Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Skala Kardashev: Ukuran Kemajuan Teknologi Peradaban!

potret galaksi yang berhasil ditangkap teleskop Hubble (commons.wikimedia.org/NASA, ESA, and the Hubble Heritage Team (STScI/AURA))
potret galaksi yang berhasil ditangkap teleskop Hubble (commons.wikimedia.org/NASA, ESA, and the Hubble Heritage Team [STScI/AURA])

Pernah dengar nama skala Kardashev? Dibandingkan dengan satuan ukur lain, nama skala ini mungkin masih cenderung asing bagi banyak orang. Memang, apa yang diukur dalam skala ini bukan sesuatu yang menghasilkan angka pasti dalam ilmu sains, semisal skala Richter atau skala Mohs. Skala Kardashev secara mendasar dipahami sebagai pengukuran tingkat kemajuan peradaban dari makhluk hidup yang ada di planet tertentu, dalam kasus ini manusia di Bumi.

Sudah lama, ahli astronomi berpendapat soal kemungkinan adanya bentuk kehidupan lain di luar angkasa yang sangat luas. Karena itu, perlu adanya standar bagi kita untuk memetakan seberapa maju peradaban makhluk hidup jika suatu saat nanti kita benar-benar menemukan bentuk kehidupan lain di luar Bumi. Nah, untuk itulah hadirnya skala Kardashev sebagai pengukur kemajuan peradaban. Seperti apa skala Kardashev itu sebenarnya? Yuk, cari tahu beberapa hal menarik dari skala tersebut di bawah ini! Simak artikel ini sampai akhir untuk memperluas pengetahuanmu tentang astronomi, ya.

1. Siapa orang di balik skala Kardashev?

potret Nikolai Kardashev (commons.wikimedia.org/YnitedPR)
potret Nikolai Kardashev (commons.wikimedia.org/YnitedPR)

Skala Kardashev pertama kali dirumuskan oleh astrofisikawan asal Uni Soviet, Nikolai Semenovich Kardashev, pada 1964. Universe Today melansir kalau Kardashev mula-mula menjawab pertanyaan penting soal search for extraterrestrial intelligence (SETI) atau terkait dengan pencarian kehidupan di luar Bumi. Kemudian, ia memberikan sebuah proposal soal klasifikasi peradaban makhluk hidup yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan dari peradaban tersebut.

Kardashev menulis proposalnya itu dalam tulisan berjudul "Transmission of Information by Extraterrestrial Civilizations". Hal yang disoroti Kardashev ialah kategorisasi kemajuan peradaban suatu makhluk hidup melalui teknologi dan energi yang sudah mereka kuasai. Tentunya, sejak dikemukakan pada 1964, skala Kardashev ini sudah berulang kali mengalami revisi, perdebatan, sampai pembahasan dengan ahli astronomi lain di seluruh dunia. 

2. Bagaimana perhitungan dalam skala Kardashev?

perbandingan energi yang dihasilkan tiap tipe peradaban dalam skala Kardashev (commons.wikimedia.org/Indif)
perbandingan energi yang dihasilkan tiap tipe peradaban dalam skala Kardashev (commons.wikimedia.org/Indif)

Astrobites melansir kalau skala Kardashev diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yang berbeda. Peradaban Tipe 1 adalah tingkatan pertama. Adapun, makhluk hidup pada tingkatan ini sudah bisa menguasai segala bentuk energi yang bisa dimanfaatkan di planetnya sendiri. Peradaban Tipe 1 juga mulai mampu mentransmisikan energi secara nirkabel melalui panel surya dan menggunakan reaksi fusi untuk menghasilkan energi, tetapi ruang lingkupnya masih cukup terbatas. Jumlah energi yang dihasilkan peradaban Tipe 1 itu sekitar 4 x 10^19 erg/sec.

Kemudian, pada peradaban Tipe 2, makhluk hidup tersebut sudah mulai menggunakan energi dari bintang utama yang ada di tata suryanya. Dibanding dengan Tipe 1, tantangan pada peradaban Tipe 2 ini jelas lebih besar karena perlu peralatan dan perhitungan yang masih di luar jangkauan kita untuk memanfaatkan energi yang dilepaskan bintang pusat secara penuh. Salah satu hipotesis yang populer dari peradaban tipe ini ialah pemanfaatan bola Dyson, sebuah struktur raksasa yang mengorbit bintang utama guna menangkap segala energi yang dikeluarkan. Energi yang dapat dihasilkan peradaban Tipe 2 itu diperkirakan mencapai 4 x 10^33 erg/sec.

Terakhir, peradaban Tipe 3 bisa dibilang adalah tipe peradaban antariksa karena jangkauan pemanfaatan energinya sudah skala galaksi. Dilansir Interesting Engineering, perbandingan energi yang dihasilkan peradaban Tipe 3 dibanding Tipe 2 itu sekitar 10 miliar lebih besar. Jelas, kita belum tahu teknologi macam apa yang dipakai untuk memperoleh energi sebesar itu. Yang jelas, sumber energinya bisa berasal dari mana saja, baik planet, bintang, atau objek luar angkasa lain. Energi yang dihasilkan peradaban Tipe 3 diperkirakan mencapai 4 x 10^44 erg/sec.

Tipe 1—3 yang disebutkan di atas itu merupakan rumusan awal dari skala Kardashev. Kemudian, setelah melalui banyak perundingan dan revisi, ada beberapa penambahan skala lagi. Sebagai contoh, ada peradaban Tipe 0, 4, dan 5 yang tingkatannya lebih rendah (khusus Tipe 0) dan jauh lebih tinggi lagi dari apa yang bisa kita bayangkan saat ini.

3. Saat ini manusia di Bumi sudah ada pada tahapan mana?

potret Bumi ketika malam hari (commons.wikimedia.org/Scott Kelly)
potret Bumi ketika malam hari (commons.wikimedia.org/Scott Kelly)

Oke, dari klasifikasi skala Kardashev di atas, kamu pasti sudah ada bayangan soal ada pada tipe berapa peradaban manusia saat ini. Kalau kamu berpikir kita sudah mencapai peradaban Tipe 1, sayangnya pandangan ini tidak tepat sepenuhnya. Malahan, beberapa ahli astronomi masih menempatkan peradaban manusia pada tingkat di bawah itu.

Dilansir Space, dalam skala pemanfaatan energi, manusia memang masuk dalam Tipe 1 karena masih mengandalkan sumber energi di Bumi. Namun, sejauh ini belum semua potensi energi yang ada di Bumi itu sudah dimanfaatkan manusia sehingga banyak ahli astronomi yang menempatkan peradaban kita pada angka 0,7 atau di antara Tipe 0 dan Tipe 1. Penyebutan angka 0,7 itu tak lepas dari kritik pada skala Kardashev yang dinilai terlalu memberi lompatan sangat jauh dari satu tipe ke tipe lain. Jadi, ahli astronomi, semisal Carl Sagan, menilai perlu ada beberapa angka lain di antara tiap tipe sehingga pemetaan suatu peradaban jadi lebih terbayangkan.

Artinya, sekalipun nanti manusia sudah mencapai Tipe 1 secara utuh, masih ada tahapan 1,1, 1,2, 1,3, dan seterusnya sebelum mencapai Tipe 2. Dilansir Science Focus, pada tingkat yang sekarang, manusia butuh meningkatkan total energi yang dihasilkan sebanya 26 persen hanya untuk lompat dari Tipe 0,72 menuju 0,73. Adapun, untuk menghasilkan jumlah energi tersebut, kita masih butuh waktu 5 tahun. Kalau tidak ada faktor baru, semisal penemuan mutakhir yang mampu menghasilkan energi skala besar, kita masih butuh waktu 100—200 tahun lagi untuk mencapai peradaban dengan Tipe 1 secara utuh.

Butuh berapa lama untuk mencapai Tipe 2? Jawabannya masih butuh waktu ribuan tahun. Sementara, untuk mencapai Tipe 3 diperkirakan sekitar 100 ribu tahun, yang jelas masih sangat jauh. Malahan, bisa saja manusia tak akan pernah mencapai tingkatan tersebut sepanjang sejarah keberadaan kita di alam semesta jika tak ada terobosan besar yang mampu membuat kita melompati tahapan pemanfaatan energi dengan cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us