5 Fakta Bondol Dada Biru, Burung Imut dengan Keluarga yang Kompak

Kalau bicara soal burung imut dengan warna bulu yang cukup nyentrik, maka nama bondol dada biru (Uraeginthus angolensis) bisa jadi spesies yang menarik untuk disimak. Bagaimana tidak? Burung berukuran sekitar 12—13 ini punya penampilan layaknya burung kutilang—walaupun keduanya tidak berkerabat—serta diselimuti dengan bulu yang memadukan warna cokelat di bagian pundak dan biru pada bagian dada.
Dalam bahasa Inggris, burung yang satu ini punya cukup banyak nama. Misalnya saja, blue waxbill, blue-breasted waxbill, blue-cheeked cordon-bleu, angola cordon-bleu, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, tak hanya banyaknya nama lain dari burung ini saja yang menarik. Bondol dada biru masih punya sejumlah fakta lain yang sayang untuk dilewati, lho. Yuk, kenalan dengan si biru yang imut ini!
1. Peta persebaran dan habitat

Burung bondol dada biru merupakan spesies burung asli dari benua Afrika. Secara khusus, si imut ini hanya dapat ditemukan di bagian selatan benua Afrika. Artinya, negara-negara seperti Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe, Mozambik, Kongo, Botswana, Namibia, Burundi, hingga Angola jadi rumah bagi bondol dada biru.
Secara umum, burung ini bisa hidup pada berbagai kondisi, tetapi lebih suka jika berada di kawasan tropis. Dilansir Animalia, bondol dada biru akan mencari rumah yang dekat dengan sumber air, baik berupa sungai, danau, ataupun kolam-kolam kecil. Sabana dengan beberapa vegetasi besar, hutan, lahan pertanian, hingga tempat-tempat yang ditumbuhi tanaman payung berjenis Vachellia tortilis dapat menjadi rumah bagi si burung biru ini.
2. Makanan favorit

Bondol dada biru ternyata tergolong sebagai hewan omnivor. Di alam liar, pilihan makanannya sangat beragam sehingga cukup mudah bagi mereka untuk memenuhi asupan hariannya. Tentunya, makanan burung ini juga berukuran kecil-kecil, sesuai dengan ukuran tubuh mereka.
Dilansir Birda, makanan utama dari bondol dada biru berupa biji-bijian dari tanaman di sekitar rumahnya. Biji ini bisa berasal dari rumput tinggi yang berbiji ataupun biji bunga-bunga yang bisa mereka temukan. Selain itu, jika bertemu dengan sarang rayap, maka bondol dada biru akan memakan serangga itu sebanyak mungkin. Terkadang, burung ini juga memakan buah-buahan kecil yang jatuh dari pohon, semisal buah dari pohon gembala (Boscia albitrunca).
3. Punya keluarga yang kompak

Sebenarnya, bondol dada biru tergolong sebagai hewan sosial yang pada momen tertentu akan bersatu dengan banyak individu lain dan membentuk kelompok besar. Akan tetapi, secara garis besar, kehidupan sosial dari burung ini lebih banyak dihabiskan bersama anggota keluarganya saja. Anggota keluarga di sini berarti terdiri atas pasangan jantan dan betina beserta beberapa ekor anak jika masih perlu hidup bersama mereka.
Dilansir Animalia, pasangan bondol dada biru akan melakukan berbagai aktivitas bersama. Misalnya saja, keduanya akan saling membantu dalam membuat sarang yang berbentuk oval. Biasanya, sarang burung ini terbuat dari sisa-sisa rumput kering, bunga, dan bulunya sendiri yang dibangun di atas pohon. Menariknya, terkadang pasangan bondol dada biru akan memakai sarang bekas burung lain dan membangun ulang agar sesuai dengan preferensi mereka.
Perilaku unik lain dari bondol dada biru adalah kebiasaan mereka untuk membangun di dekat sarang tawon. Belum diketahui apakah burung ini akan memakan tawon atau memanfaatkan mereka sebagai perlindungan ekstra. Namun, dugaan sementara dibalik perilaku ini adalah upaya pencegahan dari bondol dada biru terhadap kehadiran semut pohon, semisal Psudomyrmex spp, yang selalu merusak sarang burung maupun tawon.
Oh iya, saking kompaknya lagi, pasangan bondol biru akan selalu bersama ketika mengurus anak-anaknya. Baik jantan maupun betina akan bergantian menjaga dan mencari makan ketika anaknya lapar. Apalagi, burung ini termasuk hewan yang setia sehingga hanya akan memiliki satu pasangan saja seumur hidupnya.
4. Sistem reproduksi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pasangan bondol dada biru akan setia hingga maut memisahkan. Uniknya, biasanya jantan yang sudah terpilih oleh satu betina akan melompat-lompat, menggigit satu material sarang di mulutnya, dan bersuara dengan riang. Hal ini diduga merupakan bentuk ritual perkawinan yang dilakukan jantan guna menarik perhatian pasanganya.
Sebenarnya, musim kawin bagi bondol dada biru bisa berlangsung sepanjang tahun. Akan tetapi, musim hujan yang terjadi sekitar bulan Januari hingga Juni jadi waktu paling pas bagi burung ini untuk mulai bereproduksi, dilansir The Finch Weekly. Setelah kawin, biasanya betina akan menghasilkan 3—6 butir telur yang akan memasuki masa inkubasi relatif singkat, yakni sekitar 11—14 hari saja. Setelah telur menetas, anak-anak bondol dada biru akan selalu dalam pengawasan kedua induknya.
Hebatnya, waktu yang dibutuhkan anak bondol dada biru untuk hidup mandiri tak terlalu lama. Hanya dalam waktu 11—14 hari saja sebenarnya anak-anak burung ini sudah bisa terbang dan mencari makan sendiri. Namun, biasanya mereka masih akan bersama kedua induknya selama 14 hari berikutnya sebelum akhirnya pergi dan menjadi independen sepenuhnya.
5. Jenis burung yang sering mengisi aviari

Berkat ukurannya yang imut dan warna bulu yang menarik, bondol dada biru terbilang cukup populer untuk dipelihara. Apalagi, mereka cukup toleran dengan kehadiran beberapa spesies burung lain di sekitarnya. Oleh karena itu, bondol dada biru cukup sering berada di aviari yang ukurannya relatif besar.
Meski ramah dengan burung lain, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin memelihara burung ini di aviari. Dilansir Earth Life, saat musim kawin tiba, biasanya bondol dada biru jantan jadi lebih agresif pada pejantan lain ataupun burung lain yang mendekat ke sarangnya. Maka, pemilik perlu untuk menjaga jarak antar masing-masing pasangan bondol dada biru dan membuat sarangnya cukup jauh jadi jenis burung lain.
Selain itu, mereka juga perlu berada pada suhu yang cukup hangat dan dekat dengan sumber air agar bisa bertahan. Sebaiknya pemilik juga tak mengganggu sarangnya mengingat temperamen mereka yang bisa jadi buruk jika merasa sarang dan telur-telurnya terancam. Jika hal itu terpenuhi, bondol dada biru bisa jadi burung cantik yang menambah keanekaragaman di aviari.
Kalau berbicara soal populasi, saat ini bondol dada biru masih dilabeli sebagai spesies dengan kekhawatiran rendah (least concern) dalam catatan IUCN Red List. Luasnya peta persebaran dan proses reproduksi yang sehat membuat populasi mereka masih stabil hingga saat ini. Biarpun demikian, tak menutup kemungkinan kalau populasi ini bisa memburuk jika kerusakan habitat dan perburuan liar terhadap spesies ini terjadi secara besar-besaran. Maka dari itu, jika ingin memelihara burung ini, pastikan untuk memperolehnya dari penjual yang terpercaya dan berizin, ya!