5 Fakta Gurami Ekor Merah, Ikan Air Tawar yang Terancam Punah!

- Mereka hidup di sungai, danau, kanal air, dan kawasan rawa.
- Gurami ekor merah merupakan herbivor yang juga mengonsumsi krustasea, invertebrata, ikan kecil, pelet, dan cacing kering. Mereka mampu hidup di lingkungan dengan kadar oksigen rendah.
- Gurami ekor merah memiliki kemampuan unik untuk mengambil oksigen di udara melalui organ tubuh mereka yang dirancang seperti labirin. Sistem reproduksi mereka juga menarik karena betina mampu menghasilkan ribuan telur dalam satu musim kawin.
Kalau mendengar nama ikan gurami (genus Osphronemus), pikiran kita mungkin langsung tertuju pada spesies ikan air tawar berukuran besar yang jadi favorit banyak orang untuk dikonsumsi. Sebenarnya, ada beberapa spesies ikan gurami berbeda dalam genus itu dan spesies yang sering dikonsumsi adalah gurami biasa (Osphronemus goramy). Sementara itu, ada spesies lain bernama gurami ekor merah (Osphronemus laticlavius) yang memiliki ciri khas unik.
Dari penampilan fisik, gurami ekor merah sebenarnya mirip-mirip saja dengan gurami biasa. Namun, bagian sirip punggung, sirip perut, dan ekor terdapat warna merah cerah yang kadang dapat mencapai bagian tubuh di sekitar. Soal ukuran, gurami ekor merah tumbuh relatif sama dengan kerabat lain karena punya rata-rata panjang tubuh sekitar 50 cm.
Menariknya, gurami ekor merah itu ternyata relatif baru ditemukan. Mereka pertama kali diidentifikasi sekitar pada 1992 oleh Roberts lewat spesimen yang ditangkap dan dipelihara di akuarium. Selain itu, ada berbagai fakta unik lain dari ikan air tawar yang satu ini. Jadi, yuk, simak ulasannya sampai selesai!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan gurami ekor merah

Gurami ekor merah ternyata hanya ditemukan di satu pulau: Kalimantan. Dilansir Animalia, mereka ditemukan di Sungai Kinabatangan dan Sungai Segama yang ada di Sabah, Malaysia. Sebenarnya, ada dugaan kalau ikan ini turut ditemukan di sungai-sungai Pulau Kalimantan bagian Indonesia. Namun, sejauh ini, dugaan itu belum terbukti secara akurat sehingga beberapa sumber mencantumkan ikan ini sebagai hewan endemik Malaysia.
Sementara itu, pilihan habitat gurami ekor merah tak sebatas sungai dengan arus tenang. Ikan ini diketahui dapat hidup dengan nyaman di kanal air, danau dengan arus tenang, sampai kawasan rawa. Kadang-kadang, mereka juga mengembara sampai ke dataran banjir yang terbentuk selama musim hujan berlangsung di habitat asli.
2. Makanan favorit gurami ekor merah

Seriously Fish melansir kalau gurami ekor merah sebenarnya lebih condong sebagai hewan herbivor. Mereka banyak mengonsumsi tanaman air, alga, dan jenis vegetasi air lainnya. Namun, mereka juga bukan ikan yang suka pilih-pilih makanan.
Kalau ada kesempatan, mereka turut mengonsumsi berbagai jenis makanan lain, semisal krustasea, invertebrata, dan ikan kecil. Kadang-kadang, mereka pun turut mengonsumsi pelet atau cacing kering, khususnya individu yang dipelihara manusia. Adapun, syarat makanan yang cocok untuk gurami ekor merah terbilang sederhana: asal bisa masuk ke dalam mulut dan tidak beracun setelah dikonsumsi.
3. Gurami ekor merah mampu mengambil oksigen di udara

Kebanyakan spesies ikan air tawar akan rewel jika berada di air dengan kadar oksigen yang rendah. Akan tetapi, hal itu tak jadi masalah bagi gurami ekor merah. Sebab, mereka punya kemampuan khusus untuk memperoleh oksigen di air yang sebenarnya tak memiliki banyak unsur tersebut. Adapun, caranya dengan mengambil secara langsung di udara.
Dilansir Aquadiction, organ tubuh gurami ekor merah sudah dirancang khusus dengan bentuk seperti labirin sehingga mampu mengambil udara secara langsung di permukaan air. Tubuh mereka mampu menyaring udara yang ditangkap supaya membuang gas yang tak perlu sembari menikmati oksigen yang kaya di sana. Karena itu, gurami ekor merah sering terlihat berada dekat dengan permukaan air, khususnya pada sumber air dengan kadar oksigen yang cenderung rendah.
4. Sistem reproduksi gurami ekor merah

Sejauh ini, kita belum banyak mengetahui tentang sistem reproduksi gurami ekor merah. Kebanyakan data yang akan disampaikan berikut ini merupakan hasil observasi gabungan dengan gurami biasa karena kemungkinan ada kesamaan sistem reproduksi antara dua spesies ikan gurami ini. Karena itu, disebutkan kalau musim kawin mereka dimulai antara April—Mei.
Dilansir Aquadiction, gurami ekor merah jantan akan membangun sarang khusus dari sisa-sisa tanaman air berbentuk bulat. Sarang itu diapungkan dan ditempelkan dekat dengan tanaman air lain di permukaan. Kemudian, betina akan bertelur dan menempelkan di sana. Diperkirakan kalau betina mampu menghasilkan sampai 3 ribu butir telur dalam 1 musim kawin dan jantan akan membuahi telur tersebut secara eksternal.
Hebatnya, hanya butuh waktu sekitar 40 jam sebelum telur-telur yang sudah dibuahi itu menetas. Setelah itu, anakan gurami ekor merah tak perlu makan selama 15 hari, tetapi sudah bisa berenang ke segala arah. Tidak diketahui apakah kedua induk akan merawat anak-anak mereka setelah menetas.
5. Gurami ekor merah punya status konservasi yang mengkhawatirkan

Walau gurami biasa tersebar sangat luas dan jadi ikan konsumsi yang populer, nasib berbeda justru harus dialami gurami ekor merah. Dalam catatan IUCN Red List, status konservasi ikan air tawar ini justru masuk dalam kategori hewan terancam punah (Endangered). Masalahnya, tidak disebutkan total populasi maupun tren populasi yang terjadi bagi spesies ikan gurami ini.
Disebutkan dalam laporan yang sama, masalah utama yang dihadapi gurami ekor merah tak hanya persebaran yang sempit, tetapi juga alih fungsi lahan sekitar sumber air. Di sepanjang peta persebaran mereka, terjadi pembukaan lahan hutan untuk dijadikan kebun atau lahan pertanian sehingga terjadi erosi di sekitar habitat alami. Selain itu, pembuangan limbah kimia secara tak bertanggung jawab turut mengganggu kelangsungan hidup spesies ini.
Sebenarnya, ada kemungkinan kalau penduduk setempat menangkap dan mengonsumsi gurami ekor merah untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, dampaknya jelas tak sampai membahayakan populasi mereka. Beruntungnya, komunitas lokal sudah sadar akan potensi kepunahan gurami ekor merah sehingga upaya konservasi berupa melindungi ikan dan mengedukasi masyarakat setempat agar tidak menangkap ikan ini mulai diupayakan.
Jadi, sekalipun ikan gurami jadi salah satu ikan air tawar yang sering kita konsumsi, ternyata tak semua spesies memiliki total populasi yang aman. Mau sebaik apa pun kemampuan adaptasi ikan di alam, begitu manusia masuk dan merusak alam secara serampangan sudah pasti populasi mereka perlahan ikut hancur. Karena itu, selalu upayakan menjaga lingkungan dengan cara yang kita bisa, ya!


















