Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Paling Beracun di Portugal, Ukurannya Relatif Kecil!

potret portuguese man 'o war, koloni hewan yang sangat mirip dengan ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Jules Verne Times Two)
potret portuguese man 'o war, koloni hewan yang sangat mirip dengan ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Jules Verne Times Two)

Bicara soal Portugal, kita mungkin lebih akrab dengan sepak bola ataupun sejarah pelayaran dan pendudukan negara itu ke Asia. Padahal, letak geografisnya yang cukup unik membuat keanekaragaman hayati yang ada di Portugal cukup menarik untuk diulas. Perpaduan antara hewan-hewan penghuni Eropa dengan Afrika Utara jadi ciri khas hewan di Portugal.

Bentang alam yang beragam dan ciri fisik hewan yang unik pastinya menyimpan bahaya sendiri. Ada beberapa spesies hewan yang hidup di alam Portugal yang sebaiknya dijauhi jika berjumpa. Portugal memiliki beberapa hewan berbahaya yang beracun, bahkan bisa membunuh manusia. Kira-kira apa saja hewan paling beracun di Portugal? Yuk, simak daftar lengkapnya di bawah ini!

1. Weever

ikan weever yang dipelihara di akuarium (commons.wikimedia.org/Tomasz Sienicki)
ikan weever yang dipelihara di akuarium (commons.wikimedia.org/Tomasz Sienicki)

Weever merupakan keluarga ikan yang terdiri atas empat spesies yang berbeda. Ikan ini berasa dari ordo Perciformes dan famili Trachinidae. Di Portugal, ikan ini dinamai peixe-aranha yang berarti 'ikan laba-laba'. Ukuran maksimal dari weever sekitar 30 cm dan biasanya mereka hidup di sekitar daerah berpasir.

Dilansir Britannica, ikan ini punya sejumlah duri tajam di dekat penutup insangnya. Duri-duri ini terhubung dengan kelenjar racun dan siap menusuk siapa saja yang mengusiknya. Tusukan dari weever terasa sangat menyakitkan hingga bisa menimbulkan bekas luka pada bagian yang tertusuk.

Parahnya lagi, kadang orang-orang tak menyadari kalau mereka berada dekat dengan ikan ini. Sebab, kebiasaannya untuk berada di tepi pantai berpasir dan mengubur diri di dalamnya membuat ikan ini cukup sulit untuk dilihat. Biasanya, kita baru menyadari kehadiran ikan ini ketika duri-duri di dekat penutup insangnya itu sudah menusuk kulit kita.

2. Viper hidung pesek

potret viper hidung pesek di daerah berbatu yang kering (commons.wikimedia.org/Javier Ábalos)
potret viper hidung pesek di daerah berbatu yang kering (commons.wikimedia.org/Javier Ábalos)

Viper hidung pesek  (Vipera latastei) hidup mulai dari Semenanjung Iberia di Eropa hingga barat laut Afrika Utara. Ular berbisa yang satu ini punya panjang maksimal 76 cm dengan tubuh berwarna abu-abu dan ujung ekor berwarna kuning. Mereka bisa hidup di berbagai habitat, mulai dari lingkungan lembap, kering, berbatu, hutan, gurun, hingga bukit pasir sekitar pantai.

Into The Wild Conservation melansir bahwa bisa viper hidung pesek mengandung hemotoxins yang menimbulkan efek nekrosis. Akibat yang ditimbulkan dari bisa ini adalah gangguan pembekuan darah, degenerasi organ, dan kerusakan jaringan dalam tubuh. Rasa nyeri, pembengkakan, dan perubahan warna kulit adalah efek yang terlihat dari gigitan ular yang satu ini.

Sebenarnya, bagi orang dewasa yang sehat, sangat jarang ada kasus fatal yang terjadi karena sudah ada antibisa untuk viper hidung pesek. Hanya saja, jika anak-anak, lansia, atau orang dengan alergi tertentu yang tergigit, bisa dari ular ini bisa berakibat fatal. Biarpun begitu, ternyata peneliti juga memanfaatkan bisa viper hidung pesek sebagai antibisa untuk racun-racun dari ular lainnya, lho.

3. Vipera seoanei

Vipera seoanei, reptil endemik Pegunungan Iberia dengan bisa berbahaya. (commons.wikimedia.org/Keta)
Vipera seoanei, reptil endemik Pegunungan Iberia dengan bisa berbahaya. (commons.wikimedia.org/Keta)

Nama Vipera seoanei diberikan untuk menghargai ahli alam asal Spanyol, Víctor López Seoane y Pardo-Montenegro. Ular ini merupakan reptil endemik yang hanya dijumpai di barat daya Prancis dan utara Spanyol serta Portugal. Vipera seoanei tergolong viper berukuran kecil. Panjang maksimal yang bisa diraih ular ini hanya sekitar 75 cm.

Sama seperti jenis viper lainnya, Vipera seoanei pastinya memiliki bisa yang berbahaya. Dalam laporan berjudul "One Size Fits All—Venomics of the Iberian Adder (Vipera seoanei, Lataste 1878) Reveals Low Levels of Venom Variation Across Its Distributional Range" karya Ignazio Avella dan rekan-rekannya, disebutkan kalau bisa Vipera seoanei terdiri atas lima jenis racun berbeda. Kelimanya adalah PLA2, svSP, DI, snaclec, dan svMP yang memiliki proporsi hingga 75 persen dari komposisi bisa ular ini.

Sebenarnya, jika yang tergigit adalah orang dewasa yang sehat, bisa dari Vipera seoanei tidak sampai mengancam jiwa. Hanya saja, jika lansia, anak-anak, hingga orang sakit yang tak sengaja digigit oleh ular ini, akibatnya bisa jadi fatal. Beruntungnya, bisa dari Vipera seoanei masih bisa diatasi jika langsung diobati ke rumah sakit terdekat.

4. Laba-laba pertapa cokelat

Laba-laba pertapa cokelat yang ada di sekitar sarangnya. (commons.wikimedia.org/Chrissy McClarren dan Andy Reago)
Laba-laba pertapa cokelat yang ada di sekitar sarangnya. (commons.wikimedia.org/Chrissy McClarren dan Andy Reago)

Laba-laba pertapa cokelat atau laba-laba biola (Loxosceles reclusa) tersebar di berbagai tempat di dunia. Selain wilayah Portugal, mereka juga berada di Eropa Selatan dan Amerika Serikat. Laba-laba ini tumbuh dengan panjang 0,6—1,2 cm dengan tiga pasang mata dan empat pasang kaki dengan bulu-bulu halus.

Menurut Live Science, laba-laba pertapa cokelat menyimpan bahaya bagi manusia karena gigitannya yang cukup berbahaya. Selain rasa sakit luar biasa ketika digigit, bekas gigitan laba-laba pertapa cokelat bisa menyebabkan peradangan dan pembusukan pada kulit. Gejala keracunan yang ditimbulkan dari gigitan laba-laba ini bisa berupa gatal-gatal, demam, keringat berlebih, hingga muntah-muntah. 

Sebenarnya, gejala gigitan laba-laba pertapa cokelat berbeda-beda tergantung individu yang digigit. Mayoritas memang bisa disembuhkan sendiri dengan pengobatan di rumah. Namun, pada beberapa individu yang sensitif, perawatan di rumah sakit harus dilakukan untuk mengobati gigitan laba-laba ini. Bahkan, gigitan laba-laba ini bisa berakibat fatal bagi anak-anak.

5. Portuguese man o' war

potret portuguese man 'o war, koloni hewan yang sangat mirip dengan ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Jules Verne Times Two)
potret portuguese man 'o war, koloni hewan yang sangat mirip dengan ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Jules Verne Times Two)

Portuguese man 'o war (Physalia physalis) merupakan jenis organisme yang bisa ditemui di seluruh lautan, kecuali Arktik. Uniknya, mereka bukanlah seekor ubur-ubur kendati sebenarnya sangat mirip. Mengutip National Geographic, Portuguese man 'o war merupakan siphonophore yang berarti hewan ini terdiri atas koloni organisme yang bekerja sama hingga membentuk "satu" individu. Mereka terdiri atas empat polip berbeda, yakni pada bagian kepala, tentakel, organ pencernaan, dan organ reproduksi.

Mereka biasanya bergerak dalam jumlah besar dan tak jarang terseret hingga tepi pantai. Ketika bersentuhan dengan manusia, Portuguese man 'o war bisa menghantarkan sengatan yang sangat menyakitkan dengan kandungan racun di dalamnya dan cukup berbahaya jika tak ditangani dengan serius. Sengatan itu bisa menimbulkan bekas pada kulit, tetapi sangat jarang kasus fatal terjadi pada manusia.

Sebab, pada dasarnya, sengatan Portuguese man 'o war mereka gunakan untuk berburu. Bagi ikan kecil dan krustasea, sengatan koloni hewan ini bisa mengakibatkan kelumpuhan hingga membunuh mereka dalam beberapa waktu. Walau tak selalu membahayakan bagi manusia, sengatannya yang menyakitkan sudah menjadi penanda tersendiri agar kita berhati-hati jika berada di sekitar pantai supaya tidak bersentuhan dengan koloni hewan ini.

Mulai dari daratan hingga lautan, ternyata ada berbagai jenis hewan beracun yang menghuni Portugal. Meskipun kebanyakan hewan dalam daftar ini tidak dengan sengaja melukai atau membunuh manusia dalam tiap serangannya, manusia tetap harus menghindarinya jika tak sengaja berjumpa. Dari daftar hewan di atas, mana yang menurutmu paling berbahaya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us