Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Sanca Air Papua, si Besar yang Sangat Kalem

potret sanca air papua dewasa (commons.wikimedia.org/Momofelit)
potret sanca air papua dewasa (commons.wikimedia.org/Momofelit)
Intinya sih...
  • Ular sanca air papua adalah hewan endemik Pulau Papua dengan habitat di hutan hujan tropis dan pulau kecil di sekitarnya.
  • Mereka memiliki beragam pilihan makanan, teknik berburu yang efektif, dan kemampuan mengubah warna sisik.
  • Meski besar dan kuat, sanca air papua jarang menyerang manusia sehingga sering dipilih sebagai reptil peliharaan.

Keluarga ular sanca (famili Pythonidae) terbagi atas 11 genus berbeda. Umumnya, dalam satu genus, terdapat beberapa spesies ular berbeda. Akan tetapi, ada 1 genus yang hanya diwakili oleh 1 spesies ular sanca saja, yaitu ular sanca air papua (Apodora papuana). Ular ini mewakili genus Apodora dan memiliki warna sisik tubuh yang agak lain jika dibandingkan dengan kerabat ular sanca lain.

Tidak ada motif seperti batik pada tubuh spesies ular sanca ini. Sisik sanca air papua terbilang polos karena terdiri atas warna hijau zaitun, hitam, atau kuning pada area punggung. Selain itu, area perut berwarna lebih cerah dari warna punggung mereka. Secara ukuran, sanca air papua terbilang besar, malahan ular ini jadi yang terbesar di daerah persebaran mereka. Panjang ular ini sekitar 4—5 meter, tapi punya bobot yang relatif ringan untuk spesies ular sanca, yakni sekitar 22,5 kg.

Selain fakta-fakta soal penampilan sanca air papua, ular ini punya sederet hal menarik lain yang akan kita ungkap pada kesempatan ini. Salah satunya terkait dengan adaptasi mereka di habitat alami yang membuat keberadaan ular ini sangat sulit dideteksi. Penasaran, bukan? Yuk, kenalan dengan sanca air papua!

1. Peta persebaran dan habitat

ilustrasi peta dari Pulau Papua (commons.wikimedia.org/Z3lvs)
ilustrasi peta dari Pulau Papua (commons.wikimedia.org/Z3lvs)

Dari nama mereka saja harusnya mudah bagi kita untuk menebak asal dari ular sanca yang satu ini. Ya, sanca air papua memang jadi hewan endemik dari Pulau Papua secara keseluruhan, baik di bagian Indonesia maupun Papua Nugini. Namun, ular yang satu ini juga menghuni beberapa pulau kecil di sekitar Pulau Papua, semisal Pulau Fergusson, Pulau Misool, dan pulau kecil dekat Sorong, dilansir Animalia.

Di peta persebaran mereka, sanca air papua paling mudah ditemukan di kawasan hutan hujan tropis. Sebab, daerah ini punya temperatur yang pas, kelembapan udara yang nyaman, dam memberikan makanan dan perlindungan bagi mereka. Oh, ya, sanca air papua juga tergolong hewan terestrial sehingga mereka lebih banyak bergerak di atas tanah ketimbang bergelantungan di atas pohon. Namun, kalau memang ingin, sebenarnya ular ini bisa memanjat dan bergelantungan di atas dahan pohon, lho.

Saat siang hari, sanca air papua lebih banyak beristirahat. Mereka akan mencari lubang bekas hewan lain, bagian bawah pohon, sampai vegetasi lebat untuk bersembunyi. Kebiasaan ini juga dilakukan mereka untuk menghindari potensi diserang predator saat beristirahat.

2. Makanan favorit dan cara berburu

potret ular sanca zaitun, kerabat dekat dari sanca air papua (commons.wikimedia.org/Matt)
potret ular sanca zaitun, kerabat dekat dari sanca air papua (commons.wikimedia.org/Matt)

Berkat habitat alami sanca air papua yang ada di hutan hujan tropis, pilihan makanan ular ini jadi sangat beragam. Mereka mengonsumsi berbagai spesies mamalia berukuran sedang dan kecil, burung, reptil, sampai spesies ular lain yang berukuran lebih kecil. Layaknya ular sanca lain, sanca air papua memanfaatkan kemampuan menyergap mangsa yang lengah ketika hendak berburu.

How Stuff Works melansir kalau pewarnaan sisik ular ini sangat sempurna bagi mereka untuk berbaur dengan habitat alami mereka. Olah karena itu, sanca air papua akan menunggu dengan sabar sampai calon mangsa masuk dalam radius serangan mereka. Setelah cukup dekat, ular ini akan menyergap dan menggigit target dengan kuat. Sebagai pukulan terakhir, sanca air papua akan membelit mangsa yang tertangkap dengan tubuh mereka yang dilapisi otot superkuat hingga mati sesak napas, sama seperti teknik berburu ular sanca pada umumnya.

Ular ini termasuk hewan nokturnal yang membuat proses perburuan biasanya terjadi pada malam hari. Selain itu, mereka memanfaatkan sensor panas untuk mendeteksi keberadaan mangsa. Sensor milik sanca air papua ditopang dengan lubang di dekat mulut yang dapat mendeteksi hawa panas yang dikeluarkan calon mangsa. Pengindraan ini paling efektif digunakan sanca air papua kepada mamalia, khususnya di tengah gelapnya malam.

3. Termasuk ular besar yang kalem

sanca air papua yang sedang bersantai di dalam kandang (commons.wikimedia.org/Goodshort)
sanca air papua yang sedang bersantai di dalam kandang (commons.wikimedia.org/Goodshort)

Secara ukuran, sanca air papua memang terbilang besar. Apalagi, mereka dilengkapi dengan taring tajam dan tubuh penuh otot yang dapat membelit manusia kapan pun mereka mau. Akan tetapi, dibalik itu semua, sebenarnya sangat jarang serangan yang dilakukan ular yang satu ini kepada manusia, lho.

Dilansir ReptiChip, si besar yang satu ini terbilang kalem dan penasaran saat berinteraksi dengan manusia. Mereka bahkan cenderung membiarkan manusia memegang mereka tanpa menggigit yang membuat ular ini relatif aman untuk dipelihara. Namun, bukan berarti sama sekali tak ada ancaman yang dapat terjadi saat berinteraksi dengan sanca air papua. Sebab, kalau mereka merasa terancam atau tersakiti, ular ini akan tetap menyerang manusia. Serangan dari ular sebesar sanca air papua jelas bukan jadi berita baik bagi siapa saja yang mengalaminya. Untuk itu, tetap waspada jika ingin berinteraksi dengan ular ini.

Oh, ya, ada alasan mengapa manusia sering berinteraksi dengan ular yang satu ini. BioDB melansir kalau sanca air papua memiliki kemampuan mengubah warna sisik mereka, tergantung dengan kondisi lingkungan dan suasana hati mereka. Jika ditambah dengan temperamen kalem mereka, kombinasi tersebut membuat sanca air papua menarik minat para pehobi reptil. Sementara itu, bagi masyarakat setempat, sanca air papua turut disukai karena dapat mengontrol populasi hama pertanian atau pemukiman dan dapat menjadi sumber makanan dengan protein yang tinggi.

4. Sistem reproduksi

sanca air papua termasuk spesies ular yang bertelur secara eksternal (commons.wikimedia.org/Goodshort)
sanca air papua termasuk spesies ular yang bertelur secara eksternal (commons.wikimedia.org/Goodshort)

Tak banyak hal yang kita ketahui soal ritual perkawinan dari sanca air papua. Yang jelas, musim kawin bagi reptil yang satu ini berlangsung antara Mei—Juli. Ular yang satu ini termasuk reptil ovipar sehingga betina akan mengeluarkan telur setelah kawin di lubang yang dapat mereka temukan ataupun di antara rerumputan dan tanah.

Dilansir ReptiChip, sanca air papua betina dapat menghasilkan sekitar 10—20 butir telur dalam 1 musim kawin. Telur-telur tersebut akan menjalani masa inkubasi selama 60—90 hari sebelum menetas. Tidak disebutkan apakah ada perawatan dari induk mereka sebelum dan setelah kelahiran. Dengan demikian, kuat dugaan kalau ular yang satu ini sudah bisa hidup mandiri sesaat setelah menetas dari telur mereka.

5. Status konservasi

potret sanca air papua dewasa (commons.wikimedia.org/Momofelit)
potret sanca air papua dewasa (commons.wikimedia.org/Momofelit)

Jika melihat catatan IUCN Red List, status sanca air papua saat ini masih ada dalam kategori risiko rendah (Least Concern). Tren populasi mereka juga menunjukkan angka yang stabil yang membuat keberadaan mereka tidak akan terancam dalam waktu dekat. Kalaupun ada, permasalahan yang dihadapi sanca air papua sama seperti kebanyakan hewan lain, yakni kehilangan habitat karena aktivitas destruktif manusia dalam membuka lahan hutan.

Di luar itu semua, hubungan antara sanca air papua dan manusia terbilang dekat. Baik para pehobi reptil ataupun masyarakat setempat sama-sama menghormati ular ini, bahkan memanfaatkan mereka untuk beberapa keperluan. Dilansir How Stuff Works, spesies ular ini sering jadi pilihan reptil peliharaan bagi para pehobi ahli berkat temperamen yang baik dan segala keunikan yang mereka miliki.

Hanya saja, orang yang ingin memelihara ular ini perlu memerhatikan beberapa aspek penting. Selain menjaga suhu ruangan, ukuran kandang untuk sanca air papua juga harus cukup besar karena mereka termasuk ular yang sangat aktif bergerak. Kemampuan memanjat ular ini turut harus diperhatikan sebagai pertimbangan untuk meletakkan benda-benda yang dapat mereka panjat di dalam kandang. Gimana menurutmu tentang ular yang menakjubkan ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us