6 Populasi Harimau di Dunia selain Indonesia, Mana yang Terbesar?

- India memiliki populasi harimau terbesar di dunia, sekitar 3.167 ekor yang tersebar di 58 cagar alam.
- Rusia memiliki sekitar 500 harimau Siberia yang masih hidup, dengan populasi terbesar berada di wilayah maritim Rusia.
- Nepal berhasil meningkatkan populasi harimau sebanyak 120 ekor dalam empat tahun terakhir, melampaui target yang ditetapkan.
Harimau merupakan salah satu hewan buas dan predator dalam rantai makanan. Kucing belang ini memiliki gigi taring yang tajam dengan aura yang ganas, dan auman yang mendebarkan. Kehadirannya di alam liar bisa membantu mengontrol populasi hewan lain, biasanya hewan herbivora, sehingga habitat hutan tetap terjaga dan keanekaragaman hayati dapat bertahan. Namun, populasi harimau di dunia saat ini terus menurun akibat perburuan liar dan hilangnya habitat. Meksi begitu, beberapa negara masih menjadi rumah bagi ratusan hingga ribuan ekor harimau yang masih bertahan di alam.
Selain Indonesia yang memiliki harimau Sumatera, ada sejumlah negara lain yang juga menjadi habitat penting bagi spesies kucing besar ini. Masing-masing negara memiliki jumlah populasi yang berbeda, tergantung luas habitat, kebijakan konservasi, hingga ancaman yang dihadapi. Lalu, negara mana saja yang memiliki populasi harimau terbesar di dunia selain Indonesia?
1. India, rumah terbesar bagi populasi harimau dunia

India sebagai salah satu rumah bagi spesies kucing belang yang ada di dunia. India membuktikan hal tersebut lewat program konservasi yang kuat, yaitu program “project tiger.” Keberadaan cagar harimau turut menjadi benteng penting dalam menjaga kelangsungan hidup spesies ini. Dengan fokus pada perlindungan habitat, pengawasan ketat, dan dukungan masyarakat lokal, populasi harimau di India menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dilansir laman times of India, menyebutkan jika India menjadi urutan teratas jumlah populasi harimau di dunia, yakni sekitar 3.167 ekor yang tersebar di 58 cagar alam.
2. Rusia, harimau Siberia yang tangguh di habitat bersalju

Dilansir laman National Geographic, hanya sekitar 500 harimau Siberia yang masih hidup di bagian timur Rusia dan sekitar wilayah perbatasan. Populasi kucing besar ini juga mengalami peningkatan menurut pantauan tim ahli dan laporan National Geographic. Hal ini didasarkan pada data dan survey di lapangan seperti jejak kaki dan pemantauan menggunakan kamera trap. Adapun kemungkinan peningkatan tersebut karena penegakan hukum yang tegas terhadap aksi perburuan liar dan perdagangan satwa liar.
Kawasan dengan populasi terbesar berada di wilayah maritim Rusia (Maritime Province atau Primorsky Krai), di mana diperkirakan ada 310–330 harimau dewasa dan 70–85 anak harimau. Meskipun ada kemajuan, ancaman-ancaman seperti hilangnya habitat, perburuan liar, serta perdagangan gelap masih nyata dan bisa menghambat kelestarian harimau.
3. Cina, harimau selatan yang hampir punah

Harimau Selatan Cina adalah salah satu subspesies harimau paling langka dan berisiko tinggi punah. Dikenal juga sebagai harimau Amoy atau Xiamen, mereka dulu menghuni hutan pegunungan dan vegetasi lebat di wilayah selatan dan tengah Cina, berburu rusa, babi hutan, dan mamalia besar lainnya sebagai mangsa. Ciri-ciri fisik yang membedakannya termasuk tubuh yang relatif lebih kecil dibanding harimau lain, dan bulunya lebih pendek dibandingkan harimau Bengal atau Siberia.
Dilansir laman savechina’stigers, pada awal tahun 1950-an, populasi harimau Selatan Cina diperkirakan mencapai 4.000 ekor di alam liar, sebelum menjadi sasaran kampanye karena dianggap sebagai hama. Dampak perburuan tanpa kendali diperparah oleh penggundulan hutan yang luas, berkurangnya mangsa alami, serta relokasi besar-besaran penduduk kota ke daerah pedesaan. Pada tahun 1977, harimau mulai diklasifikasikan sebagai satwa yang dilindungi dan perburuan pun dilarang. Namun, pada tahun 1982, populasi harimau Selatan Cina di alam liar diperkirakan hanya tersisa 150-200 ekor.
4. Nepal, populasi harimau yang terus meningkat

Nepal memiliki komitmen yang kuat terhadap konservasi harimau. Dilansir laman IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), Nepal telah mencapai komitmen menggandakan populasi harimau berdasarkan sensus harimau tahun 2009, 2013, dan 2018. Total populasi harimau meningkat sebanyak 120 ekor hanya dalam empat tahun terakhir.
Keberhasilan ini juga berkat dari sinergi kerja sama antara pemerintah, mitra konservasi, dan komunitas lokal. “Namun kita masih perlu bekerja lebih lanjut dalam pengelolaan habitat yang efektif, mendorong koeksistensi manusia-harimau, menjaga kestabilan populasi, meminimalkan dampak pembangunan infrastruktur besar, serta memperkuat pengetahuan, penelitian, dan pemantauan,” ungkap Direktur Jenderal Departemen Taman Nasional dan Konservasi Satwa Liar Nepal. Pada tahun 2022, Nepal menetapkan target 250 ekor harimau, tapi hasil yang menggembirakan saat ini berhasil melampaui target.
5. Bangladesh, harimau Bengal di hutan mangrove

Peningkatan populasi harimau di Sundarbans, Bangladesh, menunjukkan hasil nyata dari upaya konservasi yang berkelanjutan. Dari hanya 106 ekor pada 2015, jumlahnya kini mencapai 125 ekor pada 2024, didukung oleh pengawasan intensif, penggunaan kamera jebak, serta pengelolaan kawasan hutan mangrove yang ketat. Pemerintah Bangladesh juga telah menetapkan lebih dari separuh wilayah hutan sebagai kawasan lindung, yang membantu menciptakan lingkungan aman bagi harimau Bengal untuk berkembang biak.
Namun, meski pertumbuhan populasi ini menjadi kabar baik, ancaman terhadap kelestarian harimau Bengal belum sepenuhnya hilang. Perubahan iklim yang meningkatkan salinitas air, proyek infrastruktur di daerah pesisir, dan seringnya siklon masih menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan habitat mereka. Tanpa perlindungan yang konsisten dan mitigasi terhadap dampak lingkungan, peningkatan populasi ini berisiko tidak bertahan lama.
6. Malaysia, harimau Malaya yang masih terancam

Populasi harimau negara Malaysia masih memprihatinkan. Dilansir laman malaymail, berdasarkan survei Departemen Satwa Liar dan Taman Negara Malaysia, WWF-Malaysia, dan NGO lainnya, populasi Harimau Malaya di Semenanjung Malaysia telah berkurang hingga kurang dari 150 ekor pada tahun 2022. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan estimasi sebelumnya yang menyebut sekitar 250-340 ekor. Faktor penyebabnya adalah perburuan (termasuk penggunaan jerat secara massal), kehilangan habitat karena ekspansi pertanian, pembangunan jalan atau rel kereta dan infrastruktur linier lainnya. Meskipun demikian, ada inisiatif dan kebijakan yang sedang dijalankan seperti penguatan patroli, komunitas penjaga hutan, amandemen hukum, dan usaha memperbaiki habitat dan mangsa alami. Namun, agar harimau ini benar-benar bisa selamat, semua usaha tersebut harus dilaksanakan konsisten.
Populasi harimau di berbagai negara menunjukkan bagaimana upaya konservasi dapat membawa hasil yang nyata, meski tantangannya masih besar. Dari India hingga Malaysia, setiap wilayah memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian predator ikonik ini agar tetap menjadi bagian dari ekosistem dunia di masa depan.


















