Patagonia, Brand Pelopor Industri Fashion dengan Kesadaran Lingkungan

Dalam hal praktek bisnis yang berkelanjutan, hanya sedikit merek yang memberikan dampak signifikan seperti Patagonia. Didirikan pada tahun 1973 oleh Yvon Chouinard, perusahaan ini telah menjadi ikon global untuk fashion yang memiliki misi untuk kepentingan lingkungan dan bisnis yang etis.
Selama bertahun-tahun, Patagonia telah memperkenalkan solusi inovatif untuk mengurangi jejak lingkungannya dan terus mengadvokasi dampak sosial dan ekologi. Berikut ini merupakan empat fakta tentang Patagonia, sejarahnya, dan terobosannya dalam bisnis dengan prinsip berkelanjutan.
1. Bertanggung jawab terhadap lingkungan

Patagonia didirikan atas dasar kecintaan Chouinard pada alam bebas dan misi untuk melindunginya. Meski awalnya beroperasi sebagai perusahaan penyedia alat pendakian, pada tahun 1970-an mulai mengalihkan fokusnya pada fashion yang berkomitmen terhadap isu lingkungan dan berkelanjutan.
Pada tahun 1993, Patagonia menjadi merek pakaian luar ruangan pertama yang menggunakan poliester daur ulang ke dalam produknya. Sebuah standar baru bagi industri fashion kala itu. Salah satu inisiatif Patagonia yang paling signifikan adalah program Worn Wear, gerakan untuk mengurangi pembelian, gunakan kembali, dan daur ulang. Gerakan ini berguna untuk memperpanjang masa pakai, mengurangi limbah garmen secara umum, dan lebih jauh lagi, melindungi bumi kita.
Logo ikonik Patagonia juga menampilkan siluet Gunung Fitz Roy, simbol kecintaan Chouinard pada alam dan petualangan. Terletak di wilayah Patagonia, Amerika Selatan, Gunung Fitz Roy merupakan pengingat lanskap yang ingin dilindungi dan terus menyisakan keindahan yang abadi.
2. Fair trade, sebuah sistem manufaktur etis

Menjawab masalah kecilnya upah para pekerja di pabrik pakaian, Patagonia memastikan bahwa produk mereka diproduksi dengan cara-cara kerja yang etis dan menerapkan program Fair Trade Certified. Sertifikasi ini menjamin upah yang adil, lingkungan kerja yang aman, dan bonus tambahan. Biaya premium yang dibayarkan untuk pekerja yang memproduksi pakaian Patagonia. Bonus tambahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pekerja sesuai kesepakatan dari komite para serikat pekerja yang ada di pabrik mereka.
Saat ini, program Fair Trade dari Patagonia telah memberikan dampak kepada lebih dari 85% pekerja mereka di seluruh dunia. Para pekerja memilih berbagai keuntungan dari bonus tambahan tersebut, antara lain seperti program kesehatan atau penitipan anak, membeli produk elektronik, atau mengambil bonus tersebut dengan berupa uang tunai.
3. Kesadaran lingkungan dan aktivisme

Patagonia tidak hanya berhenti pada sebuah merk fashion, namun nama mereka juga mewakili sebuah aktivitas untuk melindungi lingkungan. Program '1% untuk planet' digagas untuk menyumbangkan 1% profit tahunan mereka untuk pelestarian dan pemulihan lingkungan alam. Lebih dari 140 juta dolar telah disumbangkan untuk organisasi lingkungan di wilayah domestik dan internasional.
Pada tahun 2002, Yvon Chouinard dan Craig Mathews, pemilik Blue Ribbon Flies, mendirikan perusahaan non profit yang bertujuan mendorong perusahaan lain melakukan gerakan ini. Selain itu, Patagonia juga mengambil sikap berupa upaya konservasi melalui The Conservation Alliance dan terlibat dalam aktivisme tentang pelestarian lingkungan hidup.
4. Transparan dan akuntabel

Kunci utama dan pembeda dari model bisnis Patagonia adalah komitmennya terhadap transparansi. Footprint Chronicles di situs Patagonia memungkinkan kita untuk melacak dampak lingkungan dan sosial dari pembelian yang kita lakukan, mulai dari sumber bahan baku hingga produksi akhir. Jika menelusuri paparan Footprint Chronicles, dapat kita lihat bahwa Patagonia menjelaskan secara transparan berbagai hal yang telah mereka lakukan dan bagaimana tantangan bagi industri fesyen dan dampaknya terhadap lingkungan di masa depan.
Reputasi Patagonia dibangun atas komitmen mereka terhadap praktek bisnis yang etis, berkelanjutan, dan transparan. Selain memperkuat kepercayaan para konsumen, seluruh upaya ini mungkin dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengadopsi praktek bisnis yang sama di masa depan.