3 Fakta Penemuan Chromis Abadhah, Spesies Terbaru Damselfish

Tahukah kamu pada bulan Desember tahun lalu, terdapat temuan baru spesies ikan damsel (Damselfish)? Ya, faktanya, spesies terbaru ikan damsel ini ditemukan di perairan Maldives, Samudra Hindia. Dilansir zookeys.pensoft.net, spesies baru ini tergolong ke dalam salah satu genus terkenal dan terkaya dalam famili Pomacentridae, yakni genus Chromis. Spesies terbaru ini kemudian diberi nama Chromis abadhah.
Faktanya, spesies baru ikan damsel ini pertama kali ditemukan oleh Luiz A. Rocha, seorang ilmuwan dan kurator dari California Academy of Sciences. Temuan Chromis abadhah tercapai melalui eksplorasi laut dalam yang berlangsung antara bulan Januari 2022 dan Oktober 2023, yang mana melibatkan kerja sama antara California Academy of Sciences, Maldives Marine Research Institute, dan Rolex. Nah, dalam ekspedisi ini Dr.Rocha bersama tim peneliti menjelajahi laut dalam Maldives, Samudra Hindia yang dianggap belum dieksplorasi secara merata. Penasaran dengan temuan spesies terbaru ikan damsel ini? Yuk, di simak bersama fakta-faktanya berikut ini!
1. Chromis abadhah pertama kali ditemukan di terumbu karang mesofotik Maldives, Samudra Hindia

Chromis abadhah pertama kali ditemukan di terumbu karang mesofotik Maldives, Samudra Hindia. Zona mesofotik atau biasa disebut juga dengan the middle light zone terletak pada kedalaman 30 sampai 150 meter di bawah permukaan. Dilansir zookeys.pensoft.net, habitat dari Chromis abadhah yang baru ini, ditemukan di kedalaman sekitar 110 meter sedangkan pengumpulan spesimen spesiesnya diambil dari kedalaman 101 dan 118 meter di lepas pulau Maafilaafushi.
Faktanya, habitat asli dari Chromis abadhah ini berada di atol Faadhippolhu dan spesies ini hidup di celah-celah atau gua dalam terumbu karang mesofotik yang kaya dengan keanekaragaman spons laut dan cahaya matahari yang relatif minim. Nah, setelah dieksplorasi lebih lanjut, tercatat ada total delapan titik yang menunjukkan keberadaan Chromis abadhah yang dimulai dari atol Faadhippolhu sampai atol Dhaalu. Dilansir maldives.net.mv, temuan Chromis abadhah yang terbatas pada beberapa lokasi di perairan Maldives ini kemudian membuat spesies ini disebut sebagai spesies endemik Maldives.
2. Chormis abadhah memiliki fisik unik dan arti nama yang spesial

Dilansir Forbes, Chromis abadhah memiliki panjang 6,9 sentimeter (2,7 inci) dengan warna tubuh putih mutiara dan semburat biru pucat. Warna punggungnya lebih gelap dengan bibir biru pucat serta di antara gurat sisi dan sirip punggung terdapat pigmen abu-abu muda. Pada bagian tengah irisnya dikelilingi lingkaran biru keperakan cerah serta di deretan sisik di sebagian bawah mata sangat memantulkan cahaya.
Melalui survei iktiologi yang dilakukan ini, para ilmuwan juga menyebutkan sejumlah keunikan dari Chromis abadhah yang membedakannya dari Chromis lainnya. Dilansir zookeys.pensoft.net, salah satu ciri fisik yang membedakan Chromis abadhah dari spesies Chromis lainnya seperti Chromis axillaris, Chromis pelloura, dan Chromis woodsi adalah pada tubuh Chromis abadhah terdapat 13 duri punggung dan tidak terdapat garis hitam di bagian tangkai ekor. oh, ya, selain memiliki fisik yang unik, nama spesies baru ikan damsel ini juga terbilang khas karena arti abadhah secara tersirat melambangkan tempat ditemukannya spesies ini, tanda apresiasi dan harapan untuk keabadian eksistensinya.
Faktanya, nama abadhah diambil langsung dari bahasa lokal Maldives (bahasa Dhivehi), yang dalam bahasa Inggris berarti perpetual dan berarti abadi dalam bahasa Indonesia. Abadhah yang berarti perpetual ini juga secara tersirat melambangkan apresiasi kepada The Rolex Perpetual Planet Initiative yang telah memberikan dukungan dengan berkontribusi dalam mendanai proses eksplorasi yang dilakukan Dr.Rocha bersama timnya serta nama ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam berbagai perjuangan upaya konservasi dunia. Selain itu, sesuai dengan arti namanya, abadi, hal ini juga menyelipkan harapan bahwa eksistensi spesies Chromis abadhah akan terus abadi.
3. Penyelaman menggunakan Closed-Circuit Rebeathers (CCR)

Dilansir oceanexplorer.noaa.gov, Closed-Circuit Rebeather (CCR) merupakan salah satu alat selam modern yang memungkinkan penyelam dapat bertahan lebih lama pada kedalaman laut yang semakin dalam. Dengan menggunakan fasilitas modern ini, penyelaman dilakukan hingga kedalaman antara 95 dan 110 meter untuk mengumpulkan empat spesimen dari sana. Untuk pengumpulan ke empat spesimennya menggunakan jaring tangan.
Dari ke empat spesimen yang dikumpulkan ini, Chromis abadhah menjadi yang pertama dideskripsikan dan dipublikasikan pada tanggal 29 November 2024 melalui jurnal ZooKeys. Adapun ke lima penulis yang berkontribusi mulai dari proses pengumpulan spesimen, deskripsi hingga publikasi temuan Chromis abadhah, diantaranya Luiz A. Rocha, Hudson T. Pinheiro, Ahmed Najeeb, Claudia R. Rocha, dan Bart Shepherd. Oh, ya, temuan Chromis abadhah ini juga sekaligus tercatat sebagai salah satu dari 138 spesies baru yang dideskripsikan oleh para peneliti dari California Academy Science pada tahun 2024. Keren, bukan?
Di balik kabar gembira temuan Chromis abadhah sebagai salah satu spesies baru ikan damsel yang secara tersurat mengonfirmasi bahwa ekosistem terumbu karang laut dalam menyimpan kekayaan keanekaragaman yang unik, terdapat pula peringatan penting untuk manusia bahwa kehidupan tersembunyi di bawah sana telah terdampak dengan polusi sampah plastik yang dibuang oleh manusia. Dilansir Forbes, faktanya, Dr.Rocha, ilmuwan yang menemukan Chromis abadhah, menyebutkan bahwa pada kedalaman laut yang menyentuh ratusan meter itu ditemukan sampah manusia seperti tali pancing, tali tambang, hingga jaring. Semoga melalui temuan ini, kita bisa lebih peka dan sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan laut agar habitat flora dan fauna di bawah laut yang belum diketahui dan dipelajari manusia dapat tetap bertahan hidup di tengah dampak krisis iklim.