Mengadopsi Fair Trade, Berdayakan Masyarakat Melalui Bisnis Beretika

Fair Trade adalah sebuah prinsip, sistem atau gerakan bisnis yang bertujuan untuk memastikan perdagangan yang adil, pemberian upah yang adil, lingkungan kerja yang aman, dan pemberdayaan bagi para pekerja dan produsen, terutama di negara-negara berkembang.
Gerakan ini menekankan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan, sehingga menciptakan rantai pasok global yang lebih beretika dan berkelanjutan. Dengan mendukung gerakan Fair Trade, perusahaan-perusahaan berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dan mendorong pembangunan sumber daya manusia. Di bawah ini adalah tiga contoh perusahaan yang telah berhasil mengadopsi prinsip Fair Trade.
1. Patagonia, komitmen terhadap produksi garmen yang berkelanjutan

Patagonia, pelopor industri fashion yang berkelanjutan, menggabungkan sistem Fair Trade ke lebih dari 80% lini produk mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar para pekerja yang terlibat dalam proses produksi menerima upah yang adil dan bekerja di lingkungan yang aman. Sertifikasi dari program ini dilandasi oleh untuk kemitraan langsung antara Patagonia dengan pabrik-pabrik dan mendukung berbagai kegiatan pemberdayaan yang diinisiasi oleh serikat pekerja.
Melalui komitmen mereka dengan sistem Fair Trade, Patagonia tidak hanya memberdayakan para pekerja mereka, tetapi juga meningkatkan kesadaran di kalangan konsumen tentang pentingnya fashion yang beretika. Dengan Fair Trade yang bertujuan untuk melindungi manusia dan planet bumi, Patagonia memberikan contoh yang menginspirasi bagi industri sejenisnya untuk perlahan mengubah cara pandang tentang keuntungan bisnis dan dampak lingkungan yang mereka hasilkan.
2. Ben & Jerry's, advokasi sumber bahan-bahan es krim

Sejak tahun 2005, merk es krim Ben & Jerry's telah lama memperjuangkan Fair Trade dengan membeli bahan-bahan utama mereka, seperti kakao, gula, vanila, kopi, dan pisang dari produsen bersertifikat Fari Trade. Untuk memastikan dampak Fair Trade yang memperkuat produsen petani kecil, mereka meluncurkan program yang disebut Producer Development Initiative.
Ini adalah program khusus yang dirancang untuk memungkinkan produsen petani kecil mendapatkan mata pencaharian yang adil. Tujuan utama dari program ini adalah mencapai pendapatan yang layak bagi para produsen, mengatasi perubahan iklim dalam rantai pasok, dan memperkuat koperasi-koperasi yang terlibat dalam sistem Fair Trade.
3. Divine Chocolate, berdayakan petani kakao

Divine Chocolate memiliki keunikan karena dimiliki bersama oleh koperasi Kuapa Kokoo, sebuah kelompok petani kakao di Ghana. Perusahaan ini digerakkan oleh sebuah misi untuk mengakhiri eksploitasi dalam industri kakao dan menciptakan dunia dengan kondisi para petani yang sejahtera. Mereka yakin bahwa produsen harus mendapatkan bagian dari keuntungan yang mereka dapatkan.
Itulah alasannya Kuapa Kokoo Farmers' Union, sebuah koperasi yang beranggotakan lebih dari 100.000 petani kakao di Ghana, menanam kakao berkualitas terbaik untuk koleksi harian dan musiman. Para petani ini turut memiliki saham atas Divine Chocolate. Selain itu, Divine Chocolate juga tersertifikasi dan menjadi bagian dari B Corporation, sebuah gerakan global dari orang-orang yang menggunakan bisnis mereka sebagai kekuatan untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan.
Fair Trade lebih dari sekadar label. Ini adalah sebuah gerakan yang kuat dan upaya untuk mendorong upaya bisnis yang keberlanjutan. Meski menghadapi berbagai tantangan di berbagai aspek, perusahaan-perusahaan seperti Patagonia, Ben & Jerry's, dan Divine Chocolate membuktikan bahwa mengadopsi Fair Trade tidak membuat perusahaan mereka bangkrut. Sistem Fair Trade ini justru tidak hanya etis secara praktek, tetapi juga berhasil menumbuhkan keuntungan finansial dan loyalitas pelanggan. Lewat gerakan yang mereka lakukan ini kita tentunya berharap di masa depan akan banyak perusahaan lain yang mengikuti jejak mereka.