5 Fakta Devil's Holes Pupfish, Spesies Ikan yang Terisolasi dari Dunia

- Devil’s Hole Pupfish hidup di lingkungan ekstrem dan unik di kolam sempit dan dalam, di gua batu kapur.
- Ikan ini merupakan salah satu vertebrata terkecil di dunia dengan bentuk tubuh mungil, aerodinamis, dan memiliki aktivitas reproduksi yang jarang.
- Mereka merupakan spesies ikan pemakan segalanya dengan rentang hidup yang pendek, sehingga masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Critically Endangered.
Devil’s Hole Pupfish merupakan salah satu spesies ikan air tawar paling langka dan misterius di dunia. Ikan kecil ini hanya bisa ditemukan di satu tempat di planet ini, yaitu sebuah kolam gua sempit bernama Devil’s Hole yang terletak di kawasan Death Valley National Park, Nevada, Amerika Serikat. Keberadaan mereka telah menjadi pusat perhatian para ilmuwan, aktivis lingkungan, hingga pemerintah federal karena keunikannya yang luar biasa.
Meskipun ukurannya kecil dan populasinya sedikit, Devil’s Hole Pupfish menyimpan banyak cerita evolusi yang luar biasa dengan kemampuannya untuk bertahan di lingkungan yang ekstrem. Ingin mengetahui fakta lebih lanjut terkait Devil’s Hole Pupfish? Yuk, simak faktanya berikut!
1. Hidup di lingkungan yang sangat ekstrem

Devil’s Hole Pupfish hidup di lingkungan yang sangat ekstrem dan unik, yakni sebuah kolam sempit dan dalam, di gua batu kapur bernama Devil’s Hole. Melansir laman Explolersweb, luas permukaan kolam tempat mereka berenang hanya sekitar 3,5 x 22 meter dan satu-satunya area datar yang bisa mereka tempati untuk makan dan bertelur hanya seukuran meja makan. Suhu airnya selalu hangat, sekitar 33°C, dan kadar oksigennya sangat rendah sehingga banyak spesies lain tidak bisa bertahan. Air di dalam kolam ini berasal dari akuifer bawah tanah dan kolamnya begitu dalam, hingga dasarnya belum pernah dijangkau oleh manusia. Karena terisolasi total selama ribuan tahun, Devil’s Hole Pupfish menjadi spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
2. Salah satu vertebrata terkecil di dunia

Dilansir laman U.S. Fish and Wildlife Service, Devil’s Hole Pupfish memiliki bentuk tubuh yang mungil, sederhana, dan agak bulat. Jenis ikan ini hanya tumbuh hingga sekitar 2–3 cm saja, menjadikannya salah satu spesies ikan vertebrata terkecil di dunia. Ciri unik yang membedakannya dari spesies pupfish lain adalah tidak adanya sirip perut (pelvic fins), yang membuat mereka tampak lebih “telanjang” dibandingkan kerabatnya. Tubuhnya ditutupi sisik kecil yang memantulkan cahaya dan memberi efek metalik, terutama pada jantan.
Pada musim kawin, ikan jantan akan menampilkan warna biru mengkilap yang lebih terang sebagai sinyal daya tarik untuk betina. Warna ini juga digunakan untuk menunjukkan dominasi terhadap jantan lain saat berebut wilayah pemijahan. Sementara itu, betina dan ikan muda biasanya berwarna abu-abu atau keperakan yang lebih samar. Warna tubuh ini juga membantu mereka beradaptasi dengan cahaya minim di dalam gua. Bentuk tubuh yang kecil dan aerodinamis memungkinkan mereka bergerak lincah di ruang sempit dan beradaptasi dengan aliran air yang terbatas.
3. Memiliki aktivitas reproduksi yang jarang dan telur yang sedikit

Devil’s Hole Pupfish memiliki siklus reproduksi yang tergolong lambat dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Mereka hanya bisa bertelur di area rak dangkal yang terkena sinar matahari, dan tempat ini sangat kecil ukurannya. Uniknya, dalam sekali pemijahan, betina hanya menghasilkan satu telur, dan itu pun tidak selalu setiap hari. Melansir laman Animal Diversity Web, telur tersebut akan menetas dalam waktu sekitar 7 hari dan tidak mendapatkan perawatan dari induknya. Karena tingkat kelangsungan hidup telur dan larva sangat rendah, populasi ikan ini sangat rentan terhadap perubahan suhu, cahaya, atau gangguan fisik sekecil apa pun.
4. Merupakan spesies ikan pemakan segalanya

Dilansir laman Animal Diversity Web, sebagai ikan yang hidup di tempat dengan sumber daya terbatas, Devil’s Hole Pupfish beradaptasi menjadi omnivora oportunistik. Mereka memakan berbagai jenis alga mikroskopis seperti diatom, serta mikroorganisme kecil seperti invertebrata, telur serangga air, dan detritus organik. Salah satu sumber nutrisi mereka juga berasal dari serpihan kecil seperti pelet burung hantu yang jatuh ke dalam air. Proses makan mereka dilakukan di rak dangkal yang penuh cahaya matahari, tempat di mana alga dapat tumbuh. Karena ekosistem ini sangat kecil dan sensitif, ketersediaan makanan bisa berubah drastis dari waktu ke waktu dan berpengaruh langsung pada kondisi tubuh dan jumlah telur yang bisa dihasilkan.
5. Memiliki rentang hidup yang pendek

Umur Devil’s Hole Pupfish sangat pendek, yakni rata-rata hanya sekitar satu tahun saja. Dalam waktu yang singkat ini, mereka harus tumbuh, matang secara seksual, dan berkembang biak sebelum mati. Karena habitatnya kecil dan penuh tekanan, tingkat kematian sangat tinggi, terutama pada fase larva dan juvenil. Populasi mereka sering mengalami fluktuasi drastis: pada musim semi biasanya meningkat, lalu kembali menurun tajam saat musim panas atau kemarau panjang.
Dilansir laman National Park Service, populasi terendah yang pernah tercatat adalah hanya 35 ekor ikan pada 2013, menjadikannya salah satu populasi vertebrata terkecil di alam liar. Saat ini, ikan ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Critically Endangered. Banyak ilmuwan menyebutnya sebagai “ikan paling langka di dunia.” Upaya konservasi seperti pembiakan di laboratorium dan monitoring intensif dilakukan untuk mencegah kepunahan total. Meski kecil dan nyaris tak terlihat, keberadaan mereka adalah simbol penting dari pelestarian spesies unik di planet ini.
Devil’s Hole Pupfish hidup dalam kondisi yang sangat terbatas dan rentan, menjadikannya salah satu spesies dengan populasi terkecil di dunia. Keberadaannya menunjukkan bagaimana spesies dapat bertahan dalam habitat yang sangat sempit dan spesifik, tapi juga mengingatkan kita akan kerentanan mereka terhadap perubahan lingkungan dan gangguan manusia. Oleh karena itu, penting untuk terus melaksanakan upaya konservasi yang fokus pada perlindungan habitat asli, pemantauan populasi secara rutin, serta penelitian yang mendukung pemahaman lebih baik tentang kebutuhan ekologis jenis ikan ini.