Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Bryozoa, Disebut Hewan Lumut Hidup di Perairan 

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)
Intinya sih...
  • Bryozoa adalah hewan kecil di perairan yang bersifat kawanan dengan 4.000-5.000 spesies di seluruh dunia.
  • Fosil Bryozoa ditemukan dari zaman ordovisium awal hingga era kenozoikum, dan memiliki berbagai bentuk kerangka.
  • Bryozoa menyaring partikel makanan, bereproduksi secara seksual dan aseksual, serta menjadi bahan penelitian untuk obat anti kanker.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bryozoa adalah hewan kecil di perairan yang bersifat kawanan artinya terdapat banyak bryozoa dalam satu tempat. Setiap individu bryzoa disebut zooid. Setiap zooid cenderung membangun rumahnya sendiri dalam bentuk cangkang kalsium karbonat. Agar mudah memahami bahwa spesies ini juga disebut hewan lumut atau tikar laut.

Jika kamu sedang snorkeling di sekitar garis pantai, pasti kerap memperhatikan benda aneh menempel pada cabang pohon tumbang di mana beberapa bryozoa tampak seperti lumut karena tampilannya mirip dengan tumbuhan tersebut.

Bryozoa ditemukan di semua perairan seluruh dunia kecuali Antartika. Kawanan mencapai ukuran terbesarnya pada akhir musim panas dan gugur. Dilansir Encyclopediaofarkansas, bryozoa terdiri dari 4.000-5.000 spesies di seluruh dunia.

Sebagian besar menghuni perairan tropis dengan kedalaman kurang dari 100 m. Bryozoa juga tersebar di air tawar. Mari kenali lebih dekat dengan bryozoa spesies yang mungkin asing di mata kamu.

1. Fosil bryozoa ditemukan menandakan mereka adalah spesies purba

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)

Bryozoa mempunyi catatan fosil yang berlimpah. Temuan terakhir diduga berasal dari zaman ordovisium awal. Fosil yang berasal dari era mesozoikum akhir dan kenozoikum ditemukan di endapan yang terletak di Karibia seperti Kosta Rika, Republik Dominika, Panama dan Venezuela. Di Amerika Serikat di wilayah Alabama, Florida dan Mississippi.

Fosil lain ditemukan berasal dari periode ordovsium awal, ordovisium tengah dan pertengahan era jurassic. Dikatakan bryozoa paling melimpah dan beragam berasal dari zaman kapur. Fosil versi air tawar yang lunak dan langka berasal dari zaman permian akhir.

2. Ciri fisik bryozoa

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)

Kerangka bryoza hadir dalam berbagai bentuk dan pola misalnya gundukan dan ranting bercabang. Bryozoa tidak memiliki sistem pernapasan kerena ukurannya yang kecil. Namun, hewan lumut mempunyai sistem saraf dan otot yang dapat berfungsi membawa zooidnya ke tempat berlindung.

Tubuhnya mempunyai struktur luar seperti lengan (kistid) dan sekumpulan organ yang bergerak. Eksoskeleton bryozoa air tawar berbentuk jeli (agar-agar) dan kitin (seperti cangkang serangga).

Bryozoa dianggap peneliti sebagai satu-satunya filum hewan yang semua spesiesnya diketahui membangun koloni. Hewan lumut membentuk kerangka meliputi jaring dan kerak seperti cangkang dan batu.

3.Bryozoa menyaring partikel makanan

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Auckland Museum Collections)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Auckland Museum Collections)

Bryozoa akan menyaring partikel makanan seperti alga, fitoplankton, zooplankton bakteri e coli. Selain itu juga memakan siput, cacing, udang karang dan larva serangga. Mereka memakan menggunakan lofofornya (berupa tentakel yang mengelilingi mulutnya).

Lolofornya dilapisi lendir yang bisa mengalirkan mangsanya ke mulut melalui silia (rambut kecil). Saluran pencernaan hewan lumut berbentuk seperti huruf u di mana anusnya terletak di bawah cincin tentakelnya.

4.Reproduksinya bisa seksual dan aseksual

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Parent Géry)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Parent Géry)

Bryozoa dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual di mana mereka adalah hermafrodit artinya berperan sebagai jantan dan betina sekaligus. Klon dihasilkan secara aseksual. Zooid akan menghasilkan zooid yang baru dan kemudian membentuk kawanan. Semua zooid dalam kawanan dihubungkan oleh untaian sel epitel.

Zooid bersifat heterozooid di mana mereka bisa mengembangkan telur. Bryozoa bersifat protandrik yang awalnya berperan sebagai jantan dan kemudian sebagai betina karena dalam kawanannya terdapat heterozooid yang berada dalam tahap seksual masing-masing, terang Kids kiddle.   

5.Hubungan bryozoa dengan manusia

Bryozoa (commons.wikimedia.org/Ryan Hodnett)
Bryozoa (commons.wikimedia.org/Ryan Hodnett)

Bryozoa belum begitu dikenal orang banyak. Segelintir manusia yang tahu tentang bryozoa seperti orang yang terlibat dalam industri pelayaran memandang hewan kecil ini sebagai biang masalah.

Bryozoa cenderung menempel pada lambung kapal, dermaga dan tabung saluran air. Di beberapa belahan dunia, bryozoa yang mati menghasilkan lapisan batu kapur berukuran beberapa meter. Ilmuwan meneliti hewan lumut dan menemukan senyawa yang disebut bryostatin sedang dipelajari untuk obat anti kanker, jelas Fossils facts and finds.

6.Predator bryozoa

Bryozoa dan hydroid (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)
Bryozoa dan hydroid (commons.wikimedia.org/Peter Southwood)

Bryzoa air tawar dimakan oleh banyak predator seperti siput, cacing pipih, oligochaetes, udang karang, serangga air (caddisflies dan kumbang elmid) dan para ikan. Sedangkan predator hewan lumut di lautan antara lain krustasea, tungau orbatid, nudibranch, laba-laba laut, bulu babi, bintang laut, echinodermata dan moluska laut.

Beberapa spesies hidup di kedalaman di atas 8.000 m dan sebagian lagi hidup di perairan yang lebih dangkal. Kebanyakan bryozoan cenderung tidak bergerak, ada juga yang merayap dan beberapanya bergerak di butiran pasir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us