5 Kota dengan Sejarah Berdarah yang Masih Menyisakan Misteri

- Pompeii, Italia – kota yang membeku dalam sekejap
- Gunung Vesuvius meletus pada tahun 79 Masehi, mengubur kota dengan abu vulkanik.
- Rumah, jalan, dan lukisan dinding masih utuh di balik timbunan abu.
- Misteri tentang orang-orang yang berusaha melarikan diri dan kehidupan sehari-hari mereka masih belum terpecahkan.
- Tenochtitlan, Meksiko – ibukota Kekaisaran Aztec yang ditaklukkan
- Kota ini jatuh ke tangan conquistador Spanyol pada tahun 1521.
- Jutaan orang kehilangan
Sejarah tidak selalu bicara tentang kejayaan, arsitektur megah, atau peradaban yang maju. Ada kalanya sejarah justru merekam luka, darah, dan tragedi yang hingga kini masih menyisakan misteri. Beberapa kota di dunia menyimpan kisah kelam yang tak mudah dilupakan, meski ratusan tahun telah berlalu.
Kota-kota ini bukan sekadar titik di peta, melainkan saksi bisu dari penderitaan ribuan, bahkan jutaan jiwa. Mereka menyimpan jejak peperangan, pembantaian, hingga pengadilan yang merenggut nyawa dengan cara yang mengerikan. Menariknya, banyak dari kota ini kini justru menjadi destinasi wisata sejarah. Lalu, kota mana saja yang punya cerita berdarah dan penuh misteri itu?
1. Pompeii, Italia – kota yang membeku dalam sekejap

Pompeii mungkin jadi salah satu kota paling ikonik yang tenggelam dalam tragedi. Pada tahun 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus dahsyat dan mengubur seluruh kota dengan abu vulkanik. Ribuan orang tewas dalam hitungan jam, tubuh mereka membeku dalam posisi terakhir seperti patung hidup. Kisah ini begitu mengejutkan hingga kini Pompeii disebut sebagai “kota yang membeku dalam waktu.”
Arkeolog menemukan rumah, jalan, hingga lukisan dinding yang masih utuh di balik timbunan abu. Bahkan, sisa makanan di dapur ikut terawetkan, memberi gambaran nyata tentang kehidupan masyarakat Romawi kuno. Penelitian mencatat, suhu letusan Gunung Vesuvius di Pompeii mencapai setidaknya 300°C saat gelombang piroklastik pertama menghantam, cukup panas untuk membunuh manusia sepersekian detik. Temuan lain menunjukkan suhu otak beberapa korban bisa mencapai 510°C sebelum mendingin cepat, bahkan ada indikasi jaringan otak berubah menjadi kaca akibat panas ekstrem itu.
Meski begitu, misteri Pompeii masih menyelimuti sejarah. Siapa sebenarnya orang-orang yang sempat berusaha melarikan diri? Bagaimana kehidupan mereka sehari-hari sebelum bencana datang? Pertanyaan-pertanyaan ini masih jadi teka-teki, membuat Pompeii tetap hidup dalam cerita meski warganya sudah lama tiada.
2. Tenochtitlan, Meksiko – ibukota Kekaisaran Aztec yang ditaklukkan

Tenochtitlan dulu adalah pusat peradaban Aztec yang megah dan penuh kekuatan. Kota ini berdiri di tengah Danau Texcoco dengan sistem kanal dan arsitektur yang menakjubkan. Namun, pada 1521, kota ini jatuh ke tangan conquistador Spanyol yang dipimpin Hernán Cortés. Pertumpahan darah pun tak terhindarkan, menjadikan Tenochtitlan sebagai saksi akhir kejayaan Aztec.
Sejarah mencatat, jutaan orang kehilangan nyawa akibat perang, kelaparan, dan penyakit yang dibawa bangsa Eropa. Merujuk berbagai kajian (Brooks, 1993; McCaa, 1995; Radetsky, 1999), wabah cacar yang merebak di tengah kepungan Spanyol menewaskan penduduk Aztec dalam jumlah besar, bahkan jauh lebih cepat daripada pedang para conquistador. Kekalahan ini bukan sekadar runtuhnya sebuah kota, tetapi juga hancurnya identitas dan kebudayaan bangsa Aztec. Kini, sisa-sisa Tenochtitlan tersembunyi di bawah hiruk pikuk Mexico City modern.
Selain soal penaklukan, misteri lain ada pada pengorbanan manusia yang konon dilakukan bangsa Aztec. Ada catatan tentang ribuan korban yang disembelih di piramida besar untuk menyenangkan para dewa. Namun, sejarawan masih berdebat apakah jumlah tersebut benar atau dilebih-lebihkan oleh pihak Spanyol. Propaganda dan fakta bercampur, membuat Tenochtitlan tetap penuh tanda tanya.
3. Sarajevo, Bosnia – kota yang tak lepas dari perang

Sarajevo pernah jadi kota yang indah dengan campuran budaya Eropa dan Timur Tengah. Namun pada tahun 1990-an, kota ini jadi pusat Perang Bosnia yang menelan ribuan korban jiwa. Pengepungan Sarajevo berlangsung hampir empat tahun, menjadikannya salah satu pengepungan terlama di era modern. Peluru dan mortir menghantam kota setiap hari, meninggalkan luka mendalam.
Misterinya masih terasa lewat trauma warganya. Banyak cerita tentang penghilangan orang, kuburan massal, dan kekejaman yang belum sepenuhnya diungkap. Kota ini kini kembali hidup, tapi jejak peluru masih bisa dilihat di dinding-dinding tuanya. Sarajevo adalah kota yang bangkit, tapi tetap membawa sejarah berdarahnya.
Sarajevo juga menyimpan sejarah kelam dari tahun 1914. Di kota inilah Archduke Franz Ferdinand terbunuh, memicu pecahnya Perang Dunia I. Peristiwa itu menempatkan Sarajevo dalam catatan sejarah sebagai "kota pemicu perang". Entah kebetulan atau bagian dari nasib, tetap jadi misteri yang membayangi kota ini.
4. Nanjing, Tiongkok – tragedi pembantaian yang menghantui

Pada tahun 1937, Nanjing menjadi saksi salah satu tragedi paling mengerikan di Asia. Tentara Jepang menyerbu kota Nanjing dan melakukan pembantaian massal yang menewaskan ratusan ribu orang. Perempuan diperkosa, warga sipil dibunuh, dan kota berubah menjadi neraka dalam waktu singkat. Peristiwa itu kini dikenal sebagai Nanjing Massacre.
Namun, hingga kini masih ada perdebatan soal jumlah korban sebenarnya. Catatan sejarah berbeda-beda, dan banyak dokumen dianggap sengaja dihapus. Misteri itu membuat luka Nanjing semakin sulit sembuh. Kota modern ini tetap menyimpan bayangan masa lalunya yang kelam.
Ada pula cerita bahwa tentara Jepang mengadakan “kompetisi membunuh,” sesuatu yang terdengar seperti fiksi gelap. Sebagian arsip mendukung, sebagian lain menyangkal, sehingga kebenarannya tetap kabur. Perbedaan tafsir sejarah ini membuat tragedi Nanjing selalu jadi bahan kontroversi politik.
5. Salem, Amerika Serikat – kota penyihir dengan kisah gelap

Salem, Massachusetts, mungkin terdengar seperti kota kecil biasa di Amerika. Namun pada abad ke-17, kota ini jadi panggung pengadilan penyihir paling terkenal dalam sejarah. Tahun 1692, puluhan orang dituduh sebagai penyihir, dan belasan di antaranya dihukum mati.
Menurut arsip dan kajian dalam Salem Possessed, sebagian besar tuduhan bermula dari konflik pribadi, iri hati, atau rumor yang diperbesar. Pernyataan-pernyataan saksi acapkali berbasis prasangka, bukan bukti konkret, sehingga banyak jiwa melayang hanya karena bisikan dan ketakutan kolektif.
Beberapa teori menyebut perburuan penyihir dipicu oleh keracunan jamur ergot pada gandum, sehingga menyebabkan halusinasi. Teori lain menuding perebutan tanah dan kekuasaan antar keluarga sebagai akar masalah. Apa pun penyebabnya, puluhan nyawa melayang tanpa bukti kuat. Misteri itu membuat Salem tetap jadi simbol bahaya histeria massal.
Sejarah selalu menyimpan dua sisi: kejayaan dan kehancuran. Kota-kota seperti Pompeii, Tenochtitlan, Sarajevo, Nanjing, dan Salem adalah bukti bahwa darah dan air mata juga ikut membentuk wajah dunia. Mereka bukan sekadar cerita lama, tapi cermin betapa rapuhnya peradaban manusia. Misteri yang menyelimuti kota-kota ini membuat kita tak pernah benar-benar bisa menutup buku sejarahnya. Ada pertanyaan-pertanyaan yang tetap menggantung, mengingatkan bahwa masa lalu tak selalu bisa kita pahami sepenuhnya.