5 Fakta Rusa Babi, Hewan Endemik Filipina Terancam Punah

Rusa Calamian (Axis calamianesis) adalah rusa langka hanya endemik di Filipina tersebar di kepulauan Calamian (nama spesies ini) dan pulau: Busuanga, Culion, dan Calauit. Hewan ini juga disebut rusa babi sebab saat melarikan diri, mereka berlari melewati semak-semak dengan posisi kepala tertunduk seperti babi.
Rusa Calamian cenderung ditemukan di hutan kering, padang rumput dan rawa bakau. Rusa tersebut bersifat krepuskular berarti aktif saat matahari terbit dan senja. Sebaliknya, mereka tidur pada siang hari yang hangat. Ketika senja tiba, rusa akan mencari makan seperti dedaunan, ranting, pucuk dan buah-buahan.
Rusa Calamian biasanya ditemukan dalam kelompok kecil terdiri dari 7-14 individu di daerah yang banyak diburu. Panggilan sengau yang lembut dan bernada tinggi adalah vokalisasi utama mereka.
Spesies termasuk ruminansia artinya memiliki empat ruang perut dan mengunyah makanan. Saat ini, status rusa Calamian terancam punah. Simak penjelasan selengkapnya.
1.Ciri fisik rusa Calamian

Worlddeer melansir, ciri utama rusa ini adalah cokelat muda dengan bagian bawahnya berwarna krem. Variasi bulu lainnya yakni cokelat kemerahan dan cokelat tua. Mereka juga mempunyai kaki relatif panjang dan ramping berwarna cokelat tua atau hitam. Telinganya agak membulat dengan sebagian besar permukaan dalamnya terlihat putih.
Terdapat perbedaan fisik sesuai jenis kelaminnya. Jantan memiliki panjang dari 100-125 cm, tinggi bahunya dari 60-75 cm dan beratnya mencapai 60 kg. Panjangnya dari 95-120 cm, tinggi bahunya hingga 70 cm dan beratnya mencapai 50 kg.
Rusa termasuk relatif kecil dan memiliki tanduk pendek khususnya si jantan. Tanduknya mempunyai tiga cabang dengan tangkai yang menonjol di dahinya. Panjang tanduknya rata-rata berkisar 23,5 cm, dikutip Ultimateungulate.
2.Kehidupan perkawinan rusa Calamian

Musim kawin pasangan rusa Calamian biasanya berlangsung dari September-Januari dengan masa kehamilan kurang lebih enam bulan. Ketika anaknya lahir, mereka belum berbintik dengan berat si jantan ialah 1,62 kilogram dan betinanya mencapai 1,03 kilogram.
Anak rusa disembunyikan di tempat persembunyian yang terlindung sampai mereka dapat bergerak sepenuhnya dan dapat mengikuti induknya. Anaknya ini mulai menggigit tumbuh-tumbuhan sekitar usia 1 bulan. Pertumbuhan tanduk si jantan sendiri dimulai pada umur 8-9 bulan. Umur rusa Calamian mencapai 15 tahun di alam liar.
3.Rusa Calamian dalam budaya tradisional dan masyarakat modern

Dalam budaya tradisonal setempat yakni adat Tagbanwa, rusa Calamian mengandung makna yakni soal keanggunan dan ketangkasan. Penghormatan mereka terhadap rusa Calamian merupakan pengingat akan ikatan antara manusia dan satwa liar.
Dalam masyarakat modern, rusa ini menjadi simbol upaya konservasi dan inisiatif pariwisata berkelanjutan yaitu membantu melindungi hewan ini. Selain itu juga berkontribusi terhadap perekonomian lokal.
4.Ancaman yang dihadapi rusa Calamian

Ancaman utama rusa Calamian adalah dampak perubahan iklim berakibat pada perubahan pola cuaca yang mempengaruhi ketersediaan sumber makanannya dan ironisnya mereka juga kehilangan habitatnya.
Di samping itu, rusa babi juga diburu oleh banyak manusia untuk tujuan diambil dagingnya. Parahnya ini termasuk tindakan illegal dan berkelanjutan hingga membuat status rusa Calamian menjadi rentan. Menurut Lazoo, populasi rusa Calamian diperkirakan hanya tersisa 500 ekor di alam liar dan statusnya terancam punah.
5.Peran ekologis dari rusa Calamian

Keberadaan rusa Calamian menjadi bagian penting dari terciptanya ekosistem yang baik. Mereka berperan dalam menyebarkan benih untuk regenerasi flora di habitatnya. Pola penggembalaan mereka turut membantu menjaga padang rumput dan mencegah adanya pertumbuhan rumput yang berlebih.
Ini membuktikan mereka juga membantu hewan lain dan tumbuhan untuk kelangsungan hidup spesiesnya.
Dengan menjadikan mereka inisiatif pariwisata maksudnya ialah mendorong pengunjung lokal dan internasional untuk mempelajari upaya pelestarian rusa babi di kepulauan Calamian. Misalnya dengan memberi mereka makanan dan sumber daya lain yang diperlukan.