Tak Selalu Buruk, 5 Dampak Baik Pandemik COVID-19 bagi Lingkungan 

Pandemik COVID-19 memaksa banyak kegiatan agar terhenti. Bahkan, banyak negara telah menetapkan lockdown, menutup sekolah, dan menghentikan aktivitas bisnis yang tidak mendesak. Dikutip dari laman Inhabitat, minimnya aktivitas di berbagai sektor telah meminimalkan produksi limbah sehingga meningkatkan kualitas udara.

Selain itu, adanya batasan penerbangan juga berdampak pada menurunnya emisi penerbangan di udara secara signifikan. Selain itu, semakin sedikitnya mobilitas orang yang bepergian dengan kendaraan bermotor menyebabkan emisi gas rumah kaca menurun drastis dibanding hari-hari biasa.

Menurunnya aktivitas di air akibat pandemik COVID-19 membuat kualitas air menjadi lebih baik dan bersih. Salah satu yang paling terlihat dampaknya adalah perairan di kanal-kanal Venesia.

Akibat tidak adanya aktivitas wisata dengan perahu motor selama lockdown Itali, jumlah polutan air telah menurun secara dramatis. Itu sebabnya, air di kanal Vensia menjadi tampak begitu jernih dan ikan-ikan di sana tampak begitu jelas yang membuat para warga terkagum-kagum melihatnya.

Tak hanya itu, menurunnya jumlah sampah membuat air di sungai dapat mengalir dengan lancar karena terbebas dari sumbatan.

Karena kualitas udara dan air yang lebih bersih, berbagai macam tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik, terlebih karena tidak ada gangguan manusia. Karena tanaman dibiarkan berkembang dan tumbuh, akhirnya dapat menghasilkan lebih banyak oksigen. Hal ini juga berlaku bagi vegetasi di air karena tidak adanya limbah yang berpotensi mengganggu aliran air.

Pandemik COVID-19 ternyata juga berdampak terhadap kehidupan hewan liar. Salah satu akibat kebijakan lockdown di India yang sudah berlangsung selama beberapa bulan, banyak pantai yang kemudian menjadi kosong.

Itu sebabnya di sepanjang pantai negara bagian timur Odisha, lebih dari 475 ribu kura-kura laut Olive Ridley yang terancam punah tiba di sana untuk menggali sarang dan bertelur. Menurut laman Cosmopolitan, semuanya berjumlah sekitar 60 juta telur.

Selain itu, akibat menurunnya jumlah turis dan aktivitas di air, jumlah kawanan flamingo di laguna di Albania meningkat dibanding biasanya. Tak hanya itu, kawanan ikan pari jenis Rhinoptera Jayakari juga tampak di Dubai Marina.

Pada saat COVID-19 pertama kali mewabah, diperkirakan virus ini berasal dari Pasar Wuhan, tempat satwa liar diperdagangkan secara bebas. Kasus ini membuka mata banyak orang bahwa perdagangan hewan liar secara ilegal adalah hal yang tidak tepat.

Sebab, hewan-hewan liar ini berpotensi membawa penyakit yang bisa menular kepada manusia. Terlebih, perdagangan satwa liar secara ilegal juga memicu kepunahan berbagai spesies hewan akibat perburuan liar.

Walaupun pandemik COVID-19 memiliki dampak baik bagi lingkungan, tentunya kita semua berharap agar pandemik ini segera berakhir dan hal-hal baik di atas tetap berlanjut.