Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ulat Berbahaya yang Tidak Boleh Disentuh, Bisa Bikin Gagal Ginjal!

Ulat ngengat buck, salah satu ulat paling berbahaya (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)
Ulat ngengat buck, salah satu ulat paling berbahaya (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Tak bisa dipungkiri kalau ulat merupakan salah satu jenis hewan yang sangat ditakuti manusia. Bukan karena gigitannya yang tajam, namun hewan ini ditakuti karena tubuhnya yang beracun, berbisa, dan berbahaya bagi manusia. Bayangkan saja, jika kamu menyentuh ulat, khususnya ulat bulu maka kulit bisa terasa panas, timbul benjolan, timbul rasa gatal, sampai mengakibatkan iritasi yang cukup serius.

Kebanyakan ulat memang tak bisa memberikan efek yang terlalu serius, tapi tak sedikit juga spesies ulat yang sangat berbahaya bagi manusia. Jika disentuh, mereka bisa menyebabkan iritasi, muntah-muntah, rasa pusing, sampai gangguan ginjal yang parah. Nah, karenanya kita akan membahas beberapa ulat berbahaya yang ada di dunia. Simak dan cermati supaya kamu aman dari ancaman ulat-ulat tersebut!

1. Ulat ngengat silkworm raksasa

Ulat ngengat silkworm raksasa (commons.wikimedia.org/নয়ন জ্যোতি নাথ)
Ulat ngengat silkworm raksasa (commons.wikimedia.org/নয়ন জ্যোতি নাথ)

Artikel di jurnal Cytotechnology menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Lonomia obliqua ini sangat berbahaya bagi manusia. Tercatat, jika duri berbisanya menusuk kulit manusia maka korban bisa mengalami pendarahan otak, gagal ginjal, sampai kematian. Ulat ini juga jadi salah satu ulat paling berbahaya di dunia. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir kasus envenomasi juga marak terjadi. Alhasil, kamu harus berhati-hati dengan ulat berbulu ini.

Untungnya sudah ada anti serum untuk menangani efek bisa ulat ini. Setelah diberikan anti serum banyak korban yang membaik dan bisa diselamatkan. Ulat ini juga tak ada di Indonesia, sebaliknya populasinya sangat berlimpah di Brazil. Tapi yang berbahaya hanyalah ulatnya. Saat sudah menjadi ngengat dewasa hewan ini sama sekali tidak berbahaya dan hanya jadi ngengat biasa yang keluar di malam hari dan punya sayap berwarna cokelat.

2. Ulat processionary pine

Ulat processionary pine (commons.wikimedia.org/Salvatore Ingala)
Ulat processionary pine (commons.wikimedia.org/Salvatore Ingala)

Dilansir CABI Digital Library, Thaumetopoea pityocampa atau ulat processionary pine bisa ditemukan di Kanada dan Amerika Serikat. Seperti namanya, larva ngengat ini sering ditemukan di pohon pine atau pinus. Tubuhnya agak pendek, warna dasarnya hitam, bagian atas tubuhnya terdapat corak jingga kecokelatan, dan tubuhnya diselimuti bulu lebat. Nah, bulu-bulu itulah yang berbahaya dan bisa menyebabkan rasa gatal, urticaria, sampai iritasi mata yang cukup parah.

Kehadirannya juga cukup merugikan karena ia mampu memakan daun pinus dan akhirnya merusak hutan dan pohon pinus. Oleh karena itu, pemerintah lokal mulai melakukan pengontrolan populasi. Tapi itu jika membahas ulat atau larvanya. Setelah dewasa, hewan ini akan berubah menjadi ngengat kecil berwarna hitam yang sama sekali tidak berbahaya.

3. Ulat kucing

Ulat kucing (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)
Ulat kucing (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Seperti namanya, Megalopyge opercularis atau ulat kucing punya bulu yang lebat seperti kucing. Bulu tersebut hadir dalam berbagai warna, seperti putih, kekuningan, dan cokelat. Tak hanya pada ulatnya, bulu lebat tersebut juga hadir pada individu dewasa atau ngengatnya. Karena hal tersebut, ngengat hewan ini disebut sebagai ngengat flannel. Sekilas, ulat kucing memang terlihat menggemaskan dengan tubuh berbulu.

Tapi jangan salah, kontak dengan bulunya bisa menyebabkan banyak komplikasi, lho. Tercatat, hewan ini mampu menyebabkan pusing, sakit kepala, muntah-muntah, sakit perut luar biasa, lymphadenopathy, lymphadenitis, pendarahan, sampai gangguan pernafasan, jeas Myadlm. Jika hal tersebut terjadi korban harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan medis. Untungnya, ulat ini tak ada di Indonesia jadi kamu bisa sedikit tenang.

4. Ulat saddleback

Ulat saddleback (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)
Ulat saddleback (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)

Jika dibandingkan ulat lain, Acharia stimulea atau ulat saddleback jadi salah satu yang paling mencolok dan mudah dikenali. Pertama, badannya pendek dan kecil. Kedua, ia memiliki corak hijau besar di punggungnya. Terakhir, tubuhnya berwarna dasar cokelat yang ditumbuhi duri-duri tajam dan tonjolan panjang. Nah, duri-duri itu mampu menusuk manusia dan bisa menyebabkan rasa sakit dan komplikasi lain, jelas Bug Guide.

Lebih lanjut, beberapa komplikasi yang disebabkan bisa ulat ini mencakup sakit kepala, pendarahan, asma, sampai gangguan pencernaan. Tak hanya ulatnya, kepompong ulat ini juga memiliki duri-duri disekitarnya. Ia juga memiliki bulu halus yang bisa beterbangan jika terkena angin. Bulu-bulu tersebut memang tidak terlalu berbahaya, namun jika terkena kulit bisa menyebabkan iritasi dan rasa gatal yang cukup mengganggu.

5. Ulat ngengat buck

Ulat ngengat buck (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)
Ulat ngengat buck (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Spesies terakhir adalah Hemileuca maia atau ngengat buck yang bisa ditemukan Kanada dan Amerika Serikat, terang GBIF. Nah, sama seperti spesies lain di daftar ini, ulat ngengat buck sangat berbahaya karena ia memiliki bisa yang kuat. Dalam hal ini, korban yang menyentuh atau tertusuk durinya bisa mengalami iritasi berat, rasa terbakar di kulit, sampai pembengkakan yang parah. Jika korban tersengat maka ia harus segera dibawa ke rumah sakit.

Saat ini jumlah korban juga terus bertambah dan hal tersebut terjadi karena ulat ngengat buck mulai umum ditemukan di area pemukiman. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan dan membuat banyak orang was-was. Secara umum, habitat utama ulat ini adalah pepohonan pinus. Untungnya, ia hanya bisa dijumpai di wilayah Amerika Utara dan tidak ada di Indonesia.

Walau kecil, nyatanya banyak ulat berbabaya yang mampu menyebabkan iritasi, muntah-muntah, gangguan pencernaan, gagal ginjal, sampai kematian. Mereka juga bisa ditemukan di berbagai habitat, mulai dari pohon pinus sampai area pemukiman. Untungnya ulat-ulat tersebut tidak bisa ditemukan di Indonesia. Namun, kalau suka bepergian ke luar negeri kamu harus waspada terhadap ulat-ulat berbahaya tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us