Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Genus Falco, Burung Predator Kecil yang Sangat Gesit!

Genus Falco (commons.wikimedia.org/Superbass)
Genus Falco (commons.wikimedia.org/Superbass)

Genus Falco merupakan salah satu genus burung alap-alap yang sangat terkenal dan mudah ditemui. Genus ini mudah dikenali dari ukurannya yang kecil, warnanya yang mencolok, dan kecepatan terbangnya yang tiada dua. Genus ini juga bisa ditemukan hampir diseluruh penjuru dunia, mulai dari Eropa, Afrika, Australia, sampai Asia. Kemampuan adaptasinya juga luar biasa, bayangkan saja Falco bisa hidup di daerah dingin, tropis, sampai daerah yang kering.

Selain itu, salah satu yang jadi ciri khas burung ini adalah kemampuan berburunya. Sebagai bird of prey atau burung predator tentunya genus Falco sangat ahli berburu, khususunya berburu mamalia berukuran kecil dan sedang. Alhasil ia juga menyandang predikat sebagai salah satu predator yang cukup ditakuti. Tak hanya itu, ternyata burung ini juga menyimpan berbagai fakta menarik, lho.

1. Menyandang gelar sebagai hewan tercepat di dunia

Genus Falco (commons.wikimedia.org/Sumeet Moghe)
Genus Falco (commons.wikimedia.org/Sumeet Moghe)

Genus Falco terkenal akan kecepatan terbangnya yang luar biasa, bahkan salah satu spesiesnya, yaitu Falco peregrinus menyandang gelar sebagai hewan tercepat di dunia. Dilansir Thai National Parks, kecepatan maksimal F. peregrinus bisa mencapai 389 km/jam. Tentunya hal tersebut jauh lebih cepat dari hewan manapun, bahkan cheetah sekalipun yang merupakan hewan darat tercepat di dunia. Nah, dengan kecepatannya yang luar biasa burung ini mampu menangkap berbagai jenis mangsa.

Biasanya genus Falco akan mengawasi mangsa dari udara atau atas pohon. Setelah menemukan sasaran empuk barulah ia akan meluncur dan menukik layaknya peluru atau torpedo dan menerkam mangsa dengan cakarnya yang kuat. Saking cepatnya, kebanyakan mangsa tak mampu untuk kabur. Jangankan kabur, mangsa-mangsanya saja tidak sadar kalau sudah diincar oleh burung predator ini. Selain berburu, kecepatan tersebut juga bisa digunakan untuk kabur dari predator seperti burung elang.

2. Dibagi menjadi tiga kelompok

Genus Falco (commons.wikimedia.org/Hari K Patibanda)
Genus Falco (commons.wikimedia.org/Hari K Patibanda)

Dilansir iNaturalist, secara umum genus Falco dibagi menjadi tiga kelompok yang dibedakan dari ukuran dan spesiesnya. Kelompok pertama adalah kelompok yang terdiri dari burung-burung kestrel yang berukuran kecil (kecuali kestrel amerika). Kelompok kedua merupakan kelompok berukuran sedang dan biasanya punya bulu berwarna bau-abu gelap dan sering memakan burung kecil. Terakhir adalah kelompok Falco berukuran besar yang mencakup F. peregrinus dan kerabat-kerabatnya. Kelompok ini jadi kelompok dengan ukuran terbesar, kekuatan paling besar, dan punya kecepatan tertinggi.

Di samping ketiga kelompok tersebut sebenarnya ada satu kelompok lain, namun kelompok keempat ini masin jadi perdebatan dan terkadang tidak diakui. Kelompok keempat ini sering disebut hierofalcon dan punya phaeomelanin yang lebih banyak. Akibatnya Falco yang masuk kelompok ini punya bulu yang lebih cerah dengan warna cokelat, kemerahan, dan corak yang lebih banyak. Uniknya ketiga atau keempat kelompok ini bukanlah kelompok taksonomi resmi. Semuanya hanya kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan persamaan kebiasaan dan ciri fisik.

3. Beberapa spesiesnya terancam punah dan jadi hewan dilindungi

Genus Falco (commons.wikimedia.org/Touhid biplob)
Genus Falco (commons.wikimedia.org/Touhid biplob)

Sama seperti hewan lain, populasi genus Falco juga mulai menurun dan beberapa spesiesnya juga jadi hewan yang dilindungi, bahkan di Indonesia sekalipun. Tak tanggung-tanggung, semua Falco yang hidup di Indonesia termasuk hewan dilindungi, entah spesies yang menetap atau spesies migrasi. Beberapa diantaranya adalah Falco cenchroides, Falco berigora, Falco longipennis, Falco tinnunculus, Falco subbuteo, dan Falco moluccensis.

Laman IUCN Red List juga menerangkan kalau banyak spesies Falco yang populasinya sangat mengkhawatirkan. Sebagai contoh, Falco cherrug masuk ke kategori endangered atau terancam dengan populasi sekitar 12,000 sampai 29,000 individu di alam liar. Di sisi lain, populasi Falco jugger hanya sekitar 10,000 sampai 19,000 individu. Tak kalah terancam, populasi Falco hypoleucos hanya sekitar 500 sampai 10,000 individu. Tercatat, ada tiga hal utama yang mengancam populasi burung ini, yaitu kerusakan habitat, perburuan liar, dan alih fungsi lahan yang dilakukan oleh manusia.

4. Penglihatannya jauh lebih baik dari manusia

Genus Falco (commons.wikimedia.org/Sumeet Moghe)
Genus Falco (commons.wikimedia.org/Sumeet Moghe)

Genus Falco, sama seperti burung predator lain mengandalkan matanya untuk berburu. Karena hal tersebut hewan ini punya penglihatan yang luas biasa baik, bahkan penglihatannya delapan kali lebih baik dari manusia, jelas intoBirds. Jangkauan penglihatannya juga sangat luas, alhasil hal tersebut membuat hewan ini mampu melihat mangsa yang jaraknya sangat jauh. Mangsa berukuran kecil juga bisa dilihat dengan jelas oleh burung ini, sangat berbeda dari manusia yang harus mengerenyitkan mata jika hendak melihat sesuatu yang kecil nan jauh. Secara khusus penglihatan yang dimiliki hewan ini sangat efektif jika digunakan pada siang hari. Nah, saat malam menjelang maka penglihatannya akan kalah dari hewan lain seperti burung hantu.

5. Jadi salah satu burung dengan penyebaran yang paling luas

Genus  (commons.wikimedia.org/Derek Keats)
Genus (commons.wikimedia.org/Derek Keats)

Jika melihat penyebarannya, genus Falco punya penyebaran yang sangat luas. Bayangkan saja, burung berukuran kecil hingga sedang ini bisa ditemukan di Amerika, Australia, Eropa, Afrika, Asia, sampai Oseania, jelas GBIF. Hal tersebut dapat terjadi karena Falco bukanlah hewan yang menetap di suatu daerah. Banyak spesies Falco yang termasuk hewan migrasi, artinya mereka akan berpindah tempat selama beberapa bulan sekali. Migrasi tersebut bertujuan untuk mencari tempat reproduksi yang ideal dan mencari makanan yang berlimpah.

Burung ini juga termasuk burung dengan kemampuan adaptasi yang cukup baik. Mau itu di hutan, savana, daerah lembab, daerah pesisir, sampai area pemukiman semuanya bisa ditinggali oleh Falco. Karenanya tak jarang hewan ini masuk ke rumah manusia atau membuat sarang di bangunan buatan manusia. Di banyak kesempatan hal tersebut memang tidak mengganggu, namun kehadiran Falco di area pemukiman jadi bukti bahwa habitatnya mulai rusak dan tidak layak huni.

Setelah diulik ternyata genus Falco sangat menarik dan memiliki banyak hal yang tidak terpikirkan. Pertama, kecepatan terbangnya di luar nalar, bahkan lebih cepat dari hewan manapun. Penyebarannya juga sangat luas dan bisa dibilang ia bisa ditemukan di semua daerah di dunia. Penglihatan hewan ini juga sangat baik, bahkan manusia tak ada apa-apanya jika dibandingkan burung ini. Sayangnya populasi genus Falco mulai menurun, oleh karena itu kita harus menjaga, melestarikan, dan merawat burung predator eksotis ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us