6 Fakta White-bellied Sea Eagle, Mereka Berbagi Wilayah Perburuan

- White-bellied sea eagle memiliki habitat luas dari India hingga Australia
- Mereka merupakan karnivora oportunis yang memakan berbagai jenis mangsa, termasuk bangkai
- Sistem perkawinan mereka monogami dan mereka setia pada pasangan, namun populasi mereka mengalami penurunan
White-bellied sea eagle merupakan burung pemangsa yang lebih aktif saat siang hari. Mereka berada dalam famili Accipitridae dan memiliki nama ilmiah Haliaeetus leucogaster. Panjang tubuhnya mencapai 66--70 sentimeter, beratnya 1,8--4,5 kilogram dan lebar kepakan sayapnya kisaran 1,8--2,2 meter. Bagian kepala, belakang dan bawah tubuhnya berwarna putih. Sementara itu punggung dan sayapnya berwarna abu-abu.
Ukuran betina lebih besar daripada jantan, sama seperti kebanyakan burung pemangsa lainnya. Mereka punya cakar berwarna hitam yang memudahkannya mencengkeram mangsa. Berikut beberapa fakta tentangnya yang bisa membantumu mengenalinya lebih jauh.
1. Wilayah penyebaran white-bellied sea eagle

Penyebaran white-bellied sea eagle ditemukan dari Mumbai ke arah timur India, Bangladesh dan Sri Lanka. Mereka juga menjangkau Myanmmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Indochina, lepas pantai Filipina, bagian selatan Hongkong, Hainan, Fuzhuo, Papua Nugini dan Australia. Animalia menginformasikan bahwa white-bellied sea eagle menghuni pesisir, pulau, danau, sungai dan lahan basah.
2. Mereka karnivora oportunis

Sebagai karnivora oportunis, menu makan white-bellied sea eagle sangatlah beragam. Mereka memburu hewan air seperti ikan, penyu, ular laut, penguin kecil dan juga mamalia. Burung ini bahkan tidak ragu untuk memakan bangkai domba, burung dan ikan yang ditemukan di sepanjang permukaan air. White-bellied sea eagle juga mengganggu burung yang ukurannya lebih kecil dan memaksanya untuk menjatuhkan makanan yang dibawanya.
3. White-bellied sea eagle dewasa tidak bermigrasi

Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, saat white-bellied sea eagle dewasa, mereka tidak banyak bergerak dan hanya meninggalkan habitatnya saat sumber daya di sana habis. Sementara itu, burung muda akan bermigrasi untuk mencari wilayahnya sendiri setelah mandiri. Penerbangannya terdiri dari kepakan lambat dan meluncur dengan sayap berbentuk V. Kemampuan terbangnya juga berguna saat mereka sedang berburu.
4. Mereka berbagi wilayah perburuan

Sumber yang sama menjelaskan bahwa white-bellied sea eagle melindungi wilayahnya yang seluas 3 kilometer persegi di sekitar sarangnya. Mereka hidup berpasangan dengan jarak sarang sekitar 2--3 kilometer. Biasanya terdapat tujuh pasangan tinggal di wilayah yang sama. White-bellied sea eagle tidak masalah berbagi wilayah perburuan sebab sebagian besar dari mereka punya wilayah jelajah 150 kilometer persegi sehingga terkadang tumpang tindih.
5. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Cara utama white-bellied sea eagle untuk berkomunikasi adalah vokalisasi. Suaranya keras, terdengar seperti klakson angsa dan suara bebek. Saat merasa khawatir, mereka mengeluarkan suara serak. Vokalisasi paling menarik adalah antar pasangan saat musim kawin. White-bellied sea eagle juga punya penglihatan yang tajam sehingga bisa melihat mangsa dari jarak jauh.
6. Sistem perkawinan white-bellied sea eagle

Sistem perkawinan white-bellied sea eagle adalah monogami, tetap bersama hingga salah satu pasangannya meninggal. Mereka baru mencari pasangan baru setelah anaknya hidup mandiri. Musim kawinnya tergantung pada wilahnya, di Papua Nugini biasanya terjadi saat musim kemarau dan dari bulan Juni hingga Agustus di Australia. Selama periode tersebut, pasangan melakukan pertunjukan penerbangan.
Setelah proses perkawinannya, mereka membangun sarang di pohon tinggi. Betina menempatkan dua telur yang dierami selama 6 minggu. Sangat jarang dua telur tersebut bertahan hidup setelah menetas, salah satunya mungkin mati. Mereka baru bisa meninggalkan sarang saat berusia 70--80 hari dan tetap berada di wilayah jelajah induknya selama 6 bulan.
White-bellied sea eagle ternyata karnivora oportunis yang tidak masalah untuk memakan bangkai. Mereka juga setia pada pasangannya dan baru mencari pasangan baru ketika salah satunya meninggal. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dengan total populasi diperkirakan 1.000-10.000 individu. Sayangnya, populasi mereka mengalami penurunan.