5 Perbedaan Macan Dahan dengan Macan Dahan Sunda, Bisa Tebak?

Macan dahan (genus Neofelis) merupakan keluarga kucing liar yang hanya ditemukan di Asia. Keluarga kucing liar ini punya ukuran sedang dan bisa ditemukan di kawasan hutan hujan tropis. Mereka ini tergolong sebagai keluarga kucing liar yang lebih berkerabat dengan kucing besar, tetapi mulai terpisah sejak 9—4 jutaan tahun lalu. Mungkin masih banyak yang mengira macan dahan ini merupakan satu-satunya spesies kucing liar dalam genusnya, padahal faktanya tidak demikian, lho
Mereka sebenarnya terbagi atas dua spesies berbeda, yakni macan dahan (Neofelis nebulosa) dan macan dahan sunda (Neofelis diardi). Tentunya sebagai dua spesies yang berbeda, terdapat beberapa perbedaan yang bisa kita identifikasi dari mereka. Nah, agar tak kebingungan lagi, yuk, cari tahu sama-sama perbedaan macan dahan dengan macan dahan sunda. Keep scrolling, ya!
1. Beda peta persebaran

Salah satu cara paling mudah untuk membedakan macan dahan dan macan dahan sunda adalah peta persebaran keduanya. Macan dahan (Neofelis nebulosa) punya nama lain, yakni macan dahan dataran. Nah, nama lain mereka ini merujuk pada tempat mereka ditemukan yang meliputi dataran utama benua Asia. Animal Diversity melansir bahwa peta persebaran macan dahan meliputi Pegunungan Himalaya, Bhutan, India, Nepal, China, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Malaysia.
Di sisi lain, macan tutul sunda ditemui di wilayah kepulauan yang meliputi wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Pulau Kalimantan dan Sumatra merupakan dua habitat utama macan dahan sunda. Akan tetapi, mereka bisa juga ditemui di beberapa pulau kecil di sekitar kedua pulau itu. Bahkan, kucing liar ini diketahui sempat hidup di Pulau Jawa karena ada penemuan sejumlah fosil macan dahan sunda di wilayah tersebut.
2. Beda ciri fisik

Tak hanya perbedaan peta persebaran, sebenarnya ciri fisik macan dahan dan macan dahan sunda juga berbeda. Hal ini disebabkan lantaran macan dahan sunda sudah berkembang secara mandiri dari macan dahan di dataran Asia sejak 1,5 juta tahun yang lalu.
Secara ukuran, macan dahan masih sedikit lebih tinggi dari macan dahan sunda. Macan dahan punya panjang tubuh antara 68—108 cm dan tinggi 50—55 cm dengan bobot 11,5—23 kg. Sedangkan macan dahan sunda punya panjang tubuh 68—106 cm dan tinggi 25—40 cm dengan bobot antara 12—26 kg.
Dilansir Animalia, meski sama-sama punya ciri khas bulu dengan pola menyerupai awan, ternyata warna bulu keduanya berbeda. Bulu macan dahan cenderung berwarna abu-abu gelap, sedangkan macan dahan sunda abu-abu kekuningan. Selain itu, pola totol-totol macan dahan sunda ternyata lebih gelap dan besar dibandingkan saudaranya di dataran Asia.
3. Beda rata-rata usia

Di alam liar, ada banyak faktor yang menyebabkan rata-rata usia suatu hewan bisa pendek atau panjang. Bagi macan dahan, usia rata-rata jika mereka berada di alam liar diperkirakan sekitar 11 tahun. Sementara dalam penangkaran, mereka diketahui bisa hidup hingga 17 tahun dengan rata-rata ada pada rentang usia 13—15 tahun, berdasarkan laporan Animal Diversity.
Bagi macan dahan sunda, sebenarnya tidak ada informasi resmi soal usia maksimal mereka di penangkaran. Biarpun demikian, kalau di alam liar ternyata usia mereka masih sedikit lebih panjang ketimbang saudaranya di dataran Asia. Dilansir Animalia, rata-rata usia macan dahan sunda di alam bisa mencapai 13 tahun lamanya.
4. Beda waktu reproduksi

Detail lain yang membedakan antara macan dahan dengan macan dahan sunda ada pada waktu reproduksinya. Dilansir Animalia, masa reproduksi macan dahan biasanya berlangsung antara bulan Desember hingga Maret. Dalam satu masa kehamilan, induk macan dahan bisa melahirnya 1—5 ekor anak yang dikandung selama 3 bulan. Untuk mencapai usia independennya, anak macan dahan butuh waktu setidaknya selama 9 bulan.
Di lain sisi, macan dahan sunda ternyata bisa kawin kapan saja, tidak tergantung pada musim, mengutip World Land Trust. Akan tetapi, selama periode setahun itu, macan dahan sunda juga umumnya hanya melahirkan 1—5 ekor anak dengan masa kehamilan 85—95 hari. Uniknya, anak macan dahan sunda butuh waktu satu bulan lebih lama dari macan dahan dataran Asia, yaitu sekitar 10 bulan, sebelum bisa hidup secara independen.
5. Beda jumlah populasi

Selain tempat tinggal, ciri fisik, dan perilaku, ada satu perbedaan lain yang mungkin tak terlalu terlihat antara macan dahan dengan macan dahan sunda. Perbedaan ini terletak pada jumlah populasi dari kedua jenis macan dahan ini yang berbeda. Menurut World Wildlife Fund, populasi macan dahan di dataran Asia hanya tersisa sekitar 10 ribu individu saja dengan angka yang terus menurun dari tahun ke tahun.
Jumlah populasi macan dahan sunda bahkan jauh lebih parah lagi. Dilansir IUCN Red List, total populasi kucing liar ini tak lebih dari 4.500 individu dan juga terus menurun tiap tahunnya. Dengan tren populasi yang seperti itu, maka tak heran kalau saat ini kedua jenis macan dahan sudah masuk dalam kategori rentan (vulnerable). Adapun penyebab berkurangnya populasi kedua kucing liar ini disebabkan hilangnya habitat, kekurangan mangsa potensial, sampai perburuan liar oleh manusia.
Meski terdapat sejumlah perbedaan mencolok, ada juga kesamaan antara macan dahan dengan macan dahan sunda. Keduanya sama-sama pemanjat andal. Ini karena mereka memiliki ekor panjang dan kaki yang fleksibel.
Selain itu, keduanya juga jadi kucing dengan ukuran taring terbesar di dunia berdasarkan proporsi tengkoraknya. Taring mereka tumbuh hingga panjang 5,1 cm. Ukuran tersebut hampir sama seperti panjang taring seekor harimau yang berkali-kali lipat lebih besar dari mereka, lho.