5 Fakta Voodoo, Kepercayaan Unik di Haiti yang Sering Disalahpahami

Hanya ada sedikit kepercayaan keagamaan yang diremehkan atau bahkan disalahpahami seperti Vodou atau Voodoo. Voodoo merupakan agama diaspora Afrika yang memiliki pengikut yang cukup banyak di Karibia dan sekitarnya.
Namun, ada beberapa film Hollywood, contohnya White Zombie (1932), yang mengisahkan tentang mayat hidup dan hubungannya dengan kepercayaan Voodoo. Film ini menggambarkan bahwa upacara dan ritual Voodoo adalah ilmu hitam yang condong pada kejahatan.
Faktanya, seperti dikutip The Guardian, para ahli mengatakan bahwa penggambaran Voodoo sebagai ritual yang mengarah pada kejahatan atau setan itu ternyata merupakan kesalahpahaman. Pasalnya, kosmologi spiritual Voodoo jelas-jelas mengarah pada rasa kebersamaan dan mengajarkan kebenaran secara moral, seperti yang diajarkan agama lain. Jadi, penggambaran budaya modern tentang Voodoo bisa dibilang agak kejam, nih, karena terang-terangan menggambarkan Voodoo dengan ritual pengorbanan manusia. Meskipun faktanya tidak benar, ya.
Voodoo justru tidak menghakimi siapa pun. Kepercayaan ini merangkul semua pengikutnya. Pecandu alkohol, pencuri, gelandangan, orang yang sakit mental, dan lain sebagainya, diterima di kuil Voodoo. Mereka bahkan dianggap sama dengan penganut voodoo lainnya. Nah, seperti apa kepercayaan Voodoo sebenarnya?
1. Asal usul Voodoo

Vodou atau yang lebih dikenal dengan Voodoo adalah agama tradisional yang dikaitkan dengan negara kepulauan Haiti. Agama ini pertama kali muncul di Haiti pada abad ke-16, saat pulau tersebut masih dikenal sebagai Hispaniola. Saat itu, ribuan orang Afrika Barat dijadikan budak dan dibawa ke pulau tersebut untuk melakukan kerja paksa di perkebunan tebu dan kopi.
Dalam dunia akademis, Voodoo sering disebut sebagai Vodou Haiti. Nah, penyebutan ini dipakai untuk membedakannya dari kepercayan Voodoo lain, seperti yang dipraktikkan di Louisiana. Ada pula Vodun, kepercayaan awal yang muncul di Afrika, yang unsur-unsurnya diterapkan dalam Voodoo saat ini.
Voodoo berasal dari kepercayaan yang sudah ada, yang dibawa ke Haiti oleh orang-orang dari Afrika Barat yang mengalami perbudakan. Meskipun demikian, praktik Voodoo tidak berasal dari suku murni di Afrika Barat. Pasalnya, banyak yang saat itu diperbudak di Haiti, juga menganut agama Kristen yang akhirnya dikembangkan di Haiti. Kepercayaan ini pun bercampur dengan pengaruh para pedagang budak Prancis yang menguasai Haiti pada saat itu, serta kepercayaan penduduk asli Karibia yang juga berkontribusi pada perkembangan Voodoo di Haiti.
Para budak ini diperlakukan seperti hewan ternak, karena mereka bisa diperjualbelikan, dan tidak lebih berharga daripada seekor sapi. Itulah sebabnya, kepercayaan Voodoo tercipta berkat semangat mereka untuk menentang hal tersebut. Para budak ini tidak mau direndahkan layaknya binatang. Mereka manusia yang bisa berpikir, bisa bekerja, dan punya semangat untuk merdeka. Itulah sebabnya, Voodoo menjadi salah satu pencetus terjadinya Revolusi Haiti.
2. Lwa, roh yang sering dikaitkan dengan kepercayaan Voodoo

Salah satu kepercayaan terpenting dalam Voodoo adalah keberadaan Lwa, roh yang menjadi subjek utama dari banyak ritual Voodoo. Lwa adalah jajaran besar berbagai roh yang masing-masing terkait dengan aspek tertentu dalam kehidupan rakyat Haiti. Biasanya dikelompokkan ke dalam keluarga dan dikaitkan dengan fenomena kesuburan dan kematian, Lwa bisa berwujud apa pun, seperti ular dan hewan lainnya, tetapi ia masih memiliki beberapa figur manusia, seperti yang digambarkan dalam seni Voodoo.
Menurut beberapa pemuka Voodoo, seperti yang dijelaskan The Guardian, ada ribuan Lwa, beberapa di antaranya tidak dikenal atau ditembus oleh manusia. Nah, penganut Voodoo sendiri, baik itu individu atau komunitas, biasanya akan mengabdi pada sejumlah roh pilihan atau yang relevan. Namun, karena Voodoo adalah agama yang terdesentralisasi, jumlah Lwa pun bervariasi dari satu komunitas ke komunitas lainnya.
Dalam mengatur alam semesta dan membentuk kehidupan dan takdir manusia, Lwa dibantu oleh roh lain, seperti Bondye, dewa pencipta yang pertama kali menciptakan alam semesta. Namun, para penganut Voodoo percaya kalau keberadaan Bondye tidak diketahui oleh Vodouist (penganut Voodoo). Itu sebabnya, Bondye tidak bisa dijangkau melalui doa atau ritual.
Oleh karena itu, Lwa dianggap sebagai perantara antara manusia dan dewa lain. Melalui Lwa, para Vodouist bisa lebih dekat dan memiliki kasih sayang dengan dewa lain yang tidak bisa dijangkau. Di samping Lwa, alam lain dalam kepercayaan Voodoo dihuni oleh beberapa kategori makhluk spiritual lainnya, serta arwah orang yang sudah meninggal.
3. Upacara dan ritual Voodoo

Penganut Voodoo umumnya berkomunikasi dengan Lwa dan kekuatan Voodoo lainnya melalui upacara ritual yang biasanya melibatkan satu Lwa tertentu. Nah, ritual ini dilakukan untuk tujuan tertentu. Ada ritual "sevi Lwa" yang berarti melayani roh.
Tujuan dari ritual Voodoo ini beragam, misalnya, nelayan Haiti ingin agar hasil tangkapannya melimpah dan ingin diberikan keselamatan saat sedang berlayar. Jadi, nelayan biasanya akan melaksanakan ritual Voodo dengan memberikan persembahan kepada Agwé, Lwa laut. Warna favorit Agwé adalah biru dan putih. Itu sebabnya, para penyembah ini harus menggunakan baju berwarna biru saat melakukan upacara untuk menghormati Agwé.
Agwé dikaitkan dengan maritim atau bahari. Adapun, persembahannya bisa meliputi kerang, alat bantu navigasi seperti teleskop, dayung dan peralatan berlayar lainnya. Makanan hangat serta minuman sampanye dan rum angkatan laut juga diberikan sebagai persembahan kepada Lwa. Nantinya, Lwa akan memberikan hadiahnya kepada mereka yang telah menghormatinya.
Sering kali, Voodoo dikaitkan dengan ritual pengorbanan, yang terkadang dilakukan sebagai pengorbanan manusia. Namun, ini hanya mitos belaka. Kendati demikian, pengorbanan hewan memang sering menjadi bagian utama dari ritual Voodoo. Hewan yang dikorbankan biasanya akan diberkati dan dipersiapkan secara khusus sebagai persembahan kepada Lwa yang dimaksud, sebelum nantinya sembelih untuk dikorbankan.
4. Dalam ritual Voodoo, istilah kesurupan tidak ada

Salah satu stereotip yang paling erat kaitannya dengan ritual Voodoo adalah kerasukan atau kesurupan. Melalui sudut pandang Kristen Barat, kelompok yang paling gencar mendiskreditkan dan merendahkan Voodoo sebagai satanisme yang berasal dari Afrika, praktik semacam itu terjadi ketika seseorang dirasuki oleh setan di bawah pengaruh ilmu hitam.
Namun, roh yang dimaksudkan untuk dipanggil oleh ritual Voodoo bukan setan, ya, melainkan Lwa. Lwa juga tidak merasuki penganut ritual Voodoo, tetapi justru menyembahnya. Lwa dianggap menunggangi mereka seperti kuda. Momen ini diekspresikan melalui tarian dan musik.
Agwé, misalnya, biasanya akan merasuki pengikutnya saat ritual dilakukan. Mereka yang mengikuti ritual ini akan meneriakkan kata-kata bahari, dan beberapa orang akan mencegah mereka yang ditunggangi oleh Agwé agar tidak nyebur ke laut. Demikian pula, hadiah-hadiah sering kali dikirim ke laut untuk menghormati Lwa. Acara-acara seperti itu dianggap menyenangkan, karena menggunakan musik dan tarian.
Jadi, ritual untuk menghidupkan kembali mayat hidup yang digambarkan dalam film-film Hollywood jelas bukan bagian dari ritual Voodoo, ya. Cerita zombi justru hanya ada dalam cerita rakyat Voodoo, bukan ritualnya. Kisah rakyat ini juga mirip seperti golem dalam Yudaisme, atau naga dalam Kristen.
5. Apakah agama Kristen dan Voodoo saling terkait?

Para penganut Voodoo percaya akan Tuhan lewat Alkitab Kristen. Nah, itulah mengapa, ada kesamaan antara roh-roh Lwa dan berbagai orang suci Kristen. Apalagi, upacara yang melibatkan Lwa ini biasanya dimulai dengan doa Katolik Roma, lho. Jadi, mungkinkah Voodoo sebagai denominasi Katolik?
Namun, Voodoo bukanlah denominasi Katolik. Voodoo justru dianggap sebagai sinkretisme Kristen dan Vodun Afrika Barat. Di samping itu, Voodoo memiliki tradisinya sendiri.
Pada saat orang-orang Afrika Barat yang diperbudak tiba di Hispaniola, orang yang membawa budak-budak ini akan memberikan waktu lebih dari seminggu untuk mereka berpindah agama ke Katolik, di samping sistem kepercayaan yang mereka praktikkan di Afrika. Orang-orang Afrika Barat ini pun harus beradaptasi dengan praktik dan gagasan spiritual yang baru.
Meskipun banyak sumber menganggap kalau hal ini sebagai momen lahirnya Voodoo, perkembangan Voodoo justru sudah terjadi sebelumnya. Namun, mengingat para pahlawan Revolusi Haiti mempraktikkan kepercayaannya tentang Lwa. Sistem kepercayaan Voodoo pun berkembang seiring dengan berdirinya negara Haiti itu sendiri.
Voodoo menjadi sistem kepercayaan yang sering kali disalahpahami. Kamu pasti mengira kalau ritual Voodoo berkaitan dengan ilmu hitam dan setan, mengingat apa yang digambarkan film tentang praktik Voodoo. Namun semoga penjelasan di atas bisa membuka wawasanmu terhadap Voodoo dengan tepat, ya!