7 Fakta Bulan, Ungkap Misteri Menakjubkan di Balik Cahaya Lembutnya!

Kamu pasti tidak asing lagi dengan benda langit yang bersinar di malam hari ini. Sinar rembulan yang hangat dan terang itu tidak pernah lelah membuat takjub semua orang. Siap mendampingi Bumi sepanjang waktu dan menemani tidur lelapmu di malam sunyi. Namun, di balik keindahannya, Bulan menyimpan segudang rahasia yang mungkin belum kamu ketahui.
Pernahkah terbesit di benakmu dari mana asalnya Bulan? Ada apa di sana? Tak kenal, maka tak sayang. Fakta menakjubkan berikut ini akan mengungkap misteri dan membawamu mengenal lebih dekat dengan Bulan. Let's start!
1. Satelit alami Bumi

Bulan adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki oleh Bumi. Bulan yang kita lihat dari Bumi tampak mudah digapai, padahal jarak dari Bumi ke Bulan adalah 384.400 km. Bulan memiliki ukuran sangat besar, diperkirakan seperempat dari ukuran Bumi dengan radius rata-rata 1.737,4 km. Benda langit yang bercahaya ini termasuk satelit terbesar kelima di Tata Surya kita setelah satelit Io, Kalisto, Titan, dan Ganymede.
Bulan mengelilingi Bumi dalam orbit yang berbentuk oval dan orbitnya berada di bawah tarikan gravitasi Bumi. Waktu yang dibutuhkan Bulan untuk menyelesaikan satu kali orbit sekitar 27 hari dengan kecepatan keliling rata-rata 1 km per detik. Keberadaan Bulan juga membantu menstabilkan rotasi Bumi agar tetap berputar pada porosnya. Tanpa Bulan, kemiringan poros Bumi akan berubah-ubah dan bisa menyebabkan perubahan iklim yang sangat ekstrem.
2. Terbentuk akibat tubrukan besar

Bulan yang kamu lihat di setiap malam itu berasal dari fenomena alam tubrukan besar yang terjadi di luar angkasa. Saat ini, hipotesis tubrukan besar adalah teori yang paling diakui tentang proses terbentuknya Bulan. Teori ini menyebutkan bahwa sekitar 4,5 miliar tahun lalu, sebuah benda langit seukuran planet Mars bernama Theia bertabrakan dengan Bumi yang masih sangat muda.
Tabrakan dahsyat ini menyebabkan sebagian besar material dari Theia dan kerak Bumi terlempar ke luar angkasa. Material-material tersebut kemudian menyatu dan membentuk sebuah objek yang semakin besar. Seiring waktu, objek itu mendingin dan mengeras hingga membentuk benda langit yang kita sebut Bulan.
3. Bukan planet

Mengutip NASA Science, dalam kamus Merriam-Webster, planet diartikan sebagai salah satu benda besar yang berputar mengelilingi Matahari dalam tata surya. Menurut definisi International Astronomical Union (IAU), sebuah objek langit dapat dikategorikan sebagai planet jika mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup agar bentuknya hampir bulat, dan mampu menyingkirkan objek lain berukuran serupa di orbitnya.
Dalam hal ini, Bulan tidak mengorbit Matahari, tetapi hanya mengorbit Bumi. Massa Bulan hanya sekitar 1,2% dan jauh lebih kecil dari massa Bumi. Artinya gaya gravitasi Bulan tidak cukup kuat untuk menangkap dan menyingkirkan benda-benda langit lain di sekitar orbitnya, apalagi membentuk dirinya sendiri menjadi bulat sempurna. Hal ini menandakan Bulan tidak dominan secara gravitasi di wilayah orbitnya, maka Bulan tidak memenuhi kriteria untuk disebut sebagai planet.
4. Rotasi sinkron

Rotasi sinkron Bulan adalah salah satu fenomena alam menarik dalam astronomi. Waktu yang dibutuhkan Bulan untuk berotasi pada porosnya sama persis dengan waktu yang dibutuhkan Bulan untuk berevolusi atau mengelilingi Bumi. Plot twist, dari Bumi kita selalu melihat sisi Bulan yang sama.
Rotasi sinkron terjadi karena gaya gravitasi Bumi yang tidak merata pada Bulan dan menyebabkan bagian Bulan yang menghadap Bumi mengalami tarikan gravitasi yang lebih kuat. Seiring waktu, tarikan gravitasi ini memperlambat rotasi Bulan hingga akhirnya menjadi sinkron dengan periode revolusinya. Rotasi sinkron ini membuat kita hanya bisa melihat satu sisi Bulan dari Bumi. Sisi lain yang selalu membelakangi Bumi disebut sisi jauh atau sisi gelap Bulan. Padahal, sisi jauh Bulan juga mendapat sinar Matahari, hanya saja kita tidak bisa melihatnya dari Bumi.
5. Tidak memiliki atmosfer dan cahaya sendiri

Di Bulan tidak ada atmosfer karena gravitasi Bulan jauh lebih lemah dibandingkan dengan Bumi, sehingga terlalu lemah untuk mempertahankan atmosfer. Kondisi ini menyebabkan suhu di Bulan mencapai 127°C sangat panas pada siang hari dan mencapai -173°C sangat dingin di malam hari. Bulan juga tidak memiliki cahaya sendiri karena bukan merupakan bintang yang dapat menghasilkan cahaya. Cahaya Bulan yang selama ini kamu lihat sebenarnya adalah pantulan cahaya Matahari. Permukaan Bulan yang berbatu dan berdebu mampu memantulkan sebagian cahaya Matahari yang membuatnya bercahaya.
Meskipun Bulan tidak memiliki cahaya sendiri, namun Bulan terus berevolusi. Revolusi Bulan dan pantulan cahaya Matahari menghasilkan fase Bulan yang merupakan perubahan bentuk Bulan dan dapat dilihat langsung dari Bumi. Antara lain, fase Bulan baru, Kuartal pertama, Bulan purnama, Kuartal ketiga, Bulan sabit, Bulan separuh, dan Bulan cembung. Fase Bulan ini berfungsi sebagai pengaruh pasang surut air laut, penentu penanggalan, serta navigasi bagi hewan.
6. Permukaan berkawah

Sebagai satelit Bumi, Bulan tidak memiliki atmosfer yang dapat melindungi permukaannya. Benda langit seperti asteroid, meteor, dan komet jadi lebih mudah menabrak Bulan dalam bentuk utuh dan tidak terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bulan. Di Bulan juga tidak ada aktivitas tektonik maupun vulkanik, jika pun ada, kemungkinan prosesnya sangat lama. Kondisi ini membuat permukaan Bulan tidak rata karena tidak bergerak untuk membentuk batuan baru.
Akibat “bombardir” yang terjadi secara berulang sekitar miliaran tahun lalu, terbentuklah kawah-kawah dengan berbagai ukuran hampir di seluruh permukaan Bulan. Selain kawah, peristiwa luar angkasa yang terjadi pada Bulan ini juga menghasilkan lunar maria, yaitu daerah luas dan gelap di permukaan Bulan. Serta mascon atau mass concentration, yaitu daerah dengan gravitasi lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
7. Potensi sumber daya

Kita selalu mengira Bulan sebagai satelit Bumi yang dingin dan tandus. Namun siapa sangka, ternyata Bulan menyimpan potensi sumber daya dan terdapat bukti adanya es air di kutub-kutub Bulan. Permukaan Bulan juga diperkirakan kaya akan mineral langka yang sulit ditemukan di Bumi. Beberapa mineral ini memiliki nilai komersial yang tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai industri. Seperti mineral regolith, titanium, silikon, dan berbagai jenis tanah jarang.
Salah satu sumber daya yang paling melimpah di Bulan adalah Helium-3, isotop Helium ini disebut-sebut sangat langka di Bumi. Helium-3 memiliki potensi besar sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. Reaksi fusi nuklir menggunakan Helium-3 menghasilkan energi yang sangat besar tanpa limbah radioaktif seperti pada reaksi fisi nuklir. Sedangkan, es air di Bulan terbentuk dari hidrogen dan oksigen yang berasal dari angin matahari, dan bisa digunakan untuk bahan bakar roket. Konon, es air ini juga dapat digunakan sebagai sumber air minum untuk astronot, lho!
Bulan dengan segala keindahan dan keunikan di balik cahayanya telah membuat takjub dan membawa kita lebih dekat lagi dengan satelit istimewa milik Bumi ini. Meskipun jauh, Bulan memiliki pengaruh sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Kira-kira, fenomena alam luar angkasa apa lagi ya, yang masih menjadi misteri dan menunggu untuk dipecahkan?