Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Burung Dara dan Merpati yang Kerap Terlihat di Singapura

ilustrasi burung dara (commons.wikimedia.org/Ranjandas5)

Singapura adalah negara di Asia Tenggara yang berada di antara Indonesia dan Malaysia. Dari 734,3 kilometer persegi luas tanah, 46,5 persen di antaranya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau, seperti taman atau cagar alam. Jadi gak heran jika di sana, kamu akan melihat burung dara (dove) dan merpati (pigeon), yang sama-sama berasal dari famili Columbidae.

Famili Columbidae terbagi atas 50 genus dan 344 spesies yang tersebar di hampir seluruh dunia. Umumnya, burung dara berukuran lebih kecil dan sifatnya lebih pemalu daripada merpati. Inilah beberapa burung dara dan merpati yang bisa kita jumpai di Singapura!

1. Spilopelia chinensis

ilustrasi Spilopelia chinensis (commons.wikimedia.org/zinogre)

Dulunya, burung ini diberi nama Streptopelia chinensis, lalu berganti menjadi Spilopelia chinensis alias spotted dove. Selain di Singapura, mereka juga ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei, Timor Leste, Tiongkok, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa. Panjangnya kurang lebih 28–32 sentimeter dengan berat 160 gram.

Sebagai hewan granivora, makanan utamanya adalah biji-bijian dan sesekali mengonsumsi serangga. Sekali bertelur, jumlahnya 1–2 butir dan akan menetas setelah dierami selama 14–16 hari. Karena wilayah persebarannya luas dan populasinya melimpah, mereka dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah (least concern).

2. Geopelia striata

ilustrasi Geopelia striata (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
ilustrasi Geopelia striata (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Geopelia striata memiliki beberapa julukan sekaligus, yaitu zebra dove dan barred ground dove. Awalnya mereka hanya ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Indonesia (spesifiknya Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Sumbawa), Thailand, Myanmar, Kamboja, serta Brunei. Namun, kini meluas hingga Laos, Hawaii, Seychelles, Mauritius, Saint Helena (bagian dari Wilayah Seberang Laut Inggris), serta Kaledonia Baru, Tahiti, dan Réunion (bagian dari Wilayah Seberang Laut Prancis).

Hewan yang panjangnya 20–23 sentimeter ini umum dipelihara karena memiliki suara merdu. Bahkan, kerap diadakan kontes untuk mencari burung dengan suara terindah! Tak jauh berbeda dengan spesies sebelumnya, Geopelia striata bertelur sebanyak 1–2 butir dan akan menetas 13–18 hari kemudian. Lalu, ketika berusia tiga minggu, anak-anaknya sudah bisa terbang dengan lancar.

3. Treron vernans

ilustrasi Treron vernans (commons.wikimedia.org/lonelyshrimp)

Selanjutnya adalah Treron vernans atau pink-necked green pigeon, yang bulunya sangat colorful. Burung jantan kepalanya berwarna biru keabu-abuan dengan leher merah muda dan dada oranye. Sisanya berwarna hijau, kecuali ujung sayap yang berwarna hitam dan kaki merah muda. Sementara, burung betina berwarna hijau polos dengan ujung sayap dan ekor berwarna hitam.

Di Singapura, mereka dapat dijumpai di Bukit Timah Nature Reserve, Singapore Botanic Gardens, Bukit Batok Nature Park, dan tempat lain yang dipenuhi pepohonan. Mereka juga menghuni Kamboja, Brunei, Vietnam, Myanmar, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Burung yang panjangnya 25–30 sentimeter dengan berat 105–160 gram ini merupakan pemakan buah (frugivora). Favoritnya ialah buah ara (Ficus carica).

4. Columba livia

ilustrasi Columba livia (commons.wikimedia.org/Razvan Socol)

Salah satu burung yang persebarannya paling luas adalah Columba livia alias rock dove. Mereka dilaporkan terlihat di Benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Bulunya berwarna abu-abu dan hitam, dengan semburat ungu atau hijau metalik pada lehernya. Mereka dapat tumbuh sepanjang 29–35 sentimeter dengan berat 315–410 gram.

Makanan favoritnya terdiri dari jagung, gandum, barley, dan biji knotweed, tetapi tidak menolak apabila diberi roti, kacang, kismis, dan popcorn. Secara global, spesies ini diperkirakan berjumlah 260 juta ekor. Populasinya tetap stabil walau kerap dimangsa predator, seperti burung hantu, elang, falcon, rakun, dan oposum.

5. Treron curvirostra

ilustrasi Treron curvirostra (commons.wikimedia.org/NatureAtYourBackyard)
ilustrasi Treron curvirostra (commons.wikimedia.org/NatureAtYourBackyard)

Terakhir, mari mengenal lebih dekat Treron curvirostra, yang juga dikenal sebagai thick-billed green pigeon. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Johann Friedrich Gmelin (naturalis Jerman) pada tahun 1789. Kamu bisa menjumpainya di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Tiongkok, Nepal, Bhutan, India, dan Bangladesh.

Sama seperti Treron vernans, burung yang panjangnya kurang dari 26 sentimeter ini juga menyukai buah ara. Belum diketahui total populasi Treron curvirostra di alam liar. Yang jelas, mereka digolongkan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan.

Banyak juga burung dara dan merpati yang hidup di Singapura, ya? Namun, tidak semuanya berani berada di dekat manusia. Ada pula yang lebih suka bersembunyi di balik lebatnya dedaunan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us