Bulan memang menjadi salah satu objek yang sering dijadikan sebagai representasi atas apa yang dirasakan manusia. Seperti keindahan cahayanya melambangkan cinta atau bahkan cahaya sendiri itu juga bisa mengartikan bahaya.
Jadi karena semakin banyaknya representasi isi pikiran akan bulan, maka tidak jarang lahir berbagai mitos yang menimbulkan ketakutan. Tentunya setiap kawasan punya mitos tersendiri. Namun berikut ini ada lima mitos paling fenomenal seputar bulan.
Ada sebuah judul album blockbuster Pink Floyd 1973 yang berisi tentang sisi gelap akan bulan. Namun itu hanyalah khayalan seni semata.
NASA memberikan pendapat bahwa apa yang kita sebut "sisi gelap" atau "dark side" sebenarnya adalah "sisi jauh". Mengapa demikian? Ini karena rotasi dari bulan itu sendiri. Dampaknya, akan selalu ada 41 persen permukaan bulan yang tidak pernah bisa terlihat dari bumi. Ini karena faktor waktu bulan yang hanya 29 hari.
Terlepas dari kenyataan ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa sebenarnya titik-titik gelap yang kita lihat di bulan saat pas purnama bukanlah sesuatu yang menakutkan. Bintik-bintik hitam tersebut hanyalah lembah akibat benturan batu luar angkasa.
Beberapa orang di belahan dunia menyakini bahwa beberapa hewan seperti anjing ataupun kucing akan lebih angresif bahkan terkesan "gila" saat purnama datang. Namun kenyataannya, itu mungkin bukan karena bulan hingga mereka menjadi gila. Menurut sebuah penelitian, rumah sakit hewan mengalami peningkatan kunjungan (23 persen pada kucing, 28 persen pada anjing) selama tiga malam bulan purnama.
Banyak pemilik hewan peliharaan akan memberi tahu bahwa bulan purnama memengaruhi perilaku hewan peliharaan mereka. Anjing, seperti nenek moyang serigala mereka, dikenal melolong di bulan saat bulan purnama. Kucing, sebaliknya, cenderung bersembunyi. Burung menjadi gelisah dan terkadang bahkan bingung. Akibatnya, kantor dokter hewan dan rumah sakit hewan bisa menjadi padat dengan kunjungan.
Namun itu tidak perlu dikhawatirkan. Hanya saja efek cahaya yang terlalu terang membuat hewan merasa terganggu dan tidak bisa membedakan hari sudah larut atau tidak. Dampaknya mereka tetap beraktivitas karena efek cahaya bulan sehingga timbul pemikiran bahwa hewan tersebut menjadi agresif atau gila.
Ada satu kepercayaan yang dianut secara luas di banyak budaya di belahan dunia bahwa bulan purnama membuat anak-anak lebih aktif. Anak-anak akan kesulitan tidur atau lebih sering menangis.
Tetapi ketika para ilmuwan akhirnya menguji teori ini. Para ilmuwan tidak menemukan perubahan yang luas atau dramatis dalam pola tidur anak-anak yang terkait dengan bulan. Para ilmuwan hanya menemukan bahwa anak-anak selalu aktif selama periodesasi bulan. Baik itu di awal bulan, pertengahan ataupun akhir bulan. Jadi bukan hanya saat bulan purnama saja.
Berdasarkan pemaknaan kata, kata "orang gila" berasal dari bahasa Latin yaitu "luna" yang juga nama dewi bulan kuno. Dampaknya, selama berabad-abad orang mengaitkan bulan purnama dengan saat-saat gila dan perilaku manusia gila. Bahkan Hippocrates, "bapak pengobatan modern", mengatakan kegilaan karena Dewi Luna melintasi dunia.
Bulan purnama secara historis sering disalahkan atas kegilaan dan monster, termasuk manusia serigala atau bahkan para vampir. Memang benar ada sedikit lebih banyak kejahatan dan lebih banyak kunjungan ke UGD selama bulan purnama, tetapi tidak ada cukup bukti untuk mematoknya ke fase bulan purnama. Namun intinya kepercayaan pada kekuatan bulan atas kita tersebar luas, dan menjadi dasar dari kata gila.
Orang-orang memegang teguh teori konspirasi yang luas yang mencakup semua kemungkinan alasan mengapa pendaratan di bulan pada tahun 1969 tidak benar-benar terjadi. Bahkan salah satu pertanyaan fenomenal seperti "Mengapa bendera berkibar saat tidak ada angin sepoi-sepoi di bulan?" ada.
Sebenarnya kenyataannya inilah yang disebut dengan "momentum sudut". Hal ini terjadi karena para astronot memutar kutub dan membuka gulungan kainnya.
Lalu pertanyaan selanjutnya. “Mengapa tidak ada bintang di latar belakang?” Jawabannya sanaft sederhana, karena teknologi kamera tidak bisa menangkapnya. Pada dasarnya, para peragu pendaratan di bulan menerapkan logika atmosfer bumi pada gambar tersebut. Mereka juga tidak memperhitungkan kerumitan teknologi untuk roket dan kamera.
Nah itulah lima mitos paling terkenal seputar bulan. Cukup menarik bukan? Lalu apakah kamu pernah percaya salah satu mitos di atas?