5 Hama Padi Paling Berbahaya, Merusak Padi dan Bikin Gagal Panen

- Walang sangit merupakan hama padi yang merugikan, memakan bulir padi dan menaruh telur di tanaman.
- Wereng adalah serangga kecil yang menghisap bulir padi, menyebarkan virus, dan sulit dideteksi.
- Tikus dapat merusak batang dan akar padi serta menyebarkan penyakit, memerlukan predator alami untuk pembasmian.
Padi merupakan salah satu komoditas pangan yang paling penting, khususnya di Indonesia. Pasalnya, padi bisa menghasilkan beras dan nantinya beras akan diolah menjadi nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Walau begitu, penanaman padi bukanlah hal yang mudah. Sebaliknya, para petani padi selalu dibayang-bayangi oleh kehadiran hama yang berbahaya.
Contohnya, hama wereng dan walang sangit mampu membunuh padi. Kemudian, belalang merupakan hama yang sangat merugikan karena mampu merusak daun padi dan mengganggu pertumbuhan padi. Burung kecil seperti pipit juga harus dihindari, sebab ia bisa memakan bulir padi. Lebih lanjut, kali ini kita akan membahas dan mengulik semua hama tersebut secara rinci dan mendalam.
1. Walang sangit

Dilansir CABI PlantwisePlus, Leptocorisa oratorius atau walang sangit merupakan serangga hama yang sangat merugikan. Secara spesifik, walang sangit akan memakan bulir padi yang sedang berkembang. Nantinya, bulir tersebut akan gagal berkembang, rusak, dan mati. Gak cuma itu, biasanya serangga ini akan menyerang mendekati masa panen. Untungnya, ia bisa dibasmi dengan pestisida.
Walang sangit juga mudah dikenali dari beberapa ciri khas. Pertama, ia punya badan yang ramping dan panjang. Kemudian, hewan ini juga akan mengeluarkan bau tak sedap saat merasa terancam atau saat digenggam. Selain memakan bulir padi, walang sangit juga akan menaruh telurnya di tanaman padi. Sekali bertelur, ia mampu menghasilkan hingga 200 butir telur.
2. Wereng

Selain walang sangit, serangga kecil bernama wereng juga merupakan hama yang sangat ditakuti oleh petani padi. Dilansir NPCP, hewan yang berasal dari superfamili Fulgoroidea ini bisa menghisap bulir padi, membunuh tanaman padi, hingga menyebarkan virus ke tanaman padi. Karenanya, jika populasi hama wereng melimpah maka padi bisa rusak, mati, dan petani bisa mengalami gagal panen.
Wereng sendiri merupakan serangga berukuran kecil dengan panjang sekitar 4 - 6 milimeter. Kemampuan kamuflasenya juga sangat baik, ia bisa terbang, dan sering bersembunyi di tempat-tempat sempit. Oleh sebab itu, pendeteksian wereng cukup sulit dilakukan. Sama seperti walang sangit, penggunaan pestisida cukup efektif untuk membasmi hama wereng yang merajalela.
3. Tikus

Laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau tikus bisa merusak padi dengan sangat masif. Biasanya, hewan kecil ini akan memakan batang padi, merusak akar padi, bahkan ia juga bisa menyebarkan penyakit berbahaya ke padi. Tentunya, semua hal tersebut membuat kualitas beras menurun, mampu membunuh tanaman, dan di banyak kesempatan kehadiran tikus juga mengakibatkan gagal panen.
Tak seperti serangga, pembasmian tikus tak cukup dengan pestisida. Dalam hal ini, bantuan predator alami seperti kucing liar, ular, biawak, dan burung hantu juga diperlukan untuk membasmi tikus di sawah. Pasalnya, tikus tak cuma merusak, namun perkembangbiakan dan pertumbuhannya sangat cepat. Dalam beberapa bulan, hewan ini bisa melahirkan puluhan anak.
4. Belalang

Dilansir Pinoy Rice Knowledge Bank, belalang bisa merusak padi di berbagai masa pertumbuhan. Pertama, larva belalang bisa merusak biji padi yang baru tumbuh dan membuatnya layu. Kemudian, belalang dewasa akan memakan daun dan pucuk padi yang akhirnya mengganggu pertumbuhan dan fotosintesis. Gak cuma itu, terkadang ada juga belalang yang suka memakan bunga padi.
Selain karena keganasannya, populasi belalang juga sangat melimpah. Jadi, di satu sawah bisa saja ada ratusan hingga ribuan ekor belalang. Tentunya, semakin banyak belalang di sawah maka padi yang dirusak juga semakin banyak dan kerugian juga semakin tinggi. Untuk mengatasi serangan belalang, petani sering menyemprotkan pestisida dan "meminta bantuan" dari predator alami belalang.
5. Burung kecil

Berbagai sumber menerangkan kalau burung kecil pemakan biji-bijian seperti burung pipit menjadi salah satu musuh utama petani. Biasanya, burung akan mulai muncul di sawah saat pagi atau siang hari. Di sore dan malam hari, mereka lebih sering beristirahat di pepohonan, semak-semak, atau di dalam lubang. Untungnya, petani sudah mengembangkan berbagai strategi untuk menangani burung kecil.
Pertama, petani sering memasang jaring raksasa agar burung tak bisa menyentuh padi. Kemudian, kaleng yang diisi batu dan dikaitkan ke tali juga sering ada di sawah. Nantinya, jika tali digoyang suara batu di dalam kaleng akan mengagetkan burung dan membuat mereka pergi. Terakhir, para petani juga bergantung pada kehadiran predator alami seperti ular, laba-laba, biawak, dan burung predator.
Tentunya, padi tak akan luput dari kehadiran berbagai hama. Sebagai manusia, kita harus cerdas, cermat, dan mengembangkan strategi untuk mengusir dan mencegah kehadiran hama-hama tersebut. Namun, strategi pengusiran yang dilakukan harus tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Jadi, kamu gak boleh terlalu sering menggunakan bahan kimia seperti pestisida.