Kenapa Islandia Lebih Hijau dan Greenland Justru Banyak Es?

- Arus laut hangat memengaruhi iklim Islandia, sehingga lebih hijau daripada Greenland yang tertutup es.
- Letak geografis menentukan intensitas musim, Islandia menerima paparan sinar matahari lebih banyak dibandingkan Greenland.
- Sejarah penamaan dipengaruhi strategi Viking, sementara perubahan iklim modern berdampak pada keduanya.
Banyak fakta negara yang sering membuat orang terkejut, salah satunya adalah kenyataan bahwa Islandia lebih hijau dan Greenland justru banyak es. Sekilas, nama kedua wilayah itu seperti tertukar dengan kondisi sebenarnya, sehingga memicu rasa penasaran mengapa hal tersebut bisa terjadi. Fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan sejarah penamaan, tetapi juga melibatkan faktor iklim, arus laut, dan perubahan lingkungan dari masa ke masa.
Pemahaman tentang perbedaan ini penting karena mampu menjelaskan bagaimana kondisi geografis dan sejarah dapat memengaruhi persepsi suatu tempat. Dari iklim yang dipengaruhi arus laut, catatan sejarah Viking, hingga bukti perubahan suhu dalam ribuan tahun terakhir, semua memiliki peran besar dalam cerita ini. Berikut lima penjelasan mengapa Islandia tampak lebih hijau, sementara Greenland tetap diselimuti es.
1. Arus laut hangat memengaruhi iklim Islandia

Salah satu penyebab utama perbedaan iklim antara Islandia dan Greenland adalah keberadaan arus laut hangat yang dikenal sebagai Gulf Stream. Arus ini membawa air hangat dari wilayah tropis menuju Atlantik Utara, sehingga suhu di sekitar Islandia menjadi lebih sejuk di musim panas dan tidak terlalu ekstrem di musim dingin. Kondisi ini mendukung pertumbuhan vegetasi yang cukup subur di sebagian besar wilayahnya.
Sebaliknya, Greenland malah berada lebih jauh dari pengaruh langsung arus hangat tersebut. Sebagian besar wilayahnya justru dipengaruhi arus laut dingin yang mempertahankan suhu rendah hampir sepanjang tahun. Inilah yang membuat lapisan es di Greenland tetap tebal, bahkan menutupi lebih dari 80 persen wilayahnya. Perbedaan arus laut inilah yang memberi keuntungan iklim bagi Islandia sehingga lebih banyak ditutupi hijau dedaunan.
2. Letak geografis menentukan intensitas musim

Islandia terletak pada garis lintang yang sedikit lebih rendah dibandingkan sebagian besar wilayah Greenland, sehingga menerima paparan sinar matahari yang lebih banyak. Hal ini membuat musim panas di Islandia cenderung lebih hangat dan lebih panjang, meskipun masih berada di wilayah sub-Arktik. Paparan cahaya matahari ini yang pada akhirnya membantu fotosintesis tanaman dan mempercepat tumbuhnya padang rumput.
Di sisi lain, posisi Greenland yang lebih utara menjadikannya lebih dekat ke Kutub Utara. Musim dingin berlangsung lebih lama, dan musim panas sering kali tidak cukup hangat untuk mencairkan lapisan es secara signifikan. Akibatnya, hanya sebagian kecil wilayah Greenland yang memiliki vegetasi alami, umumnya berada di pesisir barat daya yang relatif lebih hangat.
3. Sejarah penamaan yang dipengaruhi strategi viking

Nama Islandia dan Greenland memiliki cerita sejarah yang unik. Catatan saga Viking menyebut bahwa penamaan ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi geografis saat ini, melainkan dipengaruhi oleh strategi politik dan migrasi pada masa itu. Islandia (Iceland) diberi nama berdasarkan kesan awal seorang penjelajah yang melihat banyak es di salah satu fjord, meskipun wilayah lainnya cukup hijau.
Sementara itu, Greenland dinamai oleh Erik the Red yakni seorang pemimpin Viking yang ingin menarik pemukim baru. Ia memilih nama yang terdengar positif untuk memancing minat migrasi, meskipun kenyataannya wilayah tersebut memiliki musim dingin panjang dan banyak es. Strategi penamaan ini menunjukkan bahwa persepsi suatu tempat bisa dibentuk bukan hanya oleh kondisi fisiknya, tetapi juga oleh motif manusia.
4. Perubahan iklim dari masa ke masa

Kondisi iklim di Islandia dan Greenland pada masa lalu berbeda dari yang kita lihat sekarang. Bukti dari inti es dan catatan geologi menunjukkan bahwa sekitar abad ke-10 hingga ke-13, suhu di Greenland lebih hangat sehingga memungkinkan pertanian dan peternakan berkembang di beberapa wilayahnya. Saat itu, penamaan "Greenland" memang sesuai dengan kenyataan yang ada pada abad tersebut.
Namun, memasuki abad ke-14, terjadi penurunan suhu global yang membuat Greenland kembali tertutup es secara luas. Di sisi lain, Islandia tetap mendapatkan manfaat dari arus laut hangat sehingga vegetasinya bertahan dengan lebih baik. Perubahan iklim inilah yang membuat kondisi kedua wilayah menjadi sangat berbeda hingga saat ini, meskipun awalnya mungkin tidak sejauh sekarang.
5. Dampak perubahan iklim modern terhadap keduanya

Saat ini, perubahan iklim global memengaruhi Islandia dan Greenland dengan cara yang berbeda. Greenland mengalami pencairan es dalam skala besar yang menyebabkan kenaikan permukaan laut, sementara Islandia menghadapi risiko berkurangnya gletser akibat suhu yang terus menghangat. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi lanskap, tetapi juga ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.
Para ilmuwan memprediksi jika tren pemanasan global terus berlanjut, maka Greenland akan kehilangan lebih banyak lapisan es. Sementara di sisi lain Islandia dapat mengalami perubahan vegetasi yang tak kalah signifikan. Dalam jangka panjang, kedua wilayah ini mungkin akan menunjukkan kondisi yang lebih sesuai dengan nama mereka, tetapi dengan konsekuensi lingkungan yang serius.
Fakta Islandia lebih hijau dan Greenland justru banyak es menunjukkan sejarah, letak geografis, arus laut, dan perubahan iklim saling berkaitan dalam membentuk karakter suatu wilayah. Fenomena ini mengingatkan bahwa nama tempat tidak selalu mencerminkan kenyataan, dan kondisi alam dapat berubah seiring waktu. Memahami hal ini membuat kita melihat peta dunia dengan sudut pandang yang lebih kritis dan penuh makna.
Referensi:
"Bonus: Why is Iceland Green and Greenland Icy?". Discovery Place. Diakses pada Agustus 2025.
"Why Iceland and Greenland Might Have Their Names Swapped". National Geographic. Diakses pada Agustus 2025.
"Why is Iceland Green and Greenland Ice?". Hertz Iceland Culture. Diakses pada Agustus 2025.
"What is Iceland Without Ice?". Scientific American. Diakses pada Agustus 2025.