Alih-alih melewatkan waktumu untuk menghabiskan sebatang rokok, cobalah tenggelam dalam buku-buku yang akan menjarakkan ujung jemarimu untuk menyentuh batang-batang tembakau tersebut.
Gak pernah ada ruginya. Sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa membaca buku memiliki banyak manfaat buat kesehatanmu.
Nah, bersedia mempertimbangkan persepsi berikut ini perihal rokok, bung?
Dikutip dari The Guardian, psikolog David Comer Kidd dan Emanuele Castano dari New Schoof for Social Research di New York menemukan bahwa penggemar bacaan fiksi memiliki tingkat empati lebih tinggi.
Kemampuan untuk merasakan koneksi terhadap karakter dalam cerita fiksi tersebut membuat mereka secara tak langsung terlatih untuk jauh lebih mudah memahami orang-orang di sekitar mereka.
Tentunya, hal ini sangat berguna dalam menghadapi masalah dalam sebuah hubungan, sebab empati adalah salah satu poin krusial dalam berinteraksi.
Dilansir dari BoldSky, kebiasaan membaca berimbas positif terhadap kesehatan mental, lho. Tanpa disadari, membaca ternyata merupakan salah satu trik jitu dalam meredakan stres.
Lebih lanjut, beberapa penelitian menemukan bahwa mereka yang gemar membaca cenderung lebih mampu menekan emosi, lebih puas dengan kehidupan, bahkan lebih sabar dan tak mudah gegabah.
Kebiasaan membaca mengakibatkan otak senantiasa terasah, pikiran menjadi lebih fokus, daya ingat yang tinggi, bahkan otak terlatih untuk mengolah informasi lebih cepat. Membaca merupakan solusi yang tepat untuk mereka yang kesulitan dalam mempertahankan fokus untuk jangka waktu lama.
Salah satu risiko Alzheimer adalah gagal fokus, bahkan hilang ingatan. Nah, mereka yang hobi membaca memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk mengidap Alzheimer sebab otak telah terlatih untuk 'bekerja' melalui membaca tersebut.
Tak hanya itu, ternyata membaca sebelum tidur juga dapat meningkatkan kualitas tidur menjadi lebih lelap, lho. Menurut para peneliti dari Mindlab International di University of Sussex, walaupun hanya membaca selama 10 menit sebelum tidur, hal ini nyatanya tetap berimbas signifikan terhadap otak.
Penelitian-penelitian ilmiah terkait membaca tersebut agaknya sudah cukup menjabarkan betapa tak ruginya jika kamu beralih dari kebiasaan menghisap batang-batang rokok ke rutinitas tenggelam dalam tumpukan buku, ya. Intinya sih, kalau mau berhenti merokok ya perkokoh dulu niatmu. Akarnya adalah kamu.
Nah, gimana menurutmu?