Setiap tahun, bencana di dunia pasti ada. Namun, 2018 ini seperti jadi tahun penuh duka bagi bangsa Indonesia. Itu karena ada banyak bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami yang terjadi di tanah air dan merenggut nyawa ribuan orang.
Lantas, bencana alam apa saja yang paling mematikan di seluruh dunia selama 2018 ini? Dilansir dari data Centre for Research on the Epidemiology of Disasters, Belgia, berikut daftar-daftarnya.
Kebakaran hutan yang ganas membakar daerah pesisir Yunani pada akhir Juli. Sebagian besar korban tewas dalam kebakaran, sisanya tenggelam di laut ketika berusaha melarikan diri dari api.
Gempa berkekuatan 7,5 menghantam Provinsi Pegunungan Selatan, Papua Nugini pada Februari. Gempa ini memicu gempa susulan yang besar dan tanah longsor. Hampir setengah juta orang terkena dampak bencananya.
Hujan lebat pada akhir Agustus dan pada awal September silam menyebabkan banjir dan tanah longsor berbahaya di Korea Utara. Akibatnya 800 bangunan hancur.
Suhu di kota Karachi Pakistan bertahan di atas 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celsius) selama beberapa hari pada Mei. Gelombang panas tersebut bertepatan dengan pemadaman listrik dan Ramadan, saat umat Islam menahan diri dari makan dan minum di siang hari. Sebagian besar dari mereka yang meninggal berasal dari daerah miskin, termasuk anak-anak dan orang tua.
Di Nigeria, banjir pada September membuat lebih dari setengah juta orang terlantar karena lebih dari 13.000 rumah hancur. Banjir melanda sepertiga dari 36 negara bagian Nigeria, yang berdampak pada hampir 2 juta orang.
Hujan deras dan tanah longsor berdampak luas di Jepang pada Juli. Banjir itu sangat buruk karena hujan yang turun di daerah pegunungan disalurkan ke kota-kota. Di Uwajima, sebuah kota di pulau Shikoku Jepang, banjir mencapai tinggi 38 cm dalam dua jam pada suatu Minggu pagi.
Banjir di India menewaskan lebih dari 300 orang pada Agustus. Sebagian besar korban berada di negara bagian India selatan, Kerala.
Pemerintah Kerala mengatakan banyak korban tewas setelah dihancurkan oleh puing-puing setelah tanah longsor. Itu adalah banjir terburuk yang tercatat dalam 100 tahun.
Ketika gunung api Fuego di Guatemala meletus pada awal Juni, daerah sekitarnya dilanda aliran piroklastik mematikan. Piroklastik adalah campuran gas panas dan batuan vulkanik yang dapat bergerak dengan kecepatan hingga 145 km per jam. Tanah begitu panas sampai-sampai sol sepatu bot para penyelamat tercerai-berai.
Pada 5 Agustus, gempa berkekuatan 6,9 menghantam Pulau Lombok, Indonesia. Gempa ini didahului dengan gempa berkekuatan 6,4 pada akhir Juli. Daerah ini juga terus dilanda sejumlah gempa susulan.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 dan tsunami setinggi 1,5-3 meter membawa kehancuran pada akhir September. Bencana ini meratakan seluruh kota dan membuat lebih dari 330 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Bencana memang tak bisa terelakkan. Upaya manusia hanya bisa menghindar dengan menjaga kelestarian alam dan mengembangkan teknologi untuk mengantisipasi apabila bencana akan terjadi lagi. Semoga saja, di tahun mendatang bencana alam di dunia bisa diantisipasi dengan baik sehingga tak memakan banyak korban jiwa.