Stasiun luar angkasa milik Tiongkok, Tiangong-1 semakin dekat dengan bumi. Stasiun luar angkasa yang sudah mati itu diprediksi jatuh ke bumi pada akhir Maret atau awal April. Berbagai sumber berita menyebutkan Tiangong-1 akan jatuh ke bumi antara 30 Maret hingga 2 April 2018.
Namun the Guardian menyatakan stasiun luar angkasa itu akan jatuh pada 1 April 2018.
Dilansir dari BBC, dan Space.com, Tiangong-1 adalah program ambisius luar angkasa milik Tiongkok dan merupakan prototipe untuk stasiun berawak yang akan diluncurkan pada tahun 2022. Tiangong-1 diluncurkan ke orbit pada tahun 2011 dan pada tahun 2016, Tiangong telah menyelesaikan misinya dan diharapkan jatuh kembali ke bumi.
Waktu dan tempat jatuhnya Tiangong sulit diprediksi. Karena pihak antariksa Tiongkok sudah tidak lagi mengendalikannya. Sebagian besar stasiun tersebut kemungkinan akan hancur terbakar saat perjalanannya menuju bumi. Namun beberapa puing stasiun diyakini tetap bertahan.
Pada tahun 2016, Tiongkok menegaskan telah kehilangan kontak dan tidak mengendalikan Tiangong-1. Sehingga mereka sudah tidak bisa lagi mengendalikan perilakunya. Badan Antariksa Eropa mengatakan lokasi jatuhnya Tiangong bisa terjadi di mana saja.
Namun kemungkinan berada di antara 43 derajat lintang utara dan selatan. Secara berkala, Badan Antariksa Eropa melakukan pembaruan terhadap lokasi Tiangong-1. Mereka menilai jatuhnya Tiangong kemungkinan akan terjadi mendekati akhir pekan ini.
Wakil Direktur Pusat Penelitian Antariksa Luar Angkasa Australia, Dr Elias Aboutanios, mengatakan tingkat kecepatan stasiun Tiangong semakin lama semakin cepat.
Tiangong akan mulai terbakar saat berjarak sekitar 100 km dari bumi dan menyebabkan bagian stasiun hangus. Jika Tiangong jatuh ke bumi di malam hari, Elias mengatakan jatuhnya stasiun ini akan nampak seperti meteor atau bintang jatuh.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir dengan jatuhnya stasiun Tiangong ini. Karena sebagian besar stasiun seberat 8,5 ton itu akan hancur saat melewati atmosfer.
Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, benda-benda besar yang jatuh ke bumi biasanya hanya menyisakan 20 hingga 40 persen dari massa asli. Kemungkinan Tiangong jatuh jauh dari pusat keramaian atau berakhir di tengah lautan.