11 Pencemaran Bahan Beracun Paling Merusak dalam Sejarah

- Kereta barang, yang membawa vinil klorida beracun, tergelincir di dekat East Palestine, Ohio. Sebanyak 2 ribu penduduk setempat dievakuasi.
- Tumpahan sianida Baia Mare di Rumania mencemari sungai Tisza dan Danube. Hal ini menyebabkan kematian satwa liar dan kerugian besar bagi industri perikanan lokal.
- Bencana Exxon Valdez pada Maret 1989 menumpahkan 11 juta galon minyak ke laut Alaska. Ribuan mamalia laut dan burung terbunuh. Ekosistem pantai pun rusak selama beberapa dekade.
Pada pukul 9 malam waktu setempat, tepatnya pada 3 Februari 2023, sebuah kereta barang tergelincir di dekat East Palestine, Ohio, Amerika Serikat. Petugas kereta melihat ada api dan asap ketika 38 dari 149 gerbong kereta tergelincir. Di samping itu, sebelas gerbong kereta membawa vinil klorida beracun, yang merupakan karsinogen.
Tidak ada yang terluka akibat kecelakaan kereta itu sendiri. Namun, para teknisi khawatir jika terjadi ledakan. Karena itu, mereka melepas gerbong dan membakar 115 ribu galon berisi vinil klorida secara terkendali dalam gerbong kereta tersebut.
Dikutip The Independent, lebih dari 2 ribu penduduk setempat dievakuasi dari daerah tersebut karena khawatir akan gas beracun dari pembakaran tersebut, yang mengandung asam klorida dan fosgen—senyawa yang digunakan dalam perang kimia. Kendati demikian, tidak ada laporan korban jiwa dari insiden tersebut. Warga pun diizinkan pulang setelah 5 hari dievakuasi. Namun, banyak yang mengeluhkan sakit kepala dan ruam kulit.
Kerusakan lingkungan sendiri cukup besar. Pasalnya, lebih dari 43 ribu hewan mati karena keracunan dalam waktu kurang dari 3 minggu. Sayangnya, ini hanyalah satu dari serangkaian bencana ketika bahan beracun berbahaya tumpah dan mencemari lingkungan. Lalu, apa saja pencemaran bahan beracun berbahaya terburuk dalam sejarah?
1. Tumpahan sianida di Baia Mare

Saluran air sering kali tercemar akibat tumpahan bahan beracun, salah satu contohnya tumpahan sianida Baia Mare di Rumania. Bencana ini terjadi pada 30 Januari 2000, ketika sebuah bendungan di tambang emas di Kotamadya Baia Mare jebol. Akibatnya, lebih dari 26 juta galon air limbah yang sangat beracun mencemari sungai Tisza, salah satu sungai utama di Hungaria.
Tak hanya itu, konsentrasi sianida di sungai melonjak hingga lebih dari 100 kali batas aman maksimum. Sementara itu, air yang terus mengaliri sianida ini semakin jauh. Sianida ini lantas mencapai Danube, salah satu sungai terpanjang dan paling terkenal di Eropa, yang berkelok-kelok melewati Rumania, Bulgaria, dan Serbia.
Selain sianida dalam jumlah besar, air limbah ini juga dipenuhi dengan logam berat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dan jangka panjang bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Saat bahan kimia beracun mengalir ke Sungai Donau, banyak satwa liar setempat yang mati. Dalam waktu 2 minggu saja, nelayan harus membuang lebih dari 300 ton ikan yang mati akibat terpapar bahan beracun di sungai. Padahal, ikan menjadi sumber makanan utama di wilayah tersebut.
Para ahli ekologi juga punya prediksi yang cukup mengerikan. Pasalnya, kerusakan ini paling banter membutuhkan waktu lebih dari 1 dekade agar ekosistem setempat pulih. Namun, beberapa orang khawatir jika ekosistem tersebut tidak akan pernah pulih sepenuhnya.
2. Tumpahan minyak Exxon Valdez

Tumpahan zat beracun terburuk adalah tumpahan minyak. Adapun, salah satu yang terburuk dalam sejarah AS ialah bencana Exxon Valdez. Pada Maret 1989, kapal tanker minyak ini kandas karena menabrak terumbu karang di lepas pantai Alaska di Prince William Sound. Sebelas juta galon minyak mentah tumpah ke laut.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), tumpahan minyak Exxon Valdez membunuh lebih dari seperempat juta burung dan ribuan mamalia laut. Setahun kemudian, miliaran telur salmon dan ikan haring juga mati karena tumpahan minyak ini. Dua setengah dekade kemudian, beberapa spesies endemik juga masih berjuang untuk bertahan hidup.
Tumpahan minyak Exxon Valdez adalah bencana lingkungan yang belum pernah dialami AS sebelumnya. Ditambah lagi, lebih dari 2.092 kilometer garis pantai terkontaminasi minyak, termasuk yang sebelumnya merupakan daerah liar yang masih alami. Karena itu, industri perikanan lokal mengalami kerugian.
Tumpahan minyak ini masih dapat ditemukan di sekitar pantai Alaska dan kemungkinan akan tetap ada selama beberapa dekade lagi. Meski tumpahan minyak Exxon Valdez tidak masuk dalam sepuluh tumpahan minyak terbesar dalam sejarah, dampaknya sangat parah. Undang-undang dan peraturan baru pun dibentuk terkait industri minyak, tetapi tidak cukup untuk mencegah tumpahan minyak pada masa mendatang.
3. Ledakan pabrik kimia di Kota Jilin

Pada 2005, sebuah ledakan di pabrik petrokimia di Tiongkok menewaskan 5 pekerja dan melukai 70 lainnya. Ledakan tersebut merusak menara nitrasi di fasilitas yang menangani benzena, senyawa beracun dan karsinogenik yang ditemukan dalam minyak mentah.
Menurut laporan China Daily, penyelidikan awal tidak menemukan adanya gas beracun di area sekitar. Penyelidik menekankan bahwa benzena terbakar menjadi air dan ada karbon dioksida, tetapi tidak berbahaya. Sayangnya, dugaan awal ini ternyata keliru.
Penyelidikan selanjutnya menemukan bahwa setelah ledakan, 100 ton bahan kimia beracun (sekitar 25 ribu galon) tumpah ke Sungai Songhua. Bahan kimia yang terlepas, termasuk benzena, nitrobenzena, dan anilin, semuanya berbahaya bagi kesehatan. Apalagi, Sungai Songhua berbatasan dengan Tiongkok dan Rusia.
Air yang terkontaminasi ini merusak ekosistem sungai dan memengaruhi air di Kota Harbin. Akibatnya, pejabat kota tersebut tidak mengizinkan masyarakat beraktivitas di sungai dan melarang warga sekitar mengonsumsi air atau ikan dari sungai. Jadi, masyarakat diharuskan meminum air kemasan. Meski begitu, masih ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap Rusia karena bahan kimia beracun tersebut terbawa lebih jauh ke hilir, menuju Kota Khabarovsk.
4. Kebakaran pabrik belerang di Al-Mishraq

Di Irak, saat berada di bawah pendudukan Amerika pada 2003, kebakaran beracun terjadi di tambang belerang dekat Kota Mosul. Wilayah ini menjadi salah satu endapan belerang terbesar di dunia. Senyawa belerang sendiri ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan.
Adapun, sejumlah besar sulfur dioksida dan hidrogen sulfida yang dilepaskan oleh kebakaran ini berdampak serius pada kesehatan petugas yang mencoba memadamkan api. Sulfur dioksida berbahaya karena bereaksi dengan oksigen dan air, membentuk asam sulfat—reaksi kimia yang kemungkinan besar merusak kulit dan paru-paru. Tentara Amerika yang membantu memadamkan api mengaku mengalami iritasi mata, batuk, mimisan, dan luka bakar ringan. Kasus yang paling parah adalah gangguan pernapasan.
Kebakarannya sendiri berkobar selama lebih dari sebulan dan melepaskan lebih dari 21 ribu ton sulfur dioksida setiap hari serta menimbulkan gumpalan besar gas beracun yang mencemari udara di Irak utara. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Atmospheric Environment (2017) berjudul "The 2016 Al-Mishraq sulphur plant fire: Source and health risk area estimation" yang ditulis Oscar Björnham dkk., volume gas yang dilepaskan dalam kobaran api itu sangat besar dan setara dengan beberapa letusan gunung berapi. Oleh sebab itu, beberapa warga menderita masalah kesehatan jangka panjang.
5. Bencana Seveso

Pada 1976, sebuah ledakan di pabrik kimia Italia membuat penduduk sekitar terpapar dioksin yang bersifat karsinogenik tingkat tinggi. Menurut sebuah makalah dalam Environment International, berjudul "The Seveso accident: A look at 40 years of health research and beyond" (2018) yang ditulis Brenda Eskenazi dkk., bahan kimia ini bisa terakumulasi dalam tubuh manusia. Selain itu, bahan kimia ini bersifat lipofilik, cenderung diserap dalam jaringan lemak makhluk hidup dan dapat bertahan dalam tubuh manusia hingga 9 tahun lamanya.
Ledakan tersebut mengubah bahan kimia itu menjadi aerosol, termasuk dioksin, yang menutupi area seluas hampir 11 kilometer persegi. Warga sekitar, yang tempat tinggalnya tidak jauh dari pusat ledakan, mengeluh mengalami mual, sakit kepala, iritasi mata, dan masalah kulit yang cukup parah hingga 19 anak dirawat di rumah sakit. Pemerintah setempat mendekontaminasi area tersebut dengan membuang semua tumbuhan di dekatnya dan mengangkat lapisan tanah setinggi setengah meter. Di sisi lain, manusia bukan satu-satunya yang menderita akibat dampaknya. Sebanyak 80 ribu hewan juga harus disuntik mati.
Bencana Seveso dianggap sebagai salah satu kecelakaan industri terburuk dalam sejarah. Selain itu, pemerintah tidak tanggap dalam menangani tragedi tersebut. Pasalnya, pemerintah baru mengumumkan tragedi ini setelah bencana sudah terjadi berhari-hari. Bahkan, seruan untuk evakuasi pun lambat.
Adapun, hanya dua petinggi perusahaan kimia yang dibawa ke pengadilan. Di lain sisi, para korban juga tidak mendapat keadilan yang setimpal. Satu-satunya hikmah dari insiden tersebut ialah dibuatnya peraturan keselamatan yang lebih ketat untuk pabrik kimia demi menghindari tragedi serupa terjadi lagi.
6. Insiden Palomares

Pada 1966, terjadi kecelakaan senjata nuklir terparah dalam sejarah. Insiden ini terjadi sebagai akibat dari tabrakan antara pesawat pengebom AS dan kapal tanker saat pesawat sedang mengisi bahan bakar di udara di atas Spanyol. Lebih parahnya lagi, pesawat pengebom ini membawa hulu ledak termonuklir yang akhirnya jatuh ke pantai Spanyol bersama reruntuhan pesawatnya.
Untungnya, hulu ledak itu tidak bersenjata dan tidak meledak. Namun, dua di antaranya retak dan menumpahkan plutonium. Plutonium ini dikenal karena radioaktivitasnya dan dapat menyebabkan keracunan logam berat. Situs itu akhirnya dibersihkan oleh militer AS, tetapi beberapa bahan radioaktifnya masih terkubur. Beberapa kontaminasi tetap ada selama beberapa dekade setelahnya, bertahan di lahan seluas 100 hektare.
Tim bekerja tanpa lelah untuk membersihkan area yang terkontaminasi dengan sekitar 1.600 orang yang ikut serta dalam upaya tersebut. Laporan resmi dari militer menyebutkan bahwa petugas pembersihan mengenakan perlengkapan pelindung. Namun, salah satu personel militer yang dikerahkan ke lokasi tersebut menceritakan kisah yang sangat mencengangkan.
Dikutip dari sebuah laporan di The New York Times, banyak yang tidak dikasih tahu tentang bahaya plutonium atau radiasi. Ia juga mengaku tidak diberikan pakaian pelindung. Alhasil, banyak veteran Angkatan Udara AS yang terkena macam-macam kanker akibat paparan radioaktivitas yang berbahaya, yang tidak diakui oleh pejabat militer AS.
7. Tumpahan bahan kimia Cantara

Kereta barang yang membawa bahan berbahaya tergelincir di California pada 1991 di jembatan kereta api Cantara Loop. Kereta itu menumpahkan 19 ribu galon herbisida ke Sungai Sacramento. Menurut Departemen Perikanan dan Satwa Liar California, bahan kimia metam sodium mencemari area seluas 32 kilometer, membentang dari lokasi tumpahan hingga Danau Shasta di dekatnya.
Warga Dunsmuir di dekatnya terkena dampak parah dari bahan kimia yang tumpah itu. Saat tercampur dengan air, metam sodium terurai dan membentuk gas beracun, seperti methyl isothiocyanate (MITC). Jadi, warga yang tinggal di dekat sungai harus terpapar gas beracun yang keluar dari air. Ratusan orang bahkan harus dilarikan dan dirawat di rumah sakit. Di samping itu, banyak warga yang mengalami paparan ringan, tetapi untungnya tidak memerlukan perawatan medis.
Kerusakan lingkungan juga tidak kalah dahsyat. Adapun, sungai ini terkenal karena pemandangannya yang indah dan menjadi salah satu tempat memancing terbaik di Amerika Serikat bagian barat. Selama 3 hari setelah kecelakaan itu, para ilmuwan bahkan tidak diizinkan mendekati air karena terlalu beracun. Di sungai sepanjang 61 kilometer itu, hampir semua yang hidup di dalamnya mati.
8. Tumpahan minyak Deepwater Horizon

Salah satu tumpahan minyak laut terburuk dalam sejarah terjadi pada 2010, tepatnya terjadi di Teluk Meksiko. Lebih dari 1 dekade kemudian, para pencinta lingkungan masih meringis mendengar nama Deepwater Horizon. Ini merupakan rig minyak yang dioperasikan oleh British Petroleum (BP), di lepas pantai Louisiana, Amerika Serikat.
Pada 20 April 2010, semburan gas alam dari bawah tanah merusak segel pada sumur minyak. Hal itu menyebabkan ledakan di permukaan yang akhirnya menyebabkan rig terbalik dan tenggelam. Nah, yang terburuk dari semuanya, minyak mentah mulai menyembur ke laut dari sumur minyak yang terbuka itu.
Akibatnya, 2,5 juta galon minyak mentah tumpah setiap harinya. Tumpahan minyak itu menutupi area seluas 180 ribu kilometer persegi. Tumpahan ini menjadi salah satu bencana lingkungan terburuk pada abad ke-21.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), butuh waktu 3 bulan untuk menutup sumur minyak dan menghentikan aliran minyak tersebut. Saat itu, 134 juta galon minyak tumpah ke teluk. Adapun, seluruh ekosistem hancur, ribuan hewan terbunuh, dan habitat mereka terkontaminasi dengan bahan kimia beracun yang kemungkinan akan bertahan selama bertahun-tahun.
Upaya untuk membersihkan dan memperbaiki kerusakan masih terus dilakukan. Perkiraan mengatakan bahwa upaya yang sedang berlangsung untuk membantu Teluk Meksiko pulih kemungkinan akan terus berlanjut setidaknya selama 15 tahun lagi.
9. Bencana Chernobyl

Tragedi Chernobyl dikenal sebagai bencana nuklir terburuk dalam sejarah. Hal ini terjadi ketika sebuah ledakan merobek reaktor nuklir. Kebakaran hebat terjadi dan melepaskan gumpalan asap yang penuh dengan bahan radioaktif.
Keesokan harinya, penduduk kota terdekat di Pryp'yat' mulai mengungsi. Melayang di atmosfer, bahan radioaktif ini terbawa angin, jatuh di sebagian besar Eropa. Hal itu pertama kali terdeteksi di Swedia. Sampai akhirnya, bahan beracun dari Chernobyl ini ditemukan dari Rusia hingga Prancis dan Italia. Zona eksklusi dibuat di sekitar pembangkit listrik yang hancur, yang akhirnya menetapkan area seluas 2.574 kilometer persegi sebagai area terlarang. Namun, masih banyak warga yang masih tinggal di tanah yang terkontaminasi.
Seperti yang dijelaskan oleh Science, di Chernobyl, ada istilah kaki gajah, yaitu massa material yang meleleh dari inti reaktor. Ini awalnya sangat radioaktif sehingga dapat membunuh manusia dalam waktu 300 detik. Bahkan, saat ini, objek tersebut berbahaya untuk didekati. Kaki gajah ini bukan satu-satunya bagian dari reaktor Chernobyl yang masih aktif, lho. Pasalnya, reaksi nuklir masih terjadi di dalam inti reaktor yang hancur tersebut.
10. Kebocoran gas sianida Bhopal

Bencana Bhopal yang terjadi pada 1984, masih dianggap sebagai kecelakaan industri terburuk yang pernah terjadi. Terletak di Kota Bhopal di Negara Bagian Madhya Pradesh, India, sebuah pabrik insektisida milik Union Carbide Corporation secara tidak sengaja melepaskan 45 ton gas methyl isothiocyanate yang sangat beracun. Awan gas beracun ini melayang melewati daerah padat penduduk di sekitar pabrik.
Dampaknya, ribuan orang tewas seketika. Ribuan lainnya mencoba melarikan diri dari bahan kimia mematikan itu. Hingga akhirnya, 20 ribu orang tewas dalam insiden tersebut dan setengah juta lainnya menderita masalah kesehatan jangka panjang, termasuk kebutaan dan masalah pernapasan. Tanah dan air di sekitar lokasi tersebut masih sangat terkontaminasi hingga hari ini.
The Atlantic melansir kabar bahwa dalam semalam, sekitar 600 ribu orang terpapar awan gas beracun. Puluhan tahun kemudian, bayi-bayi terlahir cacat. Tak hanya itu, ada juga yang lahir dengan keadaan meninggal dunia, keguguran, mengidap kanker, dan kondisi jantung serta paru-paru kronis. Banyak warga Bhopal saat ini merasa bahwa mereka dikutuk.
11. Kabut Asap Besar London

Di Inggris, London pernah dijuluki Great Smog atau Kabut Asap Besar. Julukan ini pertama kali digunakan sejak 1874, tetapi mulai terasa sangat nyata pada 1952. Dulunya, kota ini penuh dengan cerobong asap dan pembakaran bahan bakar fosil.
Kabut Asap Besar pada 1952 adalah polusi udara terburuk yang pernah dialami ibu kota Inggris tersebut. Udara London diselimuti kabut asap yang mencekik kota selama Desember tahun itu. Saat London lumpuh total, ribuan orang tewas. Kabut asap begitu pekat di beberapa tempat. Banyak warga yang keluar rumah bahkan tidak bisa melihat kaki mereka sendiri, lho. Bener-bener suram!
Seperti yang dijelaskan History, Kabut Asap Besar dimulai dengan kabut biasa yang terjadi pada 5 Desember. Pada awal musim dingin, warga menyalakan api dengan batu bara untuk menghangatkan diri. Akibatnya, jelaga dari rumah, industri, dan mobil mulai menodai kabut dengan warna kuning kecokelatan yang sangat kotor.
Hingga ketika kota ini mengeluarkan ribuan ton jelaga, udara lantas menjadi beracun. Hal ini diperparah dengan polusi sulfur dari bus-bus baru yang berbahan bakar diesel, yang membuat udara tercium bau seperti telur busuk. Tak hanya itu, jendela-jendela bangunan selalu kotor karena tertutup jelaga ini. Oleh sebab itu, gedung-gedung bioskop terpaksa ditutup.
Banyak warga yang menjalani rawat inap karena pneumonia. Diperkirakan, 12 ribu orang meninggal dunia karena penyakit yang diakibatkan oleh kabut asap ini. Insiden tersebut mendorong pemerintah Inggris untuk membuat Undang-Undang Udara Bersih yang disahkan 4 tahun kemudian.
Sejak Revolusi Industri, umat manusia mengembangkan banyak hal untuk bertahan hidup maupun untuk mencari kenyamanan. Nah, dalam mencapai hal ini, manusia sering kali berinteraksi dengan alam. Beberapa di antaranya merusak alam, termasuk merusak habitat satwa liar, lingkungan, dan manusia itu sendiri. Itulah sebabnya, bencana lingkungan sering kali terjadi akibat aktivitas ini dan merugikan manusia itu sendiri beserta dampak lingkungan yang parah. Hal tersebut seperti yang sudah kita bahas di poin-poin atas.