Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Badak Jawa dan Badak Sumatera, Hewan yang Terancam Punah

Badak Jawa (tnujungkulon.menlhk.go.id) | Badak Sumatera (commons.m.wikimedia.org/26Isabella)
Intinya sih...
  • Badak jawa dan badak sumatera memiliki nama ilmiah yang berbeda, dengan badak jawa kini diusulkan mendapatkan nama ilmiah baru.
  • Kedua spesies badak tersebut sama-sama terancam punah dan berstatus Critically Endangered (CR) menurut Daftar Merah IUCN.
  • Badak jawa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada badak sumatera, sementara badak sumatera memiliki dua cula dan warna kulit coklat kemerahan serta rambut pendek dan kaku.

Badak merupakan salah satu mamalia terbesar. Hewan herbivora ini identik dengan cula yang terdapat di bagian depan wajahnya. Kini, terdapat lima spesies badak yang masih ada. Terdiri dari badak putih (Ceratotherium simum), badak hitam (Diceros bicornis), badak india (Rhinoceros unicornis), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).

Dari kelima spesies badak tersebut, badak jawa dan badak sumatera ada di Indonesia dan termasuk hewan yang dilindungi. Kedua spesies badak ini juga memiliki perbedaan yang bisa dikenali. Apa saja?

1. Badak jawa memiliki nama ilmiah yang berbeda dengan badak sumatera

Induk dan anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (ppid.menlhk.go.id)

Badak jawa dan badak sumatera termasuk dalam family Rhinocerotidae. Kedua jenis badak ini memiliki nama ilmiah yang berbeda. Dilansir International Rhino Foundation, nama ilmiah badak jawa adalah Rhinoceros sondaicus. Dalam bahasa Yunani, rhino yang berarti hidung dan ceros yang berarti cula serta sondaicus yang mengacu pada kata Sunda.

Sementara itu, badak sumatera memiliki nama ilmiah Dicerorhinus sumatrensis. Dicerorhinus dalam bahasa Yunani, di yang berarti dua, ceros yang berarti cula dan rhinos yang berarti hidung. Sedangkan sumatrensis yang berarti Sumatera.

Namun berdasarkan studi terbaru, para peneliti menyarankan nama ilmiah baru untuk badak jawa. Dilansir Science Daily, studi ini dipimpin oleh ahli zoologi Francesco Nardelli dan ahli paleontologi Kurt Heißig yang dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys. Berdasarkan studi tersebut, para peneliti mengusulkan nama ilmiah yang lebih akurat untuk badak jawa yakni Eurhinoceros sondaicus.

Penelitian ini menyoroti perbedaan utama pada struktur tubuh dan ekologi jika dibandingkan dengan badak india (Rhinoceros unicornis). Dengan mengakuinya sebagai genus terpisah, tidak hanya meningkatkan pemahaman ilmiah tetapi juga memiliki implikasi penting bagi upaya konservasi badak jawa.

2. Perbedaan wilayah persebaran badak jawa dan badak sumatera

foto induk dan anak badak sumatera di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (ppid.menlhk.go.id)

Berdasarkan Daftar Merah IUCN, badak jawa dan badak sumatera sama-sama berstatus Critically Endangered (CR). Kedua spesies badak tersebut terancam punah. Adapun hal-hal yang menjadi ancaman besar bagi populasi badak, seperti kerusakan habitat alami dan perburuan liar untuk mengambil cula.

Saat ini, badak jawa hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Sedangkan populasi badak sumatera di Indonesia tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Way Kambas serta sedikit populasi yang ditemukan di Kalimantan.

3. Ukuran tubuh badak jawa lebih besar dibandingkan badak sumatera

Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (dok. Toby Nowlan via ksdae.menlhk.go.id)

Badak jawa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan badak sumatera. Dilansir International Rhino Foundation, berat badak jawa mencapai 900-2300 kilogram. Spesies badak ini memiliki tinggi, hingga bahu, sekitar 1,5-1,7 meter dan panjang tubuh 2-4 meter.

Lain halnya dengan badak sumatera yang merupakan spesies badak terkecil. Badak sumatera memiliki berat 600-950 kilogram. Badak ini memiliki tinggi, hingga bahu, berkisar antara 1-1,5 meter dengan panjang tubuh 2-3 meter.

4. Badak jawa memiliki satu cula, sedangkan badak sumatera memiliki dua cula

Badak Sumatera (commons.m.wikimedia.org/Ltshears)

Salah satu ciri-ciri badak yang paling menonjol adalah cula. Dilansir Save the Rhino, cula badak terbuat dari keratin, zat yang sama membentuk kuku dan rambut. Selain itu, cula badak juga bisa tumbuh kembali. Nah, badak jawa dan badak sumatera memiliki perbedaan jumlah cula.

Dikutip dari laman Yayasan Badak Indonesia, badak jawa memiliki satu cula dengan ukuran panjang rata-rata 20-25 cm, dan bisa mencapai 30,5 cm. Cula tumbuh pada badak jantan. Namun, terkadang dijumpai adanya cula pada badak betina dewasa meskipun hanya sebesar kepalan tangan.

Di sisi lain, badak sumatera memiliki dua cula. Ukuran cula depan (anterior) berkisar antara 25-80 cm, sedangkan cula belakang (posterior) relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm.

5. Badak sumatera memiliki rambut di tubuhnya

Badak Sumatera (savetherhino.org)

Selain ukuran tubuh dan jumlah cula, badak sumatera juga memiliki ciri khas lainnya. Badak sumatera memiliki warna kulit coklat kemerahan dan sebagian besar tubuhnya ditumbuhi rambut yang pendek dan kaku. Badak sumatera juga kerap disebut badak berambut. Sementara itu, badak jawa memiliki warna kulit abu-abu, dengan kulit luar memiliki corak mozaik dan kulit yang tebal membentuk lipatan-lipatan sehingga terlihat seperti lapisan baju baja.

Baik badak jawa maupun badak sumatera memiliki ciri khas yang bisa membedakannya satu sama lain. Berbagai ancaman yang ada mengakibatkan populasi badak jawa dan badak sumatera berkurang. Keberadaan badak di Indonesia pun harus terus dilindungi agar terhindar dari kepunahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us