Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Terancam Punah di Pulau Jawa, Berapa Ekor yang Masih Tersisa?

merak hijau
merak hijau (commons.wikimedia.org/timboucher)
Intinya sih...
  • Elang jawa, populasi hanya 300-500 individu di alam liar, masuk kategori terancam
  • Merak hijau, tersisa sekitar 10,000–19,999 individu di alam liar, terancam punah karena kerusakan habitat dan perburuan liar
  • Trulek jawa, populasinya tak lebih dari 49 ekor, masuk kategori critically endangered dan sulit ditemukan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat ini Pulau Jawa menjadi pulau terpadat di Indonesia. Karena hal tersebut, kehidupan burung di Pulau Jawa juga makin terancam. Pasalnya, habitat mereka rusak, pasokan makanan menipis, bahkan tak sedikit orang yang memburu burung-burung tersebut. Alhasil, saat ini ada banyak burung terancam punah yang menghuni Pulau Jawa.

Contohnya, burung merak yang sangat indah hanya bisa ditemukan di hutan dan dataran tinggi. Kemudian, ada juga elang jawa yang dulu menjadi predator, tetapi sekarang sangat sulit ditemukan. Kemudian, burung kecil seperti kacamata jawa juga terus terancam akibat perburuan liar yang membabi buta. Nah, agar mereka terus terjaga, maka kamu harus mengenali mereka. Jadi, mari kita bahas beberapa burung terancam punah di Pulau Jawa!

1. Elang jawa diperkirakan populasinya hanya tersisa 300–500 ekor di alam liar

elang jawa
elang jawa (commons.wikimedia.org/Eko Prastyo)

Dahulu, Nisaetus bartelsi atau elang jawa merupakan penguasa langit di hutan dan pegunungan Pulau Jawa. Sayangnya, sekarang populasi burung ini sudah menurun drastis dan diperkirakan hanya tersisa 300–500 individu di alam liar. Karena hal tersebut, elang jawa dimasukan ke kategori endangered atau terancam. Populasinya juga terus menurun dan ia termasuk satwa yang dilindungi.

Dilansir Animalia, elang jawa hanya bisa ditemukan di beberapa daerah, seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Alas Purwo, dan Taman Nasional Meru Betiri. Burung dengan panjang 60 centimeter ini juga mudah dikenali, khususnya dari tubuh yang berwarna cokelat dan kehadiran jambul di kepalanya. Terakhir, ia merupakan predator ganas yang bisa memangsa tikus hingga ular.

2. Merak hijau masuk ke kategori endangered karena kerusakan habitat dan perburuan liar

merak hijau
merak hijau (commons.wikimedia.org/Crisco 1492)

Di balik keindahannya yang sangat memukau, ternyata Pavo muticus atau merak hijau merupakan hewan yang terancam punah. Tercatat, hanya tersisa sekitar 10,000–19,999 individu di alam liar. Alhasil, burung berukuran besar ini masuk ke kategori endangered atau terancam. Kerusakan habitat, perburuan liar, aktivitas manusia, dan alih fungsi lahan jadi beberapa hal yang mengancam populasinya.

Dilansir Thai National Parks, panjang maksimal merak hijau bisa mencapai 3 meter. Ia kerap ditemukan di hutan, pegunungan, hingga hutan bambu. Sebenarnya, merak hijau tetap bisa terbang, namun ia merupakan penerbang yang payah dan hanya bisa terbang dalam jarak yang pendek. Selain di Indonesia, merak hijau juga bisa ditemukan di India, Thailand, Myanmar, Vietnam, Malaysia, hingga China.

3. Trulek jawa masuk ke dalam kategori critically endangered dan hampir punah

trulek jawa
trulek jawa (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)

Mungkin, Vanellus macropterus atau trulek jawa merupakan burung endemik paling terancam di Pulau Jawa. Sebab, burung ini sangat sulit terlihat di alam liar. Gak cuma itu, ia juga dimasukan ke kategori critically endangered dan populasinya tak lebih dari 49 ekor. Saking sulitnya ditemukan, laman Avibase menjelaskan kalau kemungkinan burung ini sudah punah.

Tercatat, laporan penampakan terakhir terjadi pada tahun 2013. Sayangnya, penampakan tersebut bukan laporan resmi dan bisa saja hanya misidentifikasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Padahal, burung ini merupakan burung yang sangat unik, lho. Bayangkan saja, ia punya kaki kuning panjang, badan hitam yang mencolok, dan gelambir kuning yang membuat hewan ini mudah dikenali.

4. Populasi gelatik jawa semakin menurun drastis dan masuk dalam kategori endangered

gelatik jawa
gelatik jawa (commons.wikimedia.org/Bernard Spragg. NZ)

Menurut IUCN Red List, Padda oryzivora atau gelatik jawa mengalami penurunan populasi yang cukup signifikan. Saat ini, ia masuk ke kategori engdared dan di alam liar hanya tersisa sekitar 1,000-2,499 individu. Hingga saat ini, gelatik jawa sangat terancam oleh kerusakan habitat dan perburuan liar. Tak cuma itu, burung ini juga dianggap hama dan kerap dibasmi karena dianggap merugikan.

Di Pulau Jawa, burung sepanjang 17 sentimeter dan berparuh pink ini sering ditemukan di sawah, hutan, atau area lembap. Uniknya, ia memiliki populasi di luar Pulau Jawa, tepatnya di Jepang, Australia, Hawaii, dan benua Amerika. Di Indonesia, burung ini memang termasuk hewan yang dilindungi. Uniknya, di tempat-tempat tersebut ia berstatus sebagai spesies introduksi dan invasif.

5. Kacamata jawa semakin sulit ditemui dan populasinya menurun karena perburuan ilegal

kacamata jawa
kacamata jawa (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau burung dengan nama ilmiah Zosterops flavus ini masuk ke kategori endangered. Di Indonesia sendiri, ia bisa ditemukan di Pulau Jawa dan Kalimantan. Habitat alaminya mencakup hutan, area bakau, dan semak-semak. Lebih lanjut, ancaman terbesar dari kacamata jawa adalah kerusakan habitat dan perburuan liar. Saking seringnya diburu, bahkan burung ini sering diperjualbelikan secara ilegal, khususnya di pasar hewan di daerah Kalimantan. Menurut survey, permintaan terhadap kacamata jawa sangat tinggi.

Tentunya, kita gak boleh membiarkan burung-burung tersebut terjun ke jurang kepunahan. Oleh sebab itu, kita harus mendukung berbagai upaya konservasi untuk menyelamatkan kehidupan mereka. Jangan usik mereka, jangan buru mereka, dan jangan sekali-kali melakukan jual beli burung terancam punah secara ilegal. Lagipula, kamu bisa dikenakan sanksi pidana jika berani melakukan semua hal tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Tebak Ilmuwan dan Penemuannya, Bisa Jawab?

04 Sep 2025, 15:53 WIBScience