Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Ilmuwan yang Dulu Menentang Pandangan Mayoritas, Kini Terbukti Benar

ilustrasi Galileo Galilei (britannica.com)
ilustrasi Galileo Galilei (britannica.com)
Intinya sih...
  • Aristarchus dari Samos adalah pionir teori heliosentris yang diabaikan selama berabad-abad karena bertentangan dengan pandangan mayoritas
  • Nicolaus Copernicus menunda penerbitan karya utamanya yang berisi konsep tata surya karena dianggap menyesatkan oleh Gereja Katolik
  • Galileo Galilei membuktikan teori heliosentris melalui penemuan astronomisnya, meskipun dianggap menyesatkan dan diadili oleh Inkuisisi

Dulu, menentang pandangan mayoritas bukan perkara mudah, apalagi dalam dunia ilmu pengetahuan yang masih sangat dipengaruhi dogma agama, politik, dan keterbatasan teknologi. Banyak ilmuwan justru dicap sesat, dihina, dan diasingkan karena menyuarakan ide-ide yang dianggap gila. Namun, justru dari keberanian itulah lahir terobosan besar yang mengubah cara manusia memahami semesta.

Kali ini kita akan membahas empat ilmuwan yang pernah dianggap salah, tapi kemudian terbukti benar berkat perkembangan sains modern. Mereka bukan hanya pelopor di bidang astronomi, tapi juga bukti bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang. Dan bahwa terkadang, kebenaran membutuhkan waktu untuk diterima. Langsung saja scroll ke bawah!

1. Aristarchus of Samos

Aristarchus of Samos. (commons.wikimedia.org/Eliseevmn)
Aristarchus of Samos. (commons.wikimedia.org/Eliseevmn)

Jauh sebelum Copernicus, di abad ke-3 SM, Aristarchus dari Samos sudah mengusulkan bahwa Matahari adalah pusat tata surya. Pada masa itu beliau sangat dikecam karena bertentangan dengan pandangan mayoritas yang masih meyakini bahwa Bumi lah pusat tata surya.

Namun beda dari yang lain, astronom asal Yunani kuno ini yakin bahwa gerak benda langit lebih masuk akal jika Bumi mengelilingi Matahari, bukan sebaliknya. Sayangnya karena minim bukti dan otoritas kuat dari filsuf seperti Aristoteles dan Ptolemaeus, teori heliosentris Aristarchus diabaikan selama berabad-abad.

Baru ribuan tahun kemudian, gagasan ini kembali mengemuka. Melansir Britannica, pada abad ke-16, Aristarchus menjadi inspirasi bagi astronom asal Polandia, Nicolaus Copernicus. Dalam tulisannya yang berjudul Six Books Concerning the Revolutions of the Heavenly Orbs (1543), Copernicus mengutip Aristarchus sebagai seorang ahli kuno yang mengusung teori heliosentris.

Meski terlupakan oleh sejarah resmi cukup lama, Aristarchus kini diakui sebagai salah satu pemikir paling visioner dalam astronomi. Dialah pionir sejati dari model heliosentris, jauh sebelum zaman Galileo dan Copernicus.

2. Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus. (commons.wikimedia.org/J. Falck)
Nicolaus Copernicus. (commons.wikimedia.org/J. Falck)

Pada abad ke-16, saat Gereja Katolik memegang kuat otoritas ilmu dan kebenaran, Nicolaus Copernicus muncul dengan gagasan radikal yaitu Matahari lah pusat tata surya, bukan Bumi. Pandangan ini sangat bertentangan dengan ajaran gereja dan teori geosentris Ptolemeus yang sudah diterima selama berabad-abad. 

Mungkin karena itu, Copernicus sempat menunda penerbitan karya utamanya, De Revolutionibus, yang berisi segala pemikirannya tentang konsep tata surya. Padahal tulisan itu sudah selesai sejak tahun 1532, tapi beliau baru menerbitkannya di tahun 1543, tepat dua bulan sebelum kematiannya. Melansir Space, pada masa itu, beliau sampai dianggap sebagai orang bodoh yang ingin menjungkirbalikkan seni astronomi.

Meski karya Copernicus sempat ditangguhkan karena dianggap menyesatkan, beberapa dekade kemudian, Galileo Galilei dan John Kepler mulai memperjuangkan dan membuktikan kebenaran teori tersebut lewat pengamatan dan pendekatan ilmiah. Dari sana, ide Copernicus akhirnya menjadi pondasi bagi revolusi ilmiah dan perubahan cara manusia memandang alam semesta.

3. Galileo Galilei

Galileo Galilei. (commons.wikimedia.org/Justus Sustermans)
Galileo Galilei. (commons.wikimedia.org/Justus Sustermans)

Galileo adalah ilmuwan pertama yang secara terbuka membela gagasan heliosentris Copernicus, tetapi kali ini beliau membawa bukti kuat dari penemuannya. Pada tahun 1610, lewat teleskop buatannya, Galileo menemukan bahwa Bulan memiliki permukaan yang tidak rata, Jupiter memiliki empat satelit yang mengorbitnya, dan Venus mengalami fase seperti Bulan. Semua ini tak bisa dijelaskan dengan model geosentris. Jadi penemuannya memperkuat bahwa Bumi bukan pusat tata surya.

Namun pandangan gereja dan masyarakat tidak bisa berubah semudah itu, Galileo tetap dianggap menyesatkan. Pada tahun 1633, ia diadili oleh Inkuisisi dan dipaksa menarik pernyataannya, lalu menjalani tahanan rumah seumur hidup. Buku-bukunya, bersama dengan buku-buku Copernicus dan Kepler, dihapus dari Indeks pada tahun 1835. 

Meski demikian, temuan Galileo menjadi pilar utama dalam Revolusi Ilmiah dan membuka jalan bagi astronomi modern. Beliau sangat berperan penting bagi perkembangan astronomi.

4. John Kepler

John Kepler. (nmspacemuseum.org)
John Kepler. (nmspacemuseum.org)

John Kepler melanjutkan perjuangan ilmuwan sebelumnya dengan pendekatan matematis yang jauh lebih presisi. Beliau hidup di masa yang sama dengan Galileo Galilei, jadi saat itu kebanyakan orang masih percaya bahwa Bumi lah pusat tata surya. Sementara Kepler sendiri, setelah membaca karya De Revolutionibus milik Copernicus, beliau menjadi makin percaya bahwa Bumi yang sebenarnya mengitari Matahari.

Namun tidak sampai situ, Kepler juga menolak anggapan lama bahwa orbit planet berbentuk lingkaran sempurna dan malah menunjukkan bahwa orbit sebenarnya adalah elips. Beliau pun mengoreksi model Copernicus dan membuktikan akurasi luar biasa dalam prediksi posisi planet.

Meskipun teori Kepler sering dianggap sulit dipahami pada zamannya karena kombinasi astrologi, filsafat, dan matematika yang kompleks, beliau tetap teguh dalam keyakinannya. Kini, tiga hukum gerak planet Kepler adalah dasar penting dalam fisika dan astronomi.

Sejarah membuktikan bahwa kebenaran ilmiah tidak selalu langsung diterima dengan tangan terbuka. Empat tokoh di atas mengajarkan kita hal yang sangat penting, yaitu jangan pernah takut salah, perjuangkan apa yang kita yakini, bahkan meski itu harus menghadapi cemoohan atau pengucilan. Terbukti kini, ide-ide mereka menjadi fondasi astronomi modern. Semoga tulisan ini bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us