Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mind-Blowing, Ini 7 Teori Konspirasi Dunia Kuno yang Wajib Kamu Tahu

ancient-origins.net

Di setiap peristiwa bersejarah, pasti terdapat banyak teori konspirasi di dalamnya. Tidak terkecuali juga sejarah dunia kuno. Misalnya, banyak orang yang percaya kalau bangunan-bangunan keajaiban dunia, seperti Piramida Giza, dibangun oleh para Alien, bukannya oleh nenek moyang kita.

Dari sekian banyak peristiwa yang ada, para ahli teori konspirasi nampaknya sangat tertarik dengan kehidupan tokoh-tokoh kuno yang punya andil dalam mengubah sejarah. Berikut 7 teori konspirasi paling kontroversial tentang sejarah dunia kuno.

1. Julius Caesar "membiarkan" dirinya dibunuh

commons.wikimedia.org

Kita semua tahu kalau Julius Caesar dibunuh oleh senat yang takut dengan kediktatorannya. Namun beberapa orang percaya kalau Caesar secara "pasif" membiarkan pembunuhan itu terjadi.

Teori ini didukung oleh sejarawan Richard Girling, yang tertulis di dalam artikelnya yang terbit di The Sunday Times Magazine pada tahun 2003. Dia menyatakan kalau saat itu Caesar sedang menderita depresi karena memiliki kejang parah yang disebabkan oleh epilepsi lobus temporal.

Ia percaya kalau Caesar sudah mendengar desas-desus tentang upaya pembunuhannya, jadi dia memutuskan untuk menerima nasibnya. Dia menunjuk Oktavian (Augustus) sebagai penggantinya dalam surat wasiat terbarunya, dan memecat seluruh Penjaga Praetorian-nya pada hari di mana dirinya dibunuh.

Dengan membiarkan para senator membunuhnya, Caesar berhasil menghindari penurunan kemampuan akibat faktor usia, yang menurutnya sangat menyakitkan dan memalukan. Dengan cara itu juga, Caesar berhasil mengamankan tempatnya dalam sejarah sebagai seorang martir dan korban dari sebuah plot pengkhianatan yang besar.

2. Pembunuhan berencana terhadap Alexander Agung

biography.com

Sudah lama diyakini kalau Alexander Agung dan ibunya, Olympia, berkonspirasi untuk membunuh ayahnya, Philip II dari Makedonia. Ini tampaknya sangat masuk akal, karena pembunuh Philip dieksekusi di tempat tanpa memiliki kesempatan untuk menjelaskan mengapa dia melakukannya atau untuk siapa dia bekerja.

Namun kematian Alexander di Babilonia pada tahun 323 SM setelah "duel minum" juga melahirkan banyak teori konspirasi. Banyak sejarawan percaya kalau Alexander Agung diracun dengan striknina atas perintah dari bupati Makedonia, Antipatros.

Sejak awal, Olympia telah memperingatkannya tentang ambisi Antipatros, jadi Alexander memanggil bupati Makedonia itu ke Babilonia untuk dicopot dari jabatannya, dan kemungkinan akan dieksekusi.

Dalam kronik-kronik kuno, teori konspirasi ini dibuat sedikit lebih berwarna. Seperti yang dikutip dari laman History Today, Antipatros menyuruh putranya untuk mengambil air beracun dari sungai Styx yang legendaris untuk dicampurkan ke dalam minuman yang akan diberikan kepada Alexander.

Seorang peneliti modern bahkan berteori kalau sungai Peloponnesa utara (sekarang dikenal sebagai Mavroneri) yang diyakini oleh orang Yunani kuno sebagai sungai Styx, memiliki batu gamping yang mengandung bakteri calicheamicin yang dapat menyebabkan demam tinggi dan kematian.

Sedangkan teori lain menyebutkan kalau Alexander Agung dibunuh oleh akar bubuk tumbuhan yang biasa digunakan untuk kebutuhan medisnya. Walau tidak berbahaya, ramuan ini bisa berakibat fatal jika dikonsumsi dalam dosis yang besar. Jika benar, maka Alexander tidak dibunuh tetapi meninggal secara tidak sengaja oleh dokternya sendiri.

3. Plato dan tatanan dunia baru

thoughtco.com

Selain dianggap sebagai filsuf terbesar dalam sejarah, Plato juga sering dijadikan subjek dari beberapa teori konspirasi terkenal. Misalnya saja, beberapa orang percaya kalau Plato dipengaruhi oleh tradisi Timur dan telah meletakkan dasar bagi kebangkitan tradisi mistik Yahudi, kabbalah.

Berdasarkan dokumen dari laman Conspiracy Archive, Illuminati, Zionis, atau keduanya memanipulasi reputasi Plato untuk memberinya profil tinggi di dunia akademisi dan filsafat politik, kemudian berencana untuk menggunakan masyarakat utopis yang digambarkan di bukunya, Republic, sebagai model untuk Tatanan Dunia Baru mereka.

Menurut para ahli teori konspirasi ini, teori Platonis menjadi dasar dari rencana untuk pemerintahan dunia di masa depan yang mencakup penghapusan pernikahan dan keluarga, eugenika, wajib berpendidikan, dan propaganda yang menipu rakyat.

Visi Tatanan Dunia Baru ini semakin didorong ke depan oleh para pemikir seperti Kant, Hegel, Nietzsche, dan Leo Strauss. Teori ini juga terkait dengan infiltrasi paham Yahudi kuno yang telah dimulai ketika proto-Zionis menyusup ke kultus astrologi dan sihir milik orang-orang Babilonia.

4. Peradaban Kartago di Benua Amerika

nationalgeographic.org

Ada sebuah teori yang menyebutkan kalau navigator dari Kartago sudah menemukan benua Amerika jauh sebelum peradabannya dihancurkan oleh Romawi Kuno. 

Mark McMenamin, seorang profesor geologi dari Universitas Mount Holyoke, mendukung pendapat ini. Ia percaya kalau peta milik bangsa Kartago menunjukkan sebidang tanah di seberang Samudra Atlantik. Ditemukannya koin Fenisia di Amerika Serikat juga menjadi bukti dari teori tersebut.

Sedangkan menurut David Hatcher Childress dalam bukunya, Lost Cities of North & Central America, bangsa Kartago yang tinggal di pesisir Atlantik adalah mereka yang berhasil lolos dari tentara Romawi setelah Kartago dihancurkan dalam Perang Punisia Ketiga.

Mereka mengikuti rute perdagangan rahasia yang berusia 1.000 tahun ke kota-kota pelabuhan di Teluk Meksiko, dan menjadi nenek moyang bangsa Toltek, suku yang suka berperang dengan bangsa Maya.

Pada tahun 2014, PBS menyiarkan program yang mengklaim kalau bangsa Chachapoya di Peru sebenarnya adalah keturunan dari bangsa Kartago dan Celtic yang melarikan diri ke Amerika Selatan. Teori ini didasarkan pada karya Hans Giffhorn, seorang profesor budaya dari Universitas Gottingen dan Hildesheim.

Giffhorn mengklaim kalau referensi dari Diodoros dan pseudo-Aristoteles tentang penemuan "pulau terpencil yang melewati pilar Hercules" membuktikan kalau orang Kartago sudah memiliki rute rahasia ke Brasil pada saat itu.

Ada dugaan kalau pedagang Kartago dan tentara bayaran Celtic menggunakan rute ini untuk melarikan diri dari Romawi dan membangun benteng di sana. Mereka bertahan hidup dengan cara berdagang dengan suku-suku setempat dan akhirnya menjadi leluhur bangsa Chachapoya yang seharusnya berambut pirang.

5. Penghuni pertama di daratan Tiongkok adalah orang kulit hitam

blackhistory.neocities.org

Memang terdengar aneh, tetapi pendukung teori sejarah Afrosentrik bersikeras kalau penghuni pertama daratan Tiongkok adalah orang Afrika yang berkulit hitam. Para ahli teori konspirasi ini mengklaim kalau mereka bermigrasi dari wilayah "bulan sabit yang subur" di Afrika melalui wilayah Iran. 

Seperti yang dikutip dari buku The Discourse of Race in Modern China, mereka juga percaya kalau pendiri peradaban bangsa Cina, Huangdi, yang dikenal dengan nama kunonya "Hu Nak Kunte," masih memiliki hubungan dengan nama keluarga Kunte yang umum dipakai oleh bangsa Mandinka di Afrika.

Menurut teori ini, temuan-temuan antropologis awal mengidentifikasi penduduk asli Cina Selatan sebagai bangsa "Negroid Kelautan." Namun istilah klasifikasi ras ini jelas ketinggalan zaman dan keliru, karena hanya didasarkan pada kesamaan dalam penampilan fisik bukan genetika, antara orang Afrika sub-Sahara dan orang Melanesia berkulit gelap.

Seorang peneliti, Clyde Winters, juga turut mengklaim kalau bahasa Cina dan simbol karakter awal mereka jelas terkait dengan huruf-huruf dan prasasti Mandinka. Sekali lagi, argumen linguistik ini agak ketinggalan zaman, karena ia justru membandingkan huruf-huruf Cina modern dengan huruf-huruf Mandinka modern.

Winters juga berpendapat kalau Eropa kuno dan Cina kuno dihuni oleh peradaban kulit hitam sampai nenek moyang Cina dan Eropa modern muncul entah dari mana dan menyerang mereka.

Ia juga mengatakan kalau Dinasti Zhou menyebut Shang sebagai limin ("orang berkepala hitam"), yang dirujuk oleh Winters sebagai bukti kalau bangsa Shang adalah keturunan Afrika.

Pada kenyataannya, ungkapan itu (limin) digunakan oleh tuan tanah Tiongkok kuno dan para pemilik budak untuk menggambarkan kaum tani yang biasanya memiliki kulit lebih gelap karena sering bekerja di bawah sinar matahari.

6. Firaun Akhenaten adalah Musa

thefamouspeople.com

Firaun Akhenaten memang dikenal karena kegagalannya saat berupaya menciptakan kultus monoteistik, walau beberapa orang percaya kalau dia adalah orang yang sama dengan Nabi Musa.

Jelas ada beberapa referensi dalam Alkitab dan Al-Qur'an yang menyatakan kalau Musa adalah orang Mesir. Hal ini terlihat dari bentuk bahasa Ibrani dari namanya, Moshe, yang dapat diartikan ke dalam bahasa Mesir dan menjadi Mesu atau Mose yang berarti "putra."

Seorang penulis asal Mesir, Ahmed Osman, menjelaskan kalau Akhenaten dilahirkan di sebuah istana kerajaan sebagai putra dari Amenhotep III, tetapi berada di bawah ancaman pembunuhan dari para imam Amun karena ibunya, Ratu Tiye, bukan pewaris sah atas takhta Mesir.

Akhenaten pun keluar dari istana, kemudian pindah ke Heliopolis untuk belajar, lalu pergi ke Thebes pada usia 16 tahun. Beberapa tahun setelahnya, dia jatuh cinta dengan saudari tirinya, Nefertiti, dan diangkat menjadi raja oleh Amenhotep.

Dia kemudian memusuhi para pendeta Amun dengan membangun kuil-kuil untuk Aten, dewa matahari barunya, dan akhirnya membangun sebuah kuil besar di kota Amarna. Namun setelah Amenhotep meninggal sebuah kudeta terjadi, memaksa Akhenaten untuk melarikan diri bersama para pengikutnya ke Sinai Selatan.

Dia tinggal di sana selama 25 tahun dan membuat aliansi dengan suku Badui Shasu (Midianite). Setelahnya, Akhenaten kembali ke Mesir untuk menantang pemerintahan Firaun Ramses II (Firaun yang disebut di dalam Al-Qur'an dan hidup sezaman dengan Nabi Musa). 

Karena Ramses terlalu kuat, Akhenaten berusaha untuk melakukan eksodus kedua, berencana melarikan diri ke Kanaan dan membangun basis kekuatan di sana untuk bersiap menaklukkan Mesir di kemudian hari. Sayangnya, dia disingkirkan terlebih dahulu oleh pasukan putra Ramses, Seti I. Akhenaten akhirnya meninggal di gunung dekat Kanaan.

Diduga kalau kisah firaun penganut monoteis yang diasingkan diubah sedemikian rupa sehingga menjadi kisah Musa untuk membangun iman orang Yahudi.

Osman sendiri berpendapat kalau sebagian besar tokoh yang digambarkan dalam Perjanjian Lama sebenarnya adalah orang Mesir, dan Sepuluh Perintah Tuhan yang terkenal didasarkan pada Mantra 125 dari Kitab Kematian bangsa Mesir.

Dilansir dari laman Biblical Archaeology, versi kontroversial lain dari teori ini berpusat pada spekulasi bahwa monoteisme yang dibuat oleh Akhenaten hanya memengaruhi khotbah Musa dan nubuatnya tentang keimanan terhadap satu Tuhan (Allah).

7. Firaun Caesarion adalah Yesus

hbo.com

Banyak teori yang menyebutkan kalau kisah Yesus Kristus adalah propaganda yang didasarkan pada kehidupan Julius Caesar. Namun alih-alih Caesar, beberapa ahli justru mengatakan kalau putranya yang lahir dari hubungannya dengan Cleopatra, Caesarion, adalah sosok Yesus yang sebenarnya. 

Nama "Yesus" sendiri berarti "putra Isis," yang mencerminkan gagasan kalau Cleopatra adalah reinkarnasi ilahiah dari dewi Mesir. Tiga lelaki bijak adalah duta besar asing yang mengunjungi penobatan Caesarion sebagai firaun pada 44 SM, dan bintang Betlehem adalah komet terkenal yang dikenal sebagai Sidus Iulium ("Bintang Julian") atau Caesaris Astrum ("Bintang Kaisar").

Saat Augustus (Oktavian) menyerang Mesir, dia berhasil melarikan diri ke India, rumah dari dua dewa inkarnasi lainnya — Krishna dan Buddha — di mana dia mempelajari rahasia mistisisme Timur. Di sana ia dibantu oleh seorang pedagang timah Ibrani bernama Joseph dari Arimatea dan sepupu bangsawannya, Mary.

Di India, Caesarion dikenal sebagai St. Issa dan akhirnya wafat di Kashmir. Dikutip dari laman Cosmicconvergence.org, legenda Yesus Kristus setelahnya diciptakan secara ex post facto berdasarkan pencapaian spiritual Caesarion yang memiliki garis keturunan dari Romawi, Mesir, dan Israel.

Teori ini bahkan menyatakan kalau Caesarion, Kaisareon, atau Kristus adalah reinkarnasi dari Alexander Agung lewat garis keturunan Makedonia dari dinasti Ptolemeus di Mesir. Alexander sendiri dianggap telah meletakkan dasar bagi kebangkitan agama Kristen dengan menyebarkan Hellenisme ke seluruh Timur Tengah. 

Alexander meninggal pada usia 33 tahun, usia yang secara tradisional dianggap sama dengan usia Yesus pada saat penyaliban-Nya. Memang terdengar agak paradoks, karena teori ini juga mengatakan kalau penderitaan yang dialami oleh Yesus adalah "hutang karma" dari penaklukan militer Alexander di masa lampau.

Nah, itu tadi 7 teori konspirasi paling kontroversial tentang sejarah dunia kuno. Bagaimana, apakah kalian percaya dengan semua teori di atas?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us