptasi luas di berbagai habitat

Bangau Kepala Palu memiliki kemampuan beradaptasi yang luas di berbagai habitat, mulai dari daerah berair seperti rawa, sungai, dan danau hingga daerah pesisir dan hutan di Afrika dan sekitarnya. Dilansir laman BirdLife South Africa, burung ini dapat ditemukan di wilayah sub-Sahara Afrika, Madagaskar, dan bahkan di Semenanjung Arabia bagian barat daya. Keberadaannya yang luas menunjukkan fleksibilitas ekologi bangau ini untuk hidup di berbagai lingkungan dengan sumber air yang cukup.
Selain habitat alami seperti rawa dan hutan riparian, Bangau Kepala Palu juga mampu menyesuaikan diri dengan habitat buatan manusia seperti sawah dan kolam ikan. Ia tidak bermigrasi jauh dan biasanya menetap di wilayahnya, tetapi dapat berpindah secara lokal sesuai ketersediaan air dan sumber makanan.
Setelah mengenal fakta-fakta uniknya, jelas bahwa bangau kepala palu adalah mahakarya alam yang penuh misteri. Dari bentuk kepala yang khas hingga perilaku sosialnya yang unik, burung purba ini menjadi bukti nyata ketangguhan evolusi dan keberagaman satwa liar.