Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menakjubkan Rjukan, Kota yang Mencuri Sinar Matahari

Ilustrasi Kota Rjukan di Norwegia yang bisa bertahan dengan teknologi cermin pencuri sinar matahari (commons.wikimedia.org/Bengt-Inge Larsson)
Ilustrasi Kota Rjukan di Norwegia yang bisa bertahan dengan teknologi cermin pencuri sinar matahari (commons.wikimedia.org/Bengt-Inge Larsson)
Intinya sih...
  • Rjukan, kota kecil di Norwegia, mengalami ketiadaan sinar matahari langsung selama enam bulan setiap tahun.
  • Warga Rjukan membangun cermin raksasa yang memantulkan cahaya matahari ke pusat kota, meningkatkan kesehatan mental dan pariwisata.
  • Rjukan dikenal karena warisan industri dan pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, menunjukkan adaptasi dan ketekunan komunitas kecil.

Norwegia memang dikenal sebagai negeri dengan pemandangan memesona dan udara bersih, tetapi tak semua kota di sana diberkahi cahaya matahari yang cukup. Salah satu kota yang pernah hidup dalam bayang-bayang adalah Rjukan—kota kecil yang berada di lembah sempit dan dikelilingi pegunungan tinggi. Bayangkan, selama enam bulan dalam setahun, kota ini tenggelam dalam kegelapan musim dingin tanpa sinar matahari yang menyapa tanahnya.

Namun, kegelapan bukan akhir dari cerita. Warga Rjukan membuktikan bahwa kreativitas dan sains bisa melampaui batas geografis. Dengan bantuan cermin raksasa dan semangat tak kenal menyerah, kota ini kini dikenal sebagai “kota yang mencuri matahari.” Fenomena ini bukan cuma unik, tapi juga jadi pelajaran penting soal inovasi, kesehatan mental, dan cara manusia menaklukkan alam.

Rjukan bukan sekadar kota, ia adalah metafora tentang harapan yang dipantulkan—secara harfiah—ke dalam hidup warganya. Dari situs warisan dunia hingga eksperimen optik raksasa, Rjukan memberi kita lima fakta menarik yang bikin takjub dan berpikir ulang soal relasi manusia dengan lingkungan ekstrem. Cek, yuk!

1.Setengah tahun tanpa sinar matahari

Ilustrasi Kota Rjukan di Norwegia tanpa matahari selama setengah tahun (visittelemark.com/Bjarte Fredheim)
Ilustrasi Kota Rjukan di Norwegia tanpa matahari selama setengah tahun (visittelemark.com/Bjarte Fredheim)

Terletak di lembah sempit dengan pegunungan tinggi di sekitarnya, Rjukan mengalami ketiadaan sinar matahari langsung dari akhir September hingga pertengahan Maret setiap tahunnya. Posisi geografis ini membuat matahari tidak pernah naik cukup tinggi untuk melewati puncak gunung dan menyinari kota. Kondisi ini memengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk, termasuk kesehatan mental dan aktivitas sosial mereka.

Fenomena ini telah menjadi bagian dari kehidupan warga Rjukan selama lebih dari seabad. Namun, keinginan untuk mengatasi kegelapan ini telah memotivasi berbagai upaya inovatif sepanjang sejarah kota.

Salah satu upaya awal adalah pembangunan gondola Krossobanen pada tahun 1928, yang memungkinkan penduduk naik ke puncak gunung untuk menikmati sinar matahari selama musim dingin. Namun, solusi ini tidak cukup untuk mengatasi kebutuhan akan cahaya di pusat kota.

2.Ide cermin matahari yang berusia satu abad

Ilustrasi cermin di Kota Rjukan untuk menghadapi tantangan geografis di Norwegia (visittelemark.com/Terje Prestaarhus)
Ilustrasi cermin di Kota Rjukan untuk menghadapi tantangan geografis di Norwegia (visittelemark.com/Terje Prestaarhus)

Gagasan untuk membawa sinar matahari ke Rjukan pertama kali dicetuskan oleh Sam Eyde, pendiri kota dan industrialis Norwegia, pada tahun 1913. Ia membayangkan penggunaan cermin besar untuk memantulkan sinar matahari ke kota selama musim dingin. Namun, keterbatasan teknologi saat itu membuat ide ini sulit direalisasikan.

Eyde kemudian membangun gondola Krossobanen sebagai alternatif, tetapi impian cermin matahari tetap hidup dalam ingatan kolektif kota. Barulah pada awal 2000-an, seniman lokal Martin Andersen menghidupkan kembali ide ini dan memimpin proyek untuk mewujudkannya.

Dengan dukungan teknologi modern dan semangat komunitas, proyek cermin matahari akhirnya menjadi kenyataan setelah satu abad sejak pertama kali diusulkan.

3.Tiga cermin raksasa di atas gunung

Ilustrasi gondola Krossobanen yang jadi daya tarik wisata di Rjukan, Norwegia (visittelemark.com/Karl Martin Jakobsen)
Ilustrasi gondola Krossobanen yang jadi daya tarik wisata di Rjukan, Norwegia (visittelemark.com/Karl Martin Jakobsen)

Pada tahun 2013, tiga cermin raksasa yang dikendalikan komputer dipasang di Gunung Scartefjell, sekitar 450 meter di atas kota Rjukan. Cermin-cermin ini, yang dikenal sebagai “Solspeilet” atau “Cermin Matahari”, secara otomatis mengikuti pergerakan matahari dan memantulkan cahayanya ke alun-alun kota.

Setiap cermin memiliki luas sekitar 17 meter persegi, dan bersama-sama mereka memantulkan cahaya ke area seluas sekitar 600 meter persegi di pusat kota. Proyek ini menelan biaya sekitar 5 juta krone Norwegia (sekitar $810.000 USD) dan melibatkan perusahaan teknik dari Norwegia dan Jerman.

Hasilnya, penduduk Rjukan kini dapat menikmati sinar matahari di alun-alun kota selama musim dingin, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.

4.Dampak positif bagi kesehatan dan pariwisata

Ilustrasi Kota Rjukan yang akhirnya bisa sehat dan bahagia karena hadirnya sinar matahari (visittelemark.com/Karin Rø)
Ilustrasi Kota Rjukan yang akhirnya bisa sehat dan bahagia karena hadirnya sinar matahari (visittelemark.com/Karin Rø)

Kehadiran sinar matahari di pusat kota selama musim dingin telah memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan kesejahteraan penduduk Rjukan. Warga kini memiliki tempat untuk berkumpul, berinteraksi, dan menikmati cahaya alami yang sebelumnya tidak tersedia.

Selain itu, proyek cermin matahari telah menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia, meningkatkan sektor pariwisata lokal dan memberikan dorongan ekonomi bagi kota. Rjukan kini dikenal sebagai contoh sukses inovasi komunitas dalam menghadapi tantangan geografis.

Dengan kombinasi teknologi, sejarah, dan semangat komunitas, Rjukan telah mengubah keterbatasannya menjadi daya tarik unik yang menginspirasi banyak orang.

5.Warisan industri dan pengakuan UNESCO

Ilustrasi warisan industri hidroelektrik di Rjukan, Norwegia yang diakui UNESCO (commons.wikimedia.org/Linus Folke Jensen)
Ilustrasi warisan industri hidroelektrik di Rjukan, Norwegia yang diakui UNESCO (commons.wikimedia.org/Linus Folke Jensen)

Rjukan tidak hanya dikenal karena cermin mataharinya, tetapi juga karena warisan industrinya yang kaya. Kota ini merupakan pusat pengembangan industri hidroelektrik dan kimia pada awal abad ke-20, dengan pendirian pabrik Vemork oleh Norsk Hydro.

Pada tahun 2015, Rjukan bersama dengan Notodden diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena kontribusinya dalam revolusi industri dan pengembangan teknologi hidroelektrik. Pengakuan ini menyoroti pentingnya Rjukan dalam sejarah industri global.

Dengan kombinasi warisan industri dan inovasi modern, Rjukan menawarkan pelajaran berharga tentang adaptasi dan ketekunan dalam menghadapi tantangan.

Rjukan adalah contoh nyata bagaimana komunitas kecil dapat mengatasi tantangan besar dengan inovasi, semangat, dan kerja sama. Dari ide cermin matahari yang berusia seabad hingga pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia, Rjukan menunjukkan bahwa keterbatasan dapat diubah menjadi kekuatan.

Kisah Rjukan menginspirasi kita untuk berpikir kreatif dan berani menghadapi tantangan, menjadikan kota ini sebagai simbol harapan dan ketekunan di tengah kegelapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us