Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Garangan Leher Belang, si Lincah yang Ahli Memanjat Pohon

potret garangan leher belang dewasa (commons.wikimedia.org/Yathin sk)
potret garangan leher belang dewasa (commons.wikimedia.org/Yathin sk)
Intinya sih...
  • Garangan leher belang merupakan spesies garangan yang hanya ditemukan di Asia Selatan, terutama India bagian selatan dan Sri Lanka.
  • Habitat garangan leher belang beragam dari hutan hujan tropis hingga area pertanian manusia.
  • Populasi garangan leher belang masih dalam kategori risiko rendah, tetapi mulai mengalami ancaman seperti perburuan dan persaingan habitat dengan manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam subordo Feliformia atau hewan "mirip kucing", garangan (famili Herpestidae) jadi salah satu keluarga dengan jumlah spesies paling banyak. Total ada sekitar 34 spesies garangan yang seluruhnya berada di kawasan Dunia Lama atau Asia, Afrika, dan Eropa. Salah satu spesies garangan yang mungkin agak jarang dibahas adalah garangan leher belang (Urva vitticolla atau Herpestes vitticollis).

Spesies garangan yang satu ini memiliki ciri khas rambut bertekstur kasar yang didominasi warna cokelat. Selain itu, pada ujung ekor, ujung empat kaki, dan garis di area leher garangan ini, terdapat warna hitam yang jadi asal-usul nama mereka. Garangan leher belang tumbuh dengan panjang tubuh 43—53 cm, panjang ekor 30—32 cm, dan bobot 1,5—3 kg. Nah, pada kesempatan ini, kita akan berkenalan lebih jauh dengan spesies garangan yang satu ini. Jadi, simak ulasan lengkapnya di bawah, ya! Simak sampai akhir agar pengetahuanmu tentang satwa liar semakin luas.

1. Peta persebaran dan habitat

ilustrasi peta persebaran garangan leher belang (commons.wikimedia.org/Chermundy)
ilustrasi peta persebaran garangan leher belang (commons.wikimedia.org/Chermundy)

Garangan leher belang ternyata hewan yang hanya dapat ditemukan di Asia Selatan. Mamalia ini ditemukan di sekitaran India bagian selatan (Ghats Barat) dan Sri Lanka. Hanya saja, populasi garangan ini tersebar secara tidak merata, terutama di Sri Lanka, sehingga mereka lebih banyak ditemukan di taman nasional ataupun cagar alam.

Sementara itu, pilihan habitat bagi garangan leher belang terbilang cukup beragam. Dilansir The Animal Files, utamanya mereka menjadikan hutan hujan tropis yang dekat dengan sumber air sebagai rumah favorit. Namun, tak menutup kemungkinan pula kalau garangan ini hidup di kawasan padang rumput, semak belukar, dan tepi pantai. Bahkan, seiring dengan ekspansi pemukiman manusia ke sekitar habitat asli garangan leher belang, hewan ini sudah beradaptasi cukup baik untuk tinggal di area pertanian manusia.

2. Makanan favorit

Garangan leher belang termasuk hewan oportunis dengan pilihan makanan yang sangat beragam. (commons.wikimedia.org/UdayKiran28)
Garangan leher belang termasuk hewan oportunis dengan pilihan makanan yang sangat beragam. (commons.wikimedia.org/UdayKiran28)

Secara keseluruhan, garangan leher belang sebenarnya termasuk hewan omnivor. Artinya, mereka tergolong hewan oportunis yang dapat mengonsumsi biji-bijian hingga buah-buahan. Akan tetapi, sebenarnya garangan ini lebih condong sebagai pemakan daging karena sebagian besar waktu mencari makan mereka akan difokuskan untuk berburu hewan lain.

Adapun, pilihan mangsa bagi garangan leher belang cukup beragam, mulai dari kadal, amfibi, burung, mamalia kecil, serangga, hingga ular berbisa. Dilansir Greenverz, garangan leher belang bahkan mampu memburu mamalia yang berukuran sedikit lebih besar dari mereka. Selain itu, layaknya spesies garangan lain, mereka dapat menghindari serangan ular berbisa dengan baik dan mungkin saja memiliki kekebalan terhadap racun.

Nah, kebiasaan berburu dari garangan leher belang ini agak menimbulkan dilema pada manusia, khususnya jika mereka ada di dekat pemukiman. Di satu sisi, saat menghabisi ular dan tikus yang dapat menjadi hama pertanian, kehadiran garangan leher belang jelas sangat membantu petani. Namun, di sisi lain, mereka juga dapat dianggap sebagai hama karena kedapatan memburu hewan ternak manusia, semisal ayam beserta telur ayam.

3. Ahli memanjat pohon dan berenang

pasangan garangan leher belang yang sedang bersama (commons.wikimedia.org/A. J. T. Johnsingh)
pasangan garangan leher belang yang sedang bersama (commons.wikimedia.org/A. J. T. Johnsingh)

Kalau melihat ukuran kaki mereka yang pendek itu, jelas fakta kalau garangan leher belang yang ahli memanjat dan berenang ini cukup mengejutkan. Karakteristik garangan ini sebenarnya lebih condong ke arah terestrial sehingga mereka cukup jarang menggunakan kemampuan memanjat tersebut. Sekalipun berada di tanah, mereka cukup lincah dan punya respons tubuh yang baik. Hal ini dibuktikan dengan kebolehan mereka dalam berburu ular berbisa yang memiliki serangan yang sangat cepat.

Kebolehan garangan leher belang dalam memanjat pohon jelas ditopang dengan cakar di kaki mereka yang tajam dan kokoh. Sementara itu, Greenverz melansir kalau kemampuan berenang garangan ini sering dimanfaatkan untuk memperoleh ikan. Ditambah lagi, jika merasa terancam dengan kehadiran predator berukuran besar, semisal macan tutul dan harimau, garangan leher belang akan menyelam ke dalam air untuk bersembunyi.

4. Sistem reproduksi

potret keluarga garangan leher belang (commons.wikimedia.org/Senaka Silva)
potret keluarga garangan leher belang (commons.wikimedia.org/Senaka Silva)

Sebenarnya, tak banyak hal tentang sistem reproduksi garangan leher belang yang dapat dibahas. Sebab, hewan ini lebih banyak hidup menyendiri dan menghindari interaksi dengan sesama. Momen garangan leher belang akan bersama garangan lain hanya terjadi ketika musim kawin atau betina yang sedang menjaga anak mereka. Tidak diketahui secara pasti tentang kapan musim kawin yang sesuai bagi hewan ini.

Dilansir Animalia, garangan leher belang betina dapat melahirkan 2—3 ekor anak dalam satu kali masa reproduksi. Rata-rata anak garangan leher belang akan lahir sekitar Mei. Tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan anak garangan ini agar dapat hidup mandiri ataupun bisa dikatakan dewasa secara seksual.

5. Status konservasi

garangan leher belang yang sedang berjalan di area penuh polusi (commons.wikimedia.org/Kandukuru Nagarjun)
garangan leher belang yang sedang berjalan di area penuh polusi (commons.wikimedia.org/Kandukuru Nagarjun)

Meski peta persebaran garangan leher belang cukup eksklusif, ternyata secara populasi mereka masih belum ada dalam taraf yang berbahaya. Menurut catatan IUCN Red List, hewan ini masih masuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern) dengan tren populasi yang stabil. Namun, perlahan garangan leher belang mulai mengalami sejumlah masalah serius.

Dilansir Animalia, mereka diburu demi diambil daging dan rambut kasar mereka. Selain itu, konflik dengan manusia turut menyebabkan perburuan terhadap garangan leher belang semakin meluas. Belum cukup sampai di situ, di luar habitat yang ada di taman nasional dan cagar alam, garangan leher belang mulai mengalami persaingan dengan manusia karena pembukaan lahan secara besar-besaran.

Padahal, peran garangan leher belang di alam terbilang sangat penting. Mereka mampu mengontrol populasi berbagai hewan yang dapat bereproduksi dengan cepat. Bahkan, ular berbisa sekalipun bukan jadi lawan yang berarti bagi spesies garangan dengan gerakan yang lincah ini. Jadi, apa pendapatmu tentang hewan yang satu ini? Sampaikan di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us