5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia II

Peluang terakhir Jerman untuk memenangkan Front Timur

Peluang Jerman Nazi untuk memenangkan Front Timur semakin tipis pasca kekalahan di Pertempuran Stalingrad. Uni Soviet ternyata benar-benar mampu memaksa pasukan Jerman untuk menyerah di Stalingrad. Jerman bergantung pada operasi selanjutnya untuk melancarkan ofensif ke Uni Soviet.

Setelah merasakan kerasnya musim dingin Uni Soviet, kali ini Jerman mencoba keberuntungannya untuk melakukan operasi pada musim panas, tepatnya pada Juli hingga Agustus 1943. Diluncurkanlah Operasi Citadel oleh Jerman. Dengan strategi Blitzkrieg andalannya, Jerman mengerahkan kekuatan militer darat dan udara dalam skala besar menuju wilayah Kursk, sebuah wilayah barat Uni Soviet. 

Pertempuran Kursk mempertemukan antara pasukan dalam Operasi Citadel dengan pasukan Uni Soviet yang melindungi Kursk. Pertempuran Kursk sendiri terdiri dari pertempuran yang terjadi di sekitar Kursk, tepatnya di utara, barat dan selatan Kursk.

Lalu, mengapa Jerman dengan strategi dan bahkan teknologi tank terbarunya bisa mengalami kekalahan dalam Pertempuran Kursk. Mari kita simak dalam 5 fakta berikut.

1. Laporan intelijen dan bocornya informasi

5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia IIbletchleypark.org.uk

Informasi terkait rencana Operasi Citadel sudah diketahui pihak Soviet jauh sebelum hari pertempuran. Dikutip dari laman History, Britania Raya menjadi salah satu sumber utama informasi yang selalu memberikan informasi rahasia Jerman kepada Soviet, termasuk adanya rencana Jerman untuk melancarkan operasi ofensif besar-besaran ke Kursk. Tentara Jerman yang menjadi tahanan perang Soviet juga membocorkan hal serupa.

Bocornya rencana operasi Jerman ke pihak Soviet jelas membuat Soviet dapat unggul dari segi taktik pertahanan. Berbagai macam pertahanan disiapkan untuk melindungi Kursk. Pertahanan pun dibuat berlapis-lapis agar tidak mudah ditembus oleh Jerman. Soviet sudah sangat siap menghadapi serangan Jerman.

2. Menunda penyerangan berarti memperkecil peluang kemenangan

5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia IIwarhistoryonline.com

Mengutip dari The National Interest, Erich Von Manstein selaku Marsekal Lapangan militer Jerman menginginkan Operasi Citadel dilaksanakan pada bulan Mei. Namun, Hitler justru memilih untuk menunda operasi hingga bulan Juli. Penundaan operasi dikarenakan menunggu tank baru buatan Jerman yakni Tiger, Panther dan Ferdinand siap diluncurkan dalam Operasi Citadel.

Penundaan ini adalah kesalahan yang fatal bagi Operasi Citadel. Uni Soviet memiliki kapasitas produksi militer yang masif sehingga penundaan penyerangan sekitar dua bulan oleh Jerman sudah lebih dari cukup bagi Soviet untuk membangun pertahanan di sekitar Kursk. 

Terlebih lagi Soviet sudah mengetahui target operasi Jerman sehingga dapat mempersiapkan kekuatan militernya di tempat yang tepat. Alhasil, teknologi tank terbaru milik Jerman tidak mampu untuk menembus pertahanan Soviet yang sudah sangat matang.

Dikutip dari laman History, seharusnya Manstein sudah dapat merebut Kursk pada bulan Maret. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut pasukan Jerman sudah berhasil mengalahkan dan memukul mundur pasukan Soviet di Kharkov. Andaikan Jerman langsung menyerbu Kursk maka kemungkinan menang akan besar karena pada saat itu pertahanan Kursk belum ditingkatkan seperti pada bulan Juli. Sayangnya, perintah dari Berlin tidak mengizinkan Manstein untuk melakukan operasi ke Kursk pada bulan Maret.

Baca Juga: Winston Churchil, Pahlawan Kemenangan Inggris di Perang Dunia II

3. Pertahanan Uni Soviet

5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia IIww2today

Jerman sangat kesulitan dalam menembus pertahanan Kursk, meskipun sudah mencoba menghajar dari arah utara dan selatan Kursk. Dikutip dari laman Britannica, pasukan Jerman hanya mampu menembus sekitar 16 km di utara dan 48 km di selatan Kursk.

Sulitnya Jerman menembus sisi utara Kursk dikarenakan mekanisme pertahanan Soviet yang dibuat berlapis. Jika Jerman berhasil menembus satu lapis pertahanan, maka masih ada lapis pertahanan selanjutnya yang harus ditembus. Sedangkan Pertempuran Prokhorovka di sisi selatan melibatkan pertahanan tank Soviet dalam jumlah besar.

Kesulitan Jerman mengakibatkan periode pertempuran yang terlalu panjang. Selain itu, Jerman hanya menghabiskan banyak kekuatan untuk hasil yang tidak maksimal. Sedangkan Uni Soviet selalu dapat meregenerasi kekuatan pertahanannya.

Inovasi untuk mengubur tank t-34 dan menjadikannya sebagai senjata anti tank oleh Soviet juga terbukti sukses untuk pertahanan. Tank Jerman menjadi kesulitan untuk menarget t-34 karena hanya bagian meriamnya saja yang muncul di permukaan.

4. Medan tempur Rusia yang menyulitkan

5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia IInationalww2museum.org

Jerman akhirnya memahami bahwa menyerang Soviet pada musim dingin adalah kesalahan fatal. Maka dipilihlah periode di luar musim dingin untuk Operasi Citadel. Namun ternyata musim semi dan musim panas di Rusia sama merepotkannya dengan musim dingin.

Hujan yang mengguyur dataran Rusia membuat tanah menjadi berlumpur. Kondisi ini berbahaya bagi kelancaran Operasi Citadel karena dapat menghambat laju suplai perang. Tank-tank Jerman harus menghadapi tanah berlumpur untuk mencapai lokasi. 

Terlebih lagi tank yang Jerman gunakan kali ini tergolong tank dengan tonase besar sehingga semakin menyulitkan perjalanan menuju Kursk. Meskipun akhirnya tiba di pertempuran, pasukan Jerman juga masih dihadapkan pada ranjau Soviet. Waktu dan tenaga Jerman terbuang sia-sia hanya untuk melewati medan Rusia.

5. Invasi pasukan Sekutu di Sisilia

5 Alasan Jerman Kalah dalam Pertempuran Kursk Perang Dunia IIhistory.navy.mil

Jerman hampir saja berhasil menembus pertahanan di selatan Kursk. Namun, kabar mendaratnya pasukan Sekutu di Sisilia, Italia menjadi kabar buruk bagi Jerman. Dikutip dari History, invasi Sekutu di Sisilia pada 10 Juli membuat Hitler memerintahkan divisi Panzer untuk menuju Italia dan menghentikan Operasi Citadel.

Alhasil, kekuatan Jerman di Pertempuran Kursk menjadi berkurang, terutama kekuatan di selatan Kursk. Manstein mencoba mengerahkan kekuatan Jerman yang tersisa untuk menembus sisi selatan Kursk. Namun, Soviet mampu menangkis serangan terakhir dari Jerman pada Pertempuran Kursk. 

Gerak ofensif Jerman di Kursk akhirnya berakhir. Kini giliran pasukan Soviet yang melakukan Operasi Kutuzov di utara dan Operasi Rumyantsev di selatan. Soviet berhasil memukul mundur pasukan Jerman yang ada di sekitaran Kursk. 

Kekalahan Jerman sudah jelas terlihat pada momen ini di mana kekuatan Jerman sudah berkurang. Jerman dengan kekuatan yang tersisa, kelelahan dan terbatas terpaksa menghadapi Soviet yang masih memiliki kekuatan tempur yang bahkan selalu diperbaharui dan disuplai secara terus-menerus. Jerman sudah kalah dari segi kekuatan.

Bagaimana jika saja Jerman lebih memilih untuk mendapatkan Kursk dibanding membantu Italia? Jerman tetap saja akan kalah karena tank-tank milik Soviet sudah dalam perjalanan untuk mempertahankan Kursk. Di saat yang bersamaan, Jerman akan kehilangan Italia karena sudah jatuh ke tangan Sekutu.

Itulah 5 alasan Jerman kalah dalam Pertempuran Kursk. Sayang sekali, keberhasilan Jerman yang sudah di depan mata ternyata harus gagal total. Pilihan yang berat memang bagi Jerman, antara kehilangan Italia atau berhasil mendapatkan Kursk. Apakah menurut kalian Jerman dapat memenangkan Pertempuran Kursk?

Baca Juga: 10 Kekejaman Sekutu yang Sering Terlupakan selama Perang Dunia II

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya