Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Griffon Vulture, Burung Bangkai yang Kerap Dianggap Hama

Iucnredlist.org
Iucnredlist.org

Dalam kelas Aves, terdapat burung yang termasuk ke dalam Genus Gyps alias burung bangkai. Salah satunya yakni Griffon vulture atau spesies burung bangkai griffon bernama ilmiah Gyps fulvus. Burung bangkai jenis ini cukup langka dan jarang diketahui oleh sebagian besar orang.

Untuk kamu yang ingin mengetahui lebih dalam terkait burung bangkai griffon, ini dia lima fakta yang patut kamu simak.

1. Spesies burung pemangsa terbesar di Eropa

Animalia.bio
Animalia.bio

Dikutip dari laman animalia.bio, burung bangkai griffon adalah burung pemangsa terbesar ke-2 di Eropa. Spesies ini menempati urutan ke-2 karena pada urutan pertamanya sudah diisi oleh Cinereous vulture atau Aegyplus monachus.

Burung bangkai griffon memiliki penampilan khas burung bangkai dunia lama. Hal tersebut dapat dilihat dari kepala mereka yang agak botak dan berwarna putih, bulu ekor warna coklat yang amat pendek, dan juga paruh yang berwarna kuning.

Ukuran tubuh mereka memang tidak main-main. Lebar rentang sayap mereka mencapai 3 m, panjang tubuh mereka sekitar 93-122 cm, sedangkan berat badan mereka bisa berkisar 6-11 kg.

2. Gemar hidup secara berkelompok

Zoobarcelona.cat
Zoobarcelona.cat

Burung bangkai griffon disebut juga griffon Eurasia. Mereka berkembang biak di tebing-tebing pada area pegunungan sepanjang Eropa Selatan, Afrika Utara, hingga Asia. Menurut laman thewebsiteofeverything.com, burung bangkai griffon hidup dalam koloni besar karena sifat mereka yang sangat pandai bersosialisasi.

Gak hanya friendly, burung bangkai griffon pun juga merupakan hewan monogami, lho. Mereka akan setia kepada pasangannya. Dalam satu koloni, biasanya terdapat 15-150 pasang burung bangkai griffon yang mana setiap pasangan akan mengerami satu buah telur pada masa inkubasi.

3. Suka memakan jeroan

Rewildingeurope.com
Rewildingeurope.com

Sama seperti spesies burung bangkai lainnya, griffon vulture juga merupakan karnivora. Berdasarkan keterangan laman 4vultures.org dan animalia.bio, burung bangkai griffon umumnya memakan bangkai mamalia sedang hingga besar khususnya bagian bangkai yang lembut seperti otot dan jeroan.

Mereka memiliki leher yang super panjang sehingga tak mengherankan apabila mereka bisa menjangkau bagian-bagian tersebut tanpa tersangkut.

Jika mereka menemukan bangkai secara berkelompok, mereka bisa langsung menyisakan tulang hanya dalam hitungan menit lho!

4. Burung berbadan besar yang suaranya tidak terlalu keras

Thewebsiteofeverything.com
Thewebsiteofeverything.com

Jika burung kebanyakan berkicau ketika terbang, maka lain halnya dengan burung bangkai griffon. Burung bangkai ini cenderung mendengus atau mendesis ketika bertengger atau memakan bangkai. Mereka juga memiliki indra penciuman yang buruk sehingga dalam urusan mencari makanan, mereka hanya mengandalkan indra penglihatan.

5. Statusnya masih aman, tapi bisa terancam punah akibat ulah manusia

4vultures.org
4vultures.org

Saat ini, burung bangkai griffon masih berstatus Least Concern menurut data IUCN. Mereka tidak terancam punah secara global namun dapat mengalami penurunan populasi di beberapa wilayah karena memakan bangkai yang beracun.

Selain itu, jumlah mereka terkadang bisa mengkhawatirkan sebab mereka juga mengalami penembakan secara illegal dan kerap dianggap hama oleh para pemelihara sapi di daerah padang rumput.

Itu tadi lima fakta burung bangkai griffon atau yang biasa disebut juga griffon Eurasia. Semoga, jumlah populasi dari spesies burung bangkai ini tidak mengalami penurunan dalam skala besar ya di masa depan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
erwanto
Editorerwanto
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Kirik-kirik Laut, Mengatasi Parasitisme Induk dengan Kompak

08 Sep 2025, 22:54 WIBScience